Bekas Galian yang Belum Diaspal Memakan Korban
Bekas galian pipa di Jalan Raya Sesetan, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan, sangat membahayakan dan sudah memakan korban.
DENPASAR, NusaBali
Sedikitnya ada tiga pengendara yang terjatuh akibat dari lubang yang berdiameter sekitar 2×2 meter membentuk huruf L tersebut berisikan pasir dan batu yang meluber ke jalan. Bekas galian tersebut dibuat pada Kamis (2/3) lalu, bahkan lebar galian tersebut memakan setengah jalan dari garis tengah ke barat.
Dari pantauan, bekas galian tersebut hanya dipasangi beberapa kayu berisikan tas kresek sebagai tanda bekas galian agar tidak dilewati pengendara. Kendati sudah ada tanda, banyak pengendara juga yang masih kurang melihat tanda tersebut dan hampir terperosok. Apalagi setiap kali kemacetan terjadi, para pengendara harus membawa kendaraannya dengan pelan. Tidak jarang pengendara secara mendadak menghindari bekas galian tersebut hingga melewati tepian jalan.
Salah satu warga setempat, Kadek Antara, 34, ditemui di lokasi mengatakan, galian yang dilakukan untuk memperbaiki pipa di bawah jalan sekitar 4 hari sebelumnya. Karena berada tepat di bawah jalan raya, maka dilakukan pembongkaran selama sekitar satu hari. Namun setelah selesai dikerjakan, kata Antara, ternyata tidak diaspal kembali, melainkan hanya diurug dengan batu kerikil dan pasir.
Akibatnya kata Antara, warga yang melintasi jalan tersebut harus berkali-kali hampir terjerembab. "Galian itu sudah 4 hari lalu. Sampai sekarang belum diperbaiki. Padahal kemarin setiap menjelang sore pasti ada saja yang terjatuh, dari 4 hari itu sudah sekitar 3 pengendara yang jatuh. Karena kasihan, bos saya menaruh beberapa kayu dan plastik biar gak banyak korban lagi," jelas warga yang bekerja di tempat service variasi mobil tersebut.
Antara sempat melihat saat pekerja menggali jalan itu, terpasang plang bertuliskan PDAM. Namun tidak memperhatikan PDAM mana yang mengerjakan proyek tersebut. Antara mempertanyakan kenapa pihak PDAM setelah membongkar aspal yang bagus sekarang malah biarkan terbengkalai dan membahayakan masyarakat. "Gimana tanggung jawab PDAM, kasihan masyarakat yang jadi korban. Kalau memang menggali jalan ya harus dikembalikan seperti semula dong," kritik pria asal Tabanan tersebut.
Sementara itu saat dikonfirmasi PDAM Kota Denpasar IB Gede Arsana mengatakan, untuk galian pipa yang ada di kawasan Denpasar bukan ranahnya. Dia menyebut pipa tersebut merupakan milik PDAM Badung yang saluran airnya diambil dari IPA Blusung dan disalurkan ke seputaran Nusa Dua. Jika memang ada penggalian dan tidak dilakukan perbaikan itu bukan ranah PDAM Denpasar lagi namun PDAM Badung yang memiliki saluran pipa tersebut.
Oleh karena itu kata Arsana, jika memang ada proyek penggalian pipa yang dilakukan PDAM Kota Denpasar dipastikan akan dilakukan perbaikan dan pengaspalan kembali bekerjasama dengan PUPR Kota Denpasar. "Itu bukan kami yang punya, galian pipa tersebut merupakan galian pipa Badung yang menghubungkan ke jalur Nusa Dua dari IPA Blusung. Jadi sekali lagi itu bukan proyek kami, jika kami yang melakukan penggalian pasti sudah kami tindaklanjuti," tandasnya. *m
Dari pantauan, bekas galian tersebut hanya dipasangi beberapa kayu berisikan tas kresek sebagai tanda bekas galian agar tidak dilewati pengendara. Kendati sudah ada tanda, banyak pengendara juga yang masih kurang melihat tanda tersebut dan hampir terperosok. Apalagi setiap kali kemacetan terjadi, para pengendara harus membawa kendaraannya dengan pelan. Tidak jarang pengendara secara mendadak menghindari bekas galian tersebut hingga melewati tepian jalan.
Salah satu warga setempat, Kadek Antara, 34, ditemui di lokasi mengatakan, galian yang dilakukan untuk memperbaiki pipa di bawah jalan sekitar 4 hari sebelumnya. Karena berada tepat di bawah jalan raya, maka dilakukan pembongkaran selama sekitar satu hari. Namun setelah selesai dikerjakan, kata Antara, ternyata tidak diaspal kembali, melainkan hanya diurug dengan batu kerikil dan pasir.
Akibatnya kata Antara, warga yang melintasi jalan tersebut harus berkali-kali hampir terjerembab. "Galian itu sudah 4 hari lalu. Sampai sekarang belum diperbaiki. Padahal kemarin setiap menjelang sore pasti ada saja yang terjatuh, dari 4 hari itu sudah sekitar 3 pengendara yang jatuh. Karena kasihan, bos saya menaruh beberapa kayu dan plastik biar gak banyak korban lagi," jelas warga yang bekerja di tempat service variasi mobil tersebut.
Antara sempat melihat saat pekerja menggali jalan itu, terpasang plang bertuliskan PDAM. Namun tidak memperhatikan PDAM mana yang mengerjakan proyek tersebut. Antara mempertanyakan kenapa pihak PDAM setelah membongkar aspal yang bagus sekarang malah biarkan terbengkalai dan membahayakan masyarakat. "Gimana tanggung jawab PDAM, kasihan masyarakat yang jadi korban. Kalau memang menggali jalan ya harus dikembalikan seperti semula dong," kritik pria asal Tabanan tersebut.
Sementara itu saat dikonfirmasi PDAM Kota Denpasar IB Gede Arsana mengatakan, untuk galian pipa yang ada di kawasan Denpasar bukan ranahnya. Dia menyebut pipa tersebut merupakan milik PDAM Badung yang saluran airnya diambil dari IPA Blusung dan disalurkan ke seputaran Nusa Dua. Jika memang ada penggalian dan tidak dilakukan perbaikan itu bukan ranah PDAM Denpasar lagi namun PDAM Badung yang memiliki saluran pipa tersebut.
Oleh karena itu kata Arsana, jika memang ada proyek penggalian pipa yang dilakukan PDAM Kota Denpasar dipastikan akan dilakukan perbaikan dan pengaspalan kembali bekerjasama dengan PUPR Kota Denpasar. "Itu bukan kami yang punya, galian pipa tersebut merupakan galian pipa Badung yang menghubungkan ke jalur Nusa Dua dari IPA Blusung. Jadi sekali lagi itu bukan proyek kami, jika kami yang melakukan penggalian pasti sudah kami tindaklanjuti," tandasnya. *m
Komentar