nusabali

MMDP Larang Ogoh-ogoh Politik

  • www.nusabali.com-mmdp-larang-ogoh-ogoh-politik

Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Buleleng melarang pembuatan ogoh-ogoh berwajah tokoh politik.

SINGARAJA, NusaBali

Larangan tersebut sudah disebar ke 169 desa pakraman di Buleleng, jelang perayaan Hari Raya Nyepi pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (17/3) mendatang. Ketua MMDP Buleleleng Dewa Putu Budarsa, Selasa (6/3), menegaskan hal tersebut. Sesuai dengan ketentuan, pembuatan ogoh-ogoh dilarang memakai rupa di luar rupa raksasa atau buta kala. Seperti ogoh-ogoh berwajah selebritis maupun tokoh politik. “Dari tahun kemarin sudah kami imbau, bentuk ogoh-ogoh hanya berupa raksasa atau buta kala, karena fungsinya menyomia buta kala saat Nyepi,” kata dia.

Hal tersebut ditekankan untuk menjaga situasi tetap kondusif pada pergantian tahun baru saka 1940. Apalagi tahun ini adalah tahun politik yang dinilai sangat rentan terjadinya pergesekan antar pengusung calon yang dijagokan. Selain itu, dalam pengarakan ogoh-ogoh yang akan digelar pada Tilem Kasanga, Jumat (16/3) mendatang, juga ditekankan untuk tidak menggunakan iringan musik yang tidak lazim, seperti lagu dangdut dan musik rock.

Pengusungan ogoh-ogoh, jelas Budarsa, harus meggunakan gambelan baleganjur. Dia pun menegaskan kepada seluruh kelian atau bendeesa desa pakraman/adat agar tetap mengawasi dan memonitor generasi mudanya dalam pengarakan ogoh-ogoh nanti. Masing-masing kelian desa pakraman agar bertanggung jawab penuh atas desanya.

Budarsa mengatakan pengarakan ogoh-ogoh oleh satu tempek atau banjar adat hanya diarak sejauh wilayahnya saja. “Agar tidak terjadi gesekan tidak boleh melewati batas desa atau banjar. Kami juga melarang pengarak ogoh-ogoh mengkonsumsi miras,” imbuh dia.

Sementara itu, sejauh ini data terkini jumlah ogoh-ogoh yang akan diarak saat pangerupukan pada sembilan kecamatan sudah mencapai angka seribu.

Jumlah tersebut diyakininya akan terus bertambah hingga H-1 Pangerupukan. Pihaknya juga mengimbau kepada desa pakraman agar menegaskan proses pralina ogoh-ogoh pasca diarak. Sehingga tidak ada lagi ogoh-ogoh yang didiamkan hingga bertahun-tahun di balai banjar. Hal itu dinilainya akan berdampak dan mengganggu aktivitas krama, seperti paruman dan kegiatan lain.*k23

Komentar