Penyuluhan Pemadam Kebakaran Sasar Murid PAUD hingga SMP
Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung menyasar pelajar pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMP, untuk memberikan penyuluhan bahaya dan penanganan kebakaran.
MANGUPURA, NusaBali
Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Wayan Wirya, mengatakan pihaknya sengaja menyasar siswa PAUD hingga SMP untuk memperkenalkan secara dini tentang bahaya dan upaya penyelamatan kebakaran. Penyuluhan itu akan dilakukan secara berkelanjutan.
“Damkar Badung melakukan penyuluhan pemadam kebakaran kepada sisawa PAUD, TK, SD, dan SMP se-Badung. Penyuluhan ini dilakukan terhadap siswa karena banyaknya penduduk pendatang di Badung. Penduduk yang baru datang ke Badung tak semuanya tanggap terhadap bencana kebakaran,” tutur Wirya, Rabu (7/3).
Menurutnya, penyuluhan ini dilakukan selain kepada anak-anak juga orangtua yang mengantar dan menunggu di sekolah. Jadi harapannya anak-anak dibekali pengetahuan, juga orangtuanya.
Selain itu penyuluhan ini juga untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat, bagaimana cara memberitahukan adanya kebakaran kepada pemadam. Dari setiap kasus kebakaran yang terjadi, kebanyakan masyarakat mencari tim penyelamat kebakaran di pos damkar. Sehingga tak melakukan langkah penyelamatan awal sebelum api membesar. Dirinya mengaku masih banyak yang belum mengetahui nomor telepon darurat pos damkar.
Menurut Wirya, kebakaran yang terjadi selama ini mayoritas dipicu korsleting listrik. Untuk mengatasi hal itu pihaknya terus melakukan koordinasi dengan PLN. Tak jarang bertemu langsung dengan manajer PLN. Koodinasi yang lakukan adalah dalam upaya penyelamatan ketika terjadi kebakaran dengan cara segera memutus aliran listrik agar api tak meluas.
“Kebakaran terbanyak terjadi pada 2017 ada di Kuta selatan. Sementara sebelumnya di Kecamatan Kuta. Namun penyuluhan dilakukan di semua sekolah TK, PAUD, SD, dan SMP se-Badung,” ungkapnya. *p
“Damkar Badung melakukan penyuluhan pemadam kebakaran kepada sisawa PAUD, TK, SD, dan SMP se-Badung. Penyuluhan ini dilakukan terhadap siswa karena banyaknya penduduk pendatang di Badung. Penduduk yang baru datang ke Badung tak semuanya tanggap terhadap bencana kebakaran,” tutur Wirya, Rabu (7/3).
Menurutnya, penyuluhan ini dilakukan selain kepada anak-anak juga orangtua yang mengantar dan menunggu di sekolah. Jadi harapannya anak-anak dibekali pengetahuan, juga orangtuanya.
Selain itu penyuluhan ini juga untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat, bagaimana cara memberitahukan adanya kebakaran kepada pemadam. Dari setiap kasus kebakaran yang terjadi, kebanyakan masyarakat mencari tim penyelamat kebakaran di pos damkar. Sehingga tak melakukan langkah penyelamatan awal sebelum api membesar. Dirinya mengaku masih banyak yang belum mengetahui nomor telepon darurat pos damkar.
Menurut Wirya, kebakaran yang terjadi selama ini mayoritas dipicu korsleting listrik. Untuk mengatasi hal itu pihaknya terus melakukan koordinasi dengan PLN. Tak jarang bertemu langsung dengan manajer PLN. Koodinasi yang lakukan adalah dalam upaya penyelamatan ketika terjadi kebakaran dengan cara segera memutus aliran listrik agar api tak meluas.
“Kebakaran terbanyak terjadi pada 2017 ada di Kuta selatan. Sementara sebelumnya di Kecamatan Kuta. Namun penyuluhan dilakukan di semua sekolah TK, PAUD, SD, dan SMP se-Badung,” ungkapnya. *p
1
Komentar