Perbaikan Sekolah Terdampak Bencana Rp 1 Miliar
Perbaikan untuk sementara diberikan kepada sekolah dengan kerusakan di bawah Rp 200 juta.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng menganggarkan Rp 1 miliar untuk perbaikan sekolah terdampak bencana pada bulan Januari lalu. Perbaikan itu akan diusulkan di anggaran perubahan.
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa Jumat (2/3) kemarin mengatakan, anggaran perbaikan sekolah yang dimaksud hanya untuk sekolah yang mengalami kerusakan dengan nilai kerugian di bawah Rp 200 juta. Terdata ada belasan sekolah yang sudah mengajukan perbaikan atas kerusakan akibat bencana. Baik kerusakan tembok penyengker dan bangunan sudut sekolah lainnya.
“Dari hasil pendataan kami, sekolah yang membutuhkan anggaran tidak sampai proses tender atau di bawah Rp 200 juta, maka kita akan posting di anggaran perubahan, kalau yang perlu tender tentu waktunya tidak cukup, maka ini yang digeser ke anggaran induk,” kata dia.
Misalnya SDN 5 Banjar, SDN 3 Munduk yang memerlukan penataan ulang, dengan meninggikan dasar bangunan sekolah. Selain itu Suyasa juga mengatakan sejauh ini ada sepuluh sekolah yang terdeteksi memiliki bahaya bencana alam yang kebanyakan berlokasi di bawah aliran sungai.
Hal tersebut yang menyebabkan sekolah yang bersangkutan menjadi langganan sekolah terdampak bencana saat puncak musim penghujan. Menyikapi hal tersebut selain melakukan penataan ulang dengan peninggian, juga akan dilakukan program penyenderan untuk mengamankan area sekolah dari luapan air sungai. “Program penyenderan yang lebih banyak dan digarap bertahap setiap tahunnya, fokus ke sepuluh sekolah itu dulu,” kata dia.
Sementara itu opsi relokasi sekolah-sekolah yang rawan bencana sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena terhambat penyediaan lahan baru untuk pembangunan sekolah baru. Sehingga jalan keluar satu-satunya untuk sekolah rawan bencana akan ditata ulang dengan meninggikan pondasi bangunan sekolah.*k23
Kepala Disdikpora Buleleng, Gede Suyasa Jumat (2/3) kemarin mengatakan, anggaran perbaikan sekolah yang dimaksud hanya untuk sekolah yang mengalami kerusakan dengan nilai kerugian di bawah Rp 200 juta. Terdata ada belasan sekolah yang sudah mengajukan perbaikan atas kerusakan akibat bencana. Baik kerusakan tembok penyengker dan bangunan sudut sekolah lainnya.
“Dari hasil pendataan kami, sekolah yang membutuhkan anggaran tidak sampai proses tender atau di bawah Rp 200 juta, maka kita akan posting di anggaran perubahan, kalau yang perlu tender tentu waktunya tidak cukup, maka ini yang digeser ke anggaran induk,” kata dia.
Misalnya SDN 5 Banjar, SDN 3 Munduk yang memerlukan penataan ulang, dengan meninggikan dasar bangunan sekolah. Selain itu Suyasa juga mengatakan sejauh ini ada sepuluh sekolah yang terdeteksi memiliki bahaya bencana alam yang kebanyakan berlokasi di bawah aliran sungai.
Hal tersebut yang menyebabkan sekolah yang bersangkutan menjadi langganan sekolah terdampak bencana saat puncak musim penghujan. Menyikapi hal tersebut selain melakukan penataan ulang dengan peninggian, juga akan dilakukan program penyenderan untuk mengamankan area sekolah dari luapan air sungai. “Program penyenderan yang lebih banyak dan digarap bertahap setiap tahunnya, fokus ke sepuluh sekolah itu dulu,” kata dia.
Sementara itu opsi relokasi sekolah-sekolah yang rawan bencana sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena terhambat penyediaan lahan baru untuk pembangunan sekolah baru. Sehingga jalan keluar satu-satunya untuk sekolah rawan bencana akan ditata ulang dengan meninggikan pondasi bangunan sekolah.*k23
Komentar