SAR Latih Nelayan Lakukan Penyelamatan
Sebanyak tujuh kelompok nelayan, Rabu (7/3) pagi kemarin, mengikuti pelatihan potensi SAR teknik pertolongan di air yang digelar Kantor SAR Denpasar.
SINGARAJA, NusaBali
Pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Windu Sabha Budaya, Desa/Kecamatan Tejakula yang merupakan daerah dengan mata pencaharian nelayan terbanyak di Buleleng. Pelatihan yang digelar selama tiga hari yang dimulai dari tanggal 6-8 Maret mendatang juga diikuti oleh TNI, Polri, PMI, BPBD Buleleng, ORARI, RAPI, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata Buleleng, menghadirkan 10 orang instruktur dari Basarnas Bali.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana, mengatakan Bali dengan wilayah perairan yang cukup luas memiliki potensi kecelakaan laut yang tinggi. Apalagi selama ini aktivitas laut tidak hanya dilakukan oleh nelayan sebagai mata pencaharian, tetapi juga untuk wisatawan penunjang perekonomian masyarakat Bali.
“Pelatihan kali ini memberikan materi tentang water rescue, pesertanya diutamakan para nelayan, mengingat wilayah Buleleng Timur didominasi perairan dan banyak dari penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan,” ungkap dia.
Dengan pembekalan pemahaman tentang penyelamatan akan menambah kesiapsiagaan nelayan dan juga respon time yang cepat, tepat dan aman. Sehingga dapat menekan potensi jatuhnya korban jiwa. Pihaknya pun berharap dengan pelatihan ini semakin banyak potensi SAR yang berkompeten dan mampu mempersingkat respon time dalam penanganan di lapangan.
Seluruh peserta mendapatkan materi tentang Medical First Responder (MFR) yang meliputi pengenalan dasar, penilaian korban, bantuan hidup dasar serta resusitasi jantung, paru dan water rescue. Materi tersebut meliputi pedoman keselamatan di air, metode pertolonga di air, personal floating device, defend and release, towing and carry, akses dan pertolongan, teknik pencarian, renang laut serta bina fisik. Selain mendapatkan teori teknik pertolongan di air, peserta juga mempraktikkannya langsung di Pantai Segara Tejakula.
Sementara itu Wayan Manis, salah satu peserta mengaku sangat bersyukur mendapatkan pelatihan yang menurutnya sangat penting. Ia yang kesehariannya berada di laut lepas sangat memerlukan pengetahuan dan teknik-teknik penyelamatan saat melaut.
“Teknik-teknik yang diajarkan bisa menambah pengetahuan tentang keselamatan ketika sedang melaut dan semoga bisa bermanfaat jika nantinya saya dihadapkan dalam kondisi ada yang perlu pertolongan. Karena bagaimana pun juga semua pekerjaan memiliki risiko,” ungkap dia. *k23
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana, mengatakan Bali dengan wilayah perairan yang cukup luas memiliki potensi kecelakaan laut yang tinggi. Apalagi selama ini aktivitas laut tidak hanya dilakukan oleh nelayan sebagai mata pencaharian, tetapi juga untuk wisatawan penunjang perekonomian masyarakat Bali.
“Pelatihan kali ini memberikan materi tentang water rescue, pesertanya diutamakan para nelayan, mengingat wilayah Buleleng Timur didominasi perairan dan banyak dari penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan,” ungkap dia.
Dengan pembekalan pemahaman tentang penyelamatan akan menambah kesiapsiagaan nelayan dan juga respon time yang cepat, tepat dan aman. Sehingga dapat menekan potensi jatuhnya korban jiwa. Pihaknya pun berharap dengan pelatihan ini semakin banyak potensi SAR yang berkompeten dan mampu mempersingkat respon time dalam penanganan di lapangan.
Seluruh peserta mendapatkan materi tentang Medical First Responder (MFR) yang meliputi pengenalan dasar, penilaian korban, bantuan hidup dasar serta resusitasi jantung, paru dan water rescue. Materi tersebut meliputi pedoman keselamatan di air, metode pertolonga di air, personal floating device, defend and release, towing and carry, akses dan pertolongan, teknik pencarian, renang laut serta bina fisik. Selain mendapatkan teori teknik pertolongan di air, peserta juga mempraktikkannya langsung di Pantai Segara Tejakula.
Sementara itu Wayan Manis, salah satu peserta mengaku sangat bersyukur mendapatkan pelatihan yang menurutnya sangat penting. Ia yang kesehariannya berada di laut lepas sangat memerlukan pengetahuan dan teknik-teknik penyelamatan saat melaut.
“Teknik-teknik yang diajarkan bisa menambah pengetahuan tentang keselamatan ketika sedang melaut dan semoga bisa bermanfaat jika nantinya saya dihadapkan dalam kondisi ada yang perlu pertolongan. Karena bagaimana pun juga semua pekerjaan memiliki risiko,” ungkap dia. *k23
1
Komentar