Penerapan Absen Wajah Ribet
Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung menggelar uji coba absen elektronik retina mata atau dikenal absen wajah pada sekolah di Klungkung.
SEMARAPURA, NusaBali
Absen ini dimulai Januari 2018 dengan anggaran pengadaan mesin sekitar Rp 900 juta. Upaya ini untuk meningkatkan disiplin para guru dari segi kehadiran tepat waktu di sekolah. Setelah dua bulan berjalan, sejumlah guru merasa ribet menjalankan absensi wajah ini. Karena mereka harus hadir tepat waktu, kalau terlambat sedikit saja sesuai waktu yang ditentukan maka tidak akan ada toleransi. Logikanya, seorang guru juga menjadi seorang ayah, harus bermasyarakat, dan lainnya sehingga kerap memicu terlambat datang ke sekolah.
Di samping itu, saat mendampingi siswa kegiatan perlombaan juga tidak bisa absensi sesuai waktu yang ditentukan lewat elektronik tersebut. Yakni untuk pagi hari pukul 06.30 Wita-07.00 Wita, sedangkan absen siangnya pukul 14.00 Wita. “Kalau di sekolah saya rasa absensi wajah ini belum tepat diterapkan. Karena sewaktu-waktu guru juga memiliki kegiatan di luar, apabila terlambat absen otomatis tidak terbaca oleh sistem,” ujar seorang guru SMP di Klungkung yang enggan disebutkan namanya.
Kata guru tadi, dalam hal ini yang diuntungkan kepala sekolahnya, karena tidak perlu pusing mengurus kehadiran guru sesuai waktu. Otomatis guru akan berusaha hadir tepat waktu di sekolah. Penerapan absen wajah ini bermula saat Tim Gerakan Disiplin Nasional (GDN) Pemkab Klungkung melakukan beberapa kali sidak ke sekolah-sekolah. Ketika tim turun ada saja persoalan yang ditemukan, salah satunya disiplin guru atau guru malas mengajar dan tidak tepat waktu datang ke sekolah.
Persolan ini juga sempat dibawa dalam rapat kerja Komisi III DPRD Klungkung, dengan Dinas Pendidikan Klungkung, di Kantor DPRD Klungkung, Senin 23 Januari 2017. Dampaknya siswa yang rela masuk ke sekolah terpaksa hanya bisa bermain-main di sekolahnya tanpa mendapat pengetahuan sebagai haknya karena hanya karena guru yang malas mengajar. "Kalau memang ada kegiatan adat yang tidak bisa ditinggalkan itu tentu bisa dimaklumi, tapi ini terjadi berkali-kali,” ujar Anggota DPRD Klungkung I Made Jana, dalam kesempatan itu.
Oleh karena itu, tahun 2017 Disdik memprioritaskan permasalahan kedisiplinan guru di Klungkung. Di antaranya tahun ini dipasang absensi retina mata di seluruh sekolah SD dan SMP di Klungkung. Untuk mengantisipasi kalau ada guru yang sering bolos saat jam mengajar atau terlambat hadir. Mengenai anggarannya sudah sudah disiapkan di APBD induk 2017, mencapai Rp 900.000.000 untuk pemasangan absensi retina mata di 137 SD dan 23 SMP.
Sekretaris Disdik Klungkung Ketut Sujana, Selasa (6/3), mengakui adanya persoalan tersebut yakni guru-guru merasa ribet dengan uji coba absensi wajah. Tujuan dari absensi wajah ini agar guru-guru hadir tepat waktu. “Kalau mau disiplin, ya tidak berat,” tegas Sujana, Selasa (6/3). Supaya para guru bisa menyesuaikan dengan perubahan ini, maka tidak serta merta diterapkan. Namun dilakukan masa ujicoba selama tujuh bulan, dari Januari-Juli 2018. Kata dia, selama ujicoba ini tidak ada persoalan yang signifikan.
Penerapan absensi wajah ini dilakukan untuk menghindari manipulasi absensi. Karena beberapa sekolah di Kabupaten Klungkung masih menggunakan absensi manual, ada pula yang sudah menerapkan absen elektrnik berupa sidik jari. Namun bercermin dari hasil temuan di sebuah instansi di Klungkung, absen sidik jari masih bisa dimanipulasi. Sehingga dipilih langsung penerapan absen dengan membaca retina mata. “Apabila guru ada kegiatan untuk kepentingan sekolah maupuan dinas, maka bisa dibuatkan surat tugas,” katanya.*wan
Di samping itu, saat mendampingi siswa kegiatan perlombaan juga tidak bisa absensi sesuai waktu yang ditentukan lewat elektronik tersebut. Yakni untuk pagi hari pukul 06.30 Wita-07.00 Wita, sedangkan absen siangnya pukul 14.00 Wita. “Kalau di sekolah saya rasa absensi wajah ini belum tepat diterapkan. Karena sewaktu-waktu guru juga memiliki kegiatan di luar, apabila terlambat absen otomatis tidak terbaca oleh sistem,” ujar seorang guru SMP di Klungkung yang enggan disebutkan namanya.
Kata guru tadi, dalam hal ini yang diuntungkan kepala sekolahnya, karena tidak perlu pusing mengurus kehadiran guru sesuai waktu. Otomatis guru akan berusaha hadir tepat waktu di sekolah. Penerapan absen wajah ini bermula saat Tim Gerakan Disiplin Nasional (GDN) Pemkab Klungkung melakukan beberapa kali sidak ke sekolah-sekolah. Ketika tim turun ada saja persoalan yang ditemukan, salah satunya disiplin guru atau guru malas mengajar dan tidak tepat waktu datang ke sekolah.
Persolan ini juga sempat dibawa dalam rapat kerja Komisi III DPRD Klungkung, dengan Dinas Pendidikan Klungkung, di Kantor DPRD Klungkung, Senin 23 Januari 2017. Dampaknya siswa yang rela masuk ke sekolah terpaksa hanya bisa bermain-main di sekolahnya tanpa mendapat pengetahuan sebagai haknya karena hanya karena guru yang malas mengajar. "Kalau memang ada kegiatan adat yang tidak bisa ditinggalkan itu tentu bisa dimaklumi, tapi ini terjadi berkali-kali,” ujar Anggota DPRD Klungkung I Made Jana, dalam kesempatan itu.
Oleh karena itu, tahun 2017 Disdik memprioritaskan permasalahan kedisiplinan guru di Klungkung. Di antaranya tahun ini dipasang absensi retina mata di seluruh sekolah SD dan SMP di Klungkung. Untuk mengantisipasi kalau ada guru yang sering bolos saat jam mengajar atau terlambat hadir. Mengenai anggarannya sudah sudah disiapkan di APBD induk 2017, mencapai Rp 900.000.000 untuk pemasangan absensi retina mata di 137 SD dan 23 SMP.
Sekretaris Disdik Klungkung Ketut Sujana, Selasa (6/3), mengakui adanya persoalan tersebut yakni guru-guru merasa ribet dengan uji coba absensi wajah. Tujuan dari absensi wajah ini agar guru-guru hadir tepat waktu. “Kalau mau disiplin, ya tidak berat,” tegas Sujana, Selasa (6/3). Supaya para guru bisa menyesuaikan dengan perubahan ini, maka tidak serta merta diterapkan. Namun dilakukan masa ujicoba selama tujuh bulan, dari Januari-Juli 2018. Kata dia, selama ujicoba ini tidak ada persoalan yang signifikan.
Penerapan absensi wajah ini dilakukan untuk menghindari manipulasi absensi. Karena beberapa sekolah di Kabupaten Klungkung masih menggunakan absensi manual, ada pula yang sudah menerapkan absen elektrnik berupa sidik jari. Namun bercermin dari hasil temuan di sebuah instansi di Klungkung, absen sidik jari masih bisa dimanipulasi. Sehingga dipilih langsung penerapan absen dengan membaca retina mata. “Apabila guru ada kegiatan untuk kepentingan sekolah maupuan dinas, maka bisa dibuatkan surat tugas,” katanya.*wan
Komentar