Perajin Kewalahan Layani Pesanan Ogoh-ogoh
Perajin bade kewalahan menerima pesanan ogoh-ogoh jelang Hari Raya Nyepi. Bahkan perajin sampai membatasi pesanan ogoh-ogoh.
AMLAPURA, NusaBali
Mereka lebih memilih mengerjakan tapel (wajah) dibanding pembuatan ogoh-ogoh yang utuh. Upah kerjakan tapel dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Perajin Bade, Ida Ketut Santosa dari Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem mengaku membatasi terima pesanan. Ia lebih banyak melayani pembuatan tapel untuk ogoh-ogoh dibandingkan menerima pesanan ogoh-ogoh secara utuh. Saat ini ia tengah menyelesaikan 50 tapel berbagai ukuran dan bentuk dengan variasi harga Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Tujuan melayani pesanan tapel agar Sekaa Teruna juga kreatif membuat ogoh-ogoh sendiri secara utuh.
Dikatakan, membuat ogoh-ogoh merupakan kreativitas budaya Bali. “Ada peningkatan pesanan tapel untuk ogoh-ogoh. Tahun lalu sebanyak 40 tapel, kali ini sebanyak 50 tapel. Pemesan datang lengkap dengan membawa gambar,” jelas Ida Ketut Santosa, Selasa (6/3). Diakui, untuk ogoh-ogoh secara utuh mampu melayani sebanyak 10 buah. Sebab tenaga kerjanya terbatas, hanya empat orang. “Tenaga andal saya banyak yang telah sekolah ke luar Karangasem, beberapa ogoh-ogoh telah jadi dan telah diambil,” katanya.
Kisaran harga jual ogoh-ogoh secara utuh Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta. “Harga itu tidak ada bedanya dengan tahun lalu, kami memaklumi situasi ekonomi dengan daya beli masyarakat menurun,” lanjutnya. Berbeda dengan kreativitas ST Yowana Sidhakarya Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, membuat ogoh-ogoh sendiri. Kelian Banjar Adat Pegubugan, I Komang Dana, mengatakan pengerjaan ogoh-ogoh setiap sore hari berbagi tugas. “Tahun lalu juga kami membuat sendiri ogoh-ogoh, di sini kalangan pemuda antusias untuk berkarya,” kata Komang Dana.
Perajin ogoh-ogoh dari UD Taksu Bali di Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, I Wayan Bandem, mengaku hanya mampu menerima order 12 ogoh-ogoh. Sebab, tenaga kerja terbatas, ditangani 6 orang. “Kami hanya menerima pesanan 12 ogoh-ogoh,” ujar Wayan Bandem ditemui di tempat kerjanya. Harga jual kisaran Rp 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta. *k16
Perajin Bade, Ida Ketut Santosa dari Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, Karangasem mengaku membatasi terima pesanan. Ia lebih banyak melayani pembuatan tapel untuk ogoh-ogoh dibandingkan menerima pesanan ogoh-ogoh secara utuh. Saat ini ia tengah menyelesaikan 50 tapel berbagai ukuran dan bentuk dengan variasi harga Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Tujuan melayani pesanan tapel agar Sekaa Teruna juga kreatif membuat ogoh-ogoh sendiri secara utuh.
Dikatakan, membuat ogoh-ogoh merupakan kreativitas budaya Bali. “Ada peningkatan pesanan tapel untuk ogoh-ogoh. Tahun lalu sebanyak 40 tapel, kali ini sebanyak 50 tapel. Pemesan datang lengkap dengan membawa gambar,” jelas Ida Ketut Santosa, Selasa (6/3). Diakui, untuk ogoh-ogoh secara utuh mampu melayani sebanyak 10 buah. Sebab tenaga kerjanya terbatas, hanya empat orang. “Tenaga andal saya banyak yang telah sekolah ke luar Karangasem, beberapa ogoh-ogoh telah jadi dan telah diambil,” katanya.
Kisaran harga jual ogoh-ogoh secara utuh Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta. “Harga itu tidak ada bedanya dengan tahun lalu, kami memaklumi situasi ekonomi dengan daya beli masyarakat menurun,” lanjutnya. Berbeda dengan kreativitas ST Yowana Sidhakarya Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, membuat ogoh-ogoh sendiri. Kelian Banjar Adat Pegubugan, I Komang Dana, mengatakan pengerjaan ogoh-ogoh setiap sore hari berbagi tugas. “Tahun lalu juga kami membuat sendiri ogoh-ogoh, di sini kalangan pemuda antusias untuk berkarya,” kata Komang Dana.
Perajin ogoh-ogoh dari UD Taksu Bali di Banjar Desa Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem, I Wayan Bandem, mengaku hanya mampu menerima order 12 ogoh-ogoh. Sebab, tenaga kerja terbatas, ditangani 6 orang. “Kami hanya menerima pesanan 12 ogoh-ogoh,” ujar Wayan Bandem ditemui di tempat kerjanya. Harga jual kisaran Rp 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta. *k16
1
Komentar