Tjokorda Pemecutan Siap Hadapi Risiko
Sesepuh Beringin Kampanyekan KBS-Ace, Golkar Tak Bersikap
DENPASAR, NusaBali
Sesepuh Beringin yang kini anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI, siap menghadapi risiko sanksi yang akan dijatuhkan partainya, karena rajin turun mengkampanyekan pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace), Cagub-Cawagub Bali yang diusung PDIP-Hanura-PKPI-PAN-PKB-PPP. Sebaliknya, DPD I Golkar Bali tidak bersikap atas manuver Tjok Pemecutan membelot ke kubu lawan di Pilgub Bali 2018.
Tjok Pemecutan terakhir kali terjun saat acara deklarasi dukungan untuk KBS-Ace oleh 19 banjar se-Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang digelar di Banjar Indrajaya, Minggu (4/3) siang. Tjok Pemecutan bahkan ikut berorasi dan mengarahkan masyarakat Desa Ubung Kaja agar memilih KBS-Ace dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang.
Saat dikonfirmasi kembali NusaBali di kediamannya di Puri Ageng Pemecutan, Denpasar Barat, Senin (5/3), Tjok Pemecutan mengatakan dirinya satya wacana dengan ucapannya sejak awal untuk mendukung Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali) sebagai Calon Gubernur (Cagub Bali). Dia tidak mendukung Sudikerta menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali.
“Sejak awal saya sudah sampaikan ketika SGB akhirnya batal menjadi calon orang nomor satu di Bali, saya bisa berlawanan arah. Saya tidak mungkin menarik ucapan saya. Ini ucapan satya wacana saya,” tandas Raja Puri Pemecutan yang semasa walaka bernama Anak Agung Ngurah Manik Parasara ini.
Tjok Pemecutan mengatakan, dirinya mendukung figur dengan hati nurani sebagai warga yang memiliki hak memilih dan dipilih. “Ya, hati nurani saya mengarah ke sosok Koster-Cok Ace. Jadi, ini bukan urusan khianat-berhianat soal warna partai. Golkar memang mengusung Mantra-Kerta di Pilgub Bali 2018. Tapi, hati nurani saya berlawanan. Kita tidak pandang warna kali ini, saya lihat sosok Koster-Cok Ace ini bisa memimpin Bali ke depan, di mana adat dan budayanya harus dijaga,” tegas Tjok Pemecutan yang notabene mantan Ketua DPRD Badung dan anggota MPR di era Orde Baru.
Tidak takut dengan sanksi organisasi dari Golkar, yang dalam Pilgub Bali 2018 mengusung Mantra-Kerta (IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta) bersama Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB? “Saya sudah siap dengan segala risiko. Banyak kader Golkar yang sembunyi-sembunyi mengarah dukung KBS-Ace. Saya nggak perlu sebut orangnya. Tapi, saya satya wacana, tidak mau sembunyi-sembunyi. Saya bukan menjadi pengecut,” tegas pendiri Partai Golkar Bali ini.
Tjok Pemecutan menyebutkan, dirinya siap dipanggil induk organisasi kalau memang akan dimintai keterangan. “Saya siap memberikan jawaban dan argumentasi (jika dipanggil Partai Golkar, Red). Inilah demokrasi, pilih figur namanya. Ketika figur saya SGB (Sudikerta Gubernur Bali) tidak direkomendasi, ya saya boleh dong punya figur Cagub lain,” jelas suami dari fungsionaris DPD I Gokar Bali AA Suryaningsih ini.
Sementara itu, DPD I Golkar Bali belum menyikapi manuver Tjok Pemecutan. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan pihaknya merelakan sikap Tjok Pemecutan seperti itu. ”Ya sudahlah, sudah seperti itu, mau apalagi? Kami di Golkar melepas sudah. Begitu keinginan beliau, ya sudahlah, nggak usah saya tanggapi,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Wijaya menyebutkan, dengan kekuatan relawan, pendukung, dan koalisi partai pengusung, Mantra-Kerta terus bergerak menyapa masyarakat untuk mendulang suara di Pilgub Bali 2018. “Kita lebih fokuslah bergerak menemui masyarakat, baik relawan maupun pasangan calon secara langsung,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Tjok Pemecutan sendiri, sebagaimana diberitakan, awalnya hadir dalam acara deklarasi KBS-Ace yang melibatkan 50.000 massa di Lapangan Mengwi, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung, 28 Januari 2018. Kala itu, anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali ini berdalih kehadirannya di acara deklarasi KBS-Ace dalam kapasitas dirinya sebagai tokoh masyarakat.
Terakhir, Tjok Pemecutan hadir sekaloigus ikut berorasi saat deklarasi dukungan KBS-Ace di Desa Ubung Kaja, 4 Maret 2018. Dalam orasinya, Tjok Pemecutan mengajak masyarakat tidak melihat soroh atau partai, baik merah maupun kuning, tapi melihat kemampuan calon pemimpin untuk membawa Bali ke arah yang lebih baik. Dan, kemampuan itu dia lihat pada sosok Wayan Koster. “Mari, dalam Pilkada ini jangan melihat warna, jangan melihat soroh. Pilih calon yang memiliki kemampuan, pilihlah Koster-Ace,” ajaknya.
Tanpa ragu pula, Tjok Pemecutan mengajak seluruh kerabat dan keluarga yang masih ada kaitannya dengan Puri Pemecutan untuk mencoblos KBS-Ace dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. ”Saya meminta kerabat Puri Pemecutan juga memilih Koster-Ace,” pintanya. *nat
Tjok Pemecutan terakhir kali terjun saat acara deklarasi dukungan untuk KBS-Ace oleh 19 banjar se-Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara yang digelar di Banjar Indrajaya, Minggu (4/3) siang. Tjok Pemecutan bahkan ikut berorasi dan mengarahkan masyarakat Desa Ubung Kaja agar memilih KBS-Ace dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang.
Saat dikonfirmasi kembali NusaBali di kediamannya di Puri Ageng Pemecutan, Denpasar Barat, Senin (5/3), Tjok Pemecutan mengatakan dirinya satya wacana dengan ucapannya sejak awal untuk mendukung Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali) sebagai Calon Gubernur (Cagub Bali). Dia tidak mendukung Sudikerta menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali.
“Sejak awal saya sudah sampaikan ketika SGB akhirnya batal menjadi calon orang nomor satu di Bali, saya bisa berlawanan arah. Saya tidak mungkin menarik ucapan saya. Ini ucapan satya wacana saya,” tandas Raja Puri Pemecutan yang semasa walaka bernama Anak Agung Ngurah Manik Parasara ini.
Tjok Pemecutan mengatakan, dirinya mendukung figur dengan hati nurani sebagai warga yang memiliki hak memilih dan dipilih. “Ya, hati nurani saya mengarah ke sosok Koster-Cok Ace. Jadi, ini bukan urusan khianat-berhianat soal warna partai. Golkar memang mengusung Mantra-Kerta di Pilgub Bali 2018. Tapi, hati nurani saya berlawanan. Kita tidak pandang warna kali ini, saya lihat sosok Koster-Cok Ace ini bisa memimpin Bali ke depan, di mana adat dan budayanya harus dijaga,” tegas Tjok Pemecutan yang notabene mantan Ketua DPRD Badung dan anggota MPR di era Orde Baru.
Tidak takut dengan sanksi organisasi dari Golkar, yang dalam Pilgub Bali 2018 mengusung Mantra-Kerta (IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta) bersama Demokrat-Gerindra-NasDem-PKS-PBB? “Saya sudah siap dengan segala risiko. Banyak kader Golkar yang sembunyi-sembunyi mengarah dukung KBS-Ace. Saya nggak perlu sebut orangnya. Tapi, saya satya wacana, tidak mau sembunyi-sembunyi. Saya bukan menjadi pengecut,” tegas pendiri Partai Golkar Bali ini.
Tjok Pemecutan menyebutkan, dirinya siap dipanggil induk organisasi kalau memang akan dimintai keterangan. “Saya siap memberikan jawaban dan argumentasi (jika dipanggil Partai Golkar, Red). Inilah demokrasi, pilih figur namanya. Ketika figur saya SGB (Sudikerta Gubernur Bali) tidak direkomendasi, ya saya boleh dong punya figur Cagub lain,” jelas suami dari fungsionaris DPD I Gokar Bali AA Suryaningsih ini.
Sementara itu, DPD I Golkar Bali belum menyikapi manuver Tjok Pemecutan. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan pihaknya merelakan sikap Tjok Pemecutan seperti itu. ”Ya sudahlah, sudah seperti itu, mau apalagi? Kami di Golkar melepas sudah. Begitu keinginan beliau, ya sudahlah, nggak usah saya tanggapi,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Wijaya menyebutkan, dengan kekuatan relawan, pendukung, dan koalisi partai pengusung, Mantra-Kerta terus bergerak menyapa masyarakat untuk mendulang suara di Pilgub Bali 2018. “Kita lebih fokuslah bergerak menemui masyarakat, baik relawan maupun pasangan calon secara langsung,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Tjok Pemecutan sendiri, sebagaimana diberitakan, awalnya hadir dalam acara deklarasi KBS-Ace yang melibatkan 50.000 massa di Lapangan Mengwi, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung, 28 Januari 2018. Kala itu, anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali ini berdalih kehadirannya di acara deklarasi KBS-Ace dalam kapasitas dirinya sebagai tokoh masyarakat.
Terakhir, Tjok Pemecutan hadir sekaloigus ikut berorasi saat deklarasi dukungan KBS-Ace di Desa Ubung Kaja, 4 Maret 2018. Dalam orasinya, Tjok Pemecutan mengajak masyarakat tidak melihat soroh atau partai, baik merah maupun kuning, tapi melihat kemampuan calon pemimpin untuk membawa Bali ke arah yang lebih baik. Dan, kemampuan itu dia lihat pada sosok Wayan Koster. “Mari, dalam Pilkada ini jangan melihat warna, jangan melihat soroh. Pilih calon yang memiliki kemampuan, pilihlah Koster-Ace,” ajaknya.
Tanpa ragu pula, Tjok Pemecutan mengajak seluruh kerabat dan keluarga yang masih ada kaitannya dengan Puri Pemecutan untuk mencoblos KBS-Ace dalam Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang. ”Saya meminta kerabat Puri Pemecutan juga memilih Koster-Ace,” pintanya. *nat
Komentar