CT Scan di RSUD Bangli Rusak
Alat Computerized Tomography Scan (CT Scan) di RSUD Bangli rusak sejak dua bulan lalu. Selama itu, pasien yang membutuhkan layanan CT Scan di RSUD Bangli dirujuk ke RSU Sanjiwani Gianyar.
BANGLI, NusaBali
Tim teknisi telah melakukan perbaikan, namun belum bisa dioperasikan karena masih tahap setting atau pengaturan. Kasubag Hukum, Humas, dan Pemasaran RSUD Bangli, Ni Nyoman Purnamawati menyampaikan, CT Scan atau alat pencitraan untuk menggambarkan bagian-bagian tubuh tertentu menggunakan bantuan sinar-X, merupakan kerjasama antara PT Oksigen Medical dengan RSUD Bangli. CT Scan yang rusak telah diambil oleh pemilik barang yakni PT Oksigent Medical dan telah diganti dengan alat baru. “Alat pengganti kemampuan lebih canggih dan kini masih perlu dilakukan penyempurnaan pemasangan beberapa bagian,” jelas Purnamawati, Selasa (6/3).
Dijelaskan, CT Scan yang rusak berkapasitas 1 slide. Sementara CT Scan penggantinya berkapasitas 4 slide. Dengan peningkatan kapasitas, maka pelayanan akan lebih cepat. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat alat CT Scan sudah bisa digunakan,” harapnya. Jika terlalu lama tidak dioperasikan justru kerugian bagi RSUD Bangli. Pasca rusaknya alat CT Scan, sejumlah pasien yang membutuhkan alat tersebut dirujuk ke RSU Sanjiwani Gianyar sebagai rumah sakit rujukan Bali timur.
Dijelaskan, pasien hanya dirujuk untuk melakukan CT Scan, kemudian kembali menjalani perawatan di RSU Bangli. “Ini namanya rujukan parsial, rujukan hanya dilakukan untuk layanan CT Scan dan bagi pasien umum yang ingin melanjutkan perawatan di RSU Sanjiwani tidak jadi persoalan,” terangnya. Dijelaskan, tarif bagi pasien yang menjalani CT Scan mengacu pada Peraturan Bupati Bangli No 60 tahun 2011 tentang penetapan tarif pelayanan kesehatan pada RSUD Bangli. CT Scan tanpa kontras Rp 490.200, CT Scan Kepala Rp 600.000, CT Scan dengan thorak dan kontras Rp 1.034.000, CT Scan dengan ABL dan kontras Rp 1.034.000. “Tarif tersebut sudah termasuk biaya jasa sarana, jasa medic, dan jasa pelayanan,” beber Purnamawati.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen RSUD Bangli, drg Ni Wayan Wardani menjelaskan, untuk pengadaan CT Scan membutuhkan anggaran yang besar dengan kisaran Rp 8 miliar. “Anggaran terbatas sehingga rumah sakit belum bisa membeli alat tersebut. Untuk alat CT Scan masih menjalain kemitraan melalui KSO dengan PT Oksigen Medical,” terangnya. dr Wardani menyampaikan, untuk tahun 2018 melalui dana Alokasi Khusus (DAK), RSU Bangli melakukan pengadaan beberapa alat kedokteran. Pengadaan 1 unit CR Rp 782.563.597, pengadaan 1 unit Printer Procesing Film/paper Rp 111.548.569, pengadaan 1 unit USG 3 D/4 D Rp 918.894.877, pengadaan satu unit EEG Rp523.755.000, dan pengadaan satu unit Laser ND Yag Rp 207.472.500.
Sementara dari APBD Bangli alokasi dananya Rp 1,9 miliar untuk pengadaan satu unit Gems Mobile Surgical Fluoroscopic X-Ray System Spinel 3 GRp 1.332.662.264,000, pengadaan 1 unit Owl Diros Paint Therapy Rp 493.336.225, pengadaan satu unit Apron Songel Side Rp 5.000.000, pengadaan satu unit Probe Linear Light Frequency Rp 39.001.511, dan pengadaan satu unit UPS Rp 15.000.000. “Untuk pengadaan melalui sistem E Catalogue dan sudah teken kontrak dengan penyedia barang,” ungkapnya. Diakui, ada beberapa kendala yang dialami, sebab ada dari pusat berupa DAK baru cair pada bulan Agustus 2018. Sedangkan pembayaran sesuai kontrak pada bulan April 2018. “Kami masih berupaya melakukan negosiasi agar pembayaran bisa belakangan dari kontrak. Memang ada beberapa rekanan yang memberikan kelonggaran membayar belakangan,” sebutnya. *e
Tim teknisi telah melakukan perbaikan, namun belum bisa dioperasikan karena masih tahap setting atau pengaturan. Kasubag Hukum, Humas, dan Pemasaran RSUD Bangli, Ni Nyoman Purnamawati menyampaikan, CT Scan atau alat pencitraan untuk menggambarkan bagian-bagian tubuh tertentu menggunakan bantuan sinar-X, merupakan kerjasama antara PT Oksigen Medical dengan RSUD Bangli. CT Scan yang rusak telah diambil oleh pemilik barang yakni PT Oksigent Medical dan telah diganti dengan alat baru. “Alat pengganti kemampuan lebih canggih dan kini masih perlu dilakukan penyempurnaan pemasangan beberapa bagian,” jelas Purnamawati, Selasa (6/3).
Dijelaskan, CT Scan yang rusak berkapasitas 1 slide. Sementara CT Scan penggantinya berkapasitas 4 slide. Dengan peningkatan kapasitas, maka pelayanan akan lebih cepat. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat alat CT Scan sudah bisa digunakan,” harapnya. Jika terlalu lama tidak dioperasikan justru kerugian bagi RSUD Bangli. Pasca rusaknya alat CT Scan, sejumlah pasien yang membutuhkan alat tersebut dirujuk ke RSU Sanjiwani Gianyar sebagai rumah sakit rujukan Bali timur.
Dijelaskan, pasien hanya dirujuk untuk melakukan CT Scan, kemudian kembali menjalani perawatan di RSU Bangli. “Ini namanya rujukan parsial, rujukan hanya dilakukan untuk layanan CT Scan dan bagi pasien umum yang ingin melanjutkan perawatan di RSU Sanjiwani tidak jadi persoalan,” terangnya. Dijelaskan, tarif bagi pasien yang menjalani CT Scan mengacu pada Peraturan Bupati Bangli No 60 tahun 2011 tentang penetapan tarif pelayanan kesehatan pada RSUD Bangli. CT Scan tanpa kontras Rp 490.200, CT Scan Kepala Rp 600.000, CT Scan dengan thorak dan kontras Rp 1.034.000, CT Scan dengan ABL dan kontras Rp 1.034.000. “Tarif tersebut sudah termasuk biaya jasa sarana, jasa medic, dan jasa pelayanan,” beber Purnamawati.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen RSUD Bangli, drg Ni Wayan Wardani menjelaskan, untuk pengadaan CT Scan membutuhkan anggaran yang besar dengan kisaran Rp 8 miliar. “Anggaran terbatas sehingga rumah sakit belum bisa membeli alat tersebut. Untuk alat CT Scan masih menjalain kemitraan melalui KSO dengan PT Oksigen Medical,” terangnya. dr Wardani menyampaikan, untuk tahun 2018 melalui dana Alokasi Khusus (DAK), RSU Bangli melakukan pengadaan beberapa alat kedokteran. Pengadaan 1 unit CR Rp 782.563.597, pengadaan 1 unit Printer Procesing Film/paper Rp 111.548.569, pengadaan 1 unit USG 3 D/4 D Rp 918.894.877, pengadaan satu unit EEG Rp523.755.000, dan pengadaan satu unit Laser ND Yag Rp 207.472.500.
Sementara dari APBD Bangli alokasi dananya Rp 1,9 miliar untuk pengadaan satu unit Gems Mobile Surgical Fluoroscopic X-Ray System Spinel 3 GRp 1.332.662.264,000, pengadaan 1 unit Owl Diros Paint Therapy Rp 493.336.225, pengadaan satu unit Apron Songel Side Rp 5.000.000, pengadaan satu unit Probe Linear Light Frequency Rp 39.001.511, dan pengadaan satu unit UPS Rp 15.000.000. “Untuk pengadaan melalui sistem E Catalogue dan sudah teken kontrak dengan penyedia barang,” ungkapnya. Diakui, ada beberapa kendala yang dialami, sebab ada dari pusat berupa DAK baru cair pada bulan Agustus 2018. Sedangkan pembayaran sesuai kontrak pada bulan April 2018. “Kami masih berupaya melakukan negosiasi agar pembayaran bisa belakangan dari kontrak. Memang ada beberapa rekanan yang memberikan kelonggaran membayar belakangan,” sebutnya. *e
Komentar