Paiketan Krama Bali Tanya Penghentian Internet
“Jika ada kebijakan pemerintah atau lembaga publik yang merugikan kepentingan masyakat, tentu menjadi tugas Paiketan untuk mengkritisi sekaligus mencari jalan keluar yang terbaik”
Temui Ketua PHDI Prof IGN Sudiana
DENPASAR, NusaBali
Rencana pemutusan jaringan data seluler (internet) saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi Caka 1940 hingga kini masih jadi pro kontra. Di media sosial, berbagai komentar berdatangan tidak hanya dari masyarakat biasa, namun juga kalangan tokoh masyarakat, tokoh politik, hingga sulinggih. Tidak terkecuali tokoh-tokoh yang tergabung dalam Paiketan Krama Bali yang langsung menemui Ketua PHDI Bali, Prof Dr IGN Sudiana MSi, Jumat (9/3). Paiketan Krama Bali adalah kumpulan dari beberapa organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu untuk menjaga Bali. Berbagai organisasi di bidang kebudayaan, pariwisata, pertanian, agama dan hukum bergabung dalam paiketan ini.
Ketua 1 Paiketan Krama Bali Bidang Parahyangan, Ir Ketut Darmika menyampaikan, munculnya kesepakatan para tokoh agama di Bali tentang imbauan pemutusan jaringan data seluler (internet) saat Nyepi baru pertama kali ini dilakukan. Tak ayal, imbauan ini memang menuai pro dan kontra di masyarakat. “Jika ada kebijakan pemerintah atau lembaga publik yang merugikan kepentingan masyakat, tentu menjadi tugas Paiketan untuk mengkritisi sekaligus mencari jalan keluar yang terbaik. Jika ini (pemutusan data seluler, red) dipandang kurang baik, mohon agar dievaluasi kembali,” katanya.
Paiketan Krama Bali secara spirit siap mengawal aspirasi masyarakat yang bertujuan untuk kebaikan. Sebab semuanya dalam proses pembelajaran menuju yang lebih baik. Terkait pro kontra yang memang wajar terjadi ini, pihaknya mengharapkan masyarakat lebih santun dalam menyampaikan pendapatnya. “Semua elemen masyarakat hendaknya menyampaikan pendapat dengan santun agar tidak menambah masalah,” terangnya.
Menanggapi pro kontra di masyarakat, Ketua PHDI Bali IGN Sudiana menegaskan, ini merupakan seruan bersama. Sebenarnya, dalam seruan tersebut hanya mengharapkan provider penyedia jasa seluler untuk mematikan data seluler (internet) pada Sabtu 17 Maret 2018 pukul 06.00 Wita hingga Minggu 18 Maret pukul 06.00 Wita. Pemutusan jaringan internet ini hanya untuk paket data gawai (gadget). Sementara internet untuk akses pelayanan publik lainnya seperti rumah sakit, keamanan, cybercrime tetap diaktifkan. “Seruannya kan begitu. Pro kontra wajar ada. Tapi seruan bersama ini telah melalui pertimbangan dari semua tokoh agama,” katanya.
Sesungguhnya, kata Prof Sudiana, tujuan pemutusan jaringan data seluler buat sementara itu untuk menjaga kondusifnya perayaan Nyepi selama sehari dari adanya unsur provokasi maupun berita hoax yang seringkali dikonsumsi pengguna internet atau nitizen. Tak jarang pula, provokasi dan berita hoax itu akhirnya memancing amarah, sehingga mengganggu keheningan saat Nyepi. “Sebelum mengeluarkan seruan itu, ada perdebatan yang cukup panjang. Karena ditemukan di media sosial WhatsApp dan Facebook pada tahun-tahun sebelumnya, ada yang bikin berita hoax tentang kasus Bedugul, kasus di Padangsambian, dan yang lain. Tokoh agama dibuat pusing dengan permasalahan ini,” jelasnya. “Nah, untuk menghindari provokasi dan hoax di hari suci Nyepi, dibuatkan seruan ini atas pertimbangan bersama. Tokoh agama murni mengajak untuk kebaikan, tidak ada maksud lain. Agar suasana Nyepi jadi kondusif, dan umat semakin khusuk menikmati heningnya Nyepi,” kata pria yang juga menjabat Rektor IHDN Denpasar ini.
Disinggung kaitannya dengan selfie, Prof Sudiana menegaskan alasan pemutusan data seluler bukan untuk tujuan hal tersebut, namun untuk menghindari provokasi yang ditebarkan di internet hingga memancing emosi. Gara-gara pemutusan data seluler yang dikaitkan dengan alasan selfie, pihaknya mengaku kini jadi bulan-bulanan netizen. “Sebenarnya berita selfie dengan seruan itu beda. Untuk selfie, saya tetap mengharapkan kesadaran umat untuk tidak swafoto apalagi sampai di jalanan, ditambah lagi diupload ke media sosial. Tapi tidak langsung dihubungkan dengan seruan itu. Karena tujuan seruan itu jelas untuk menghindari provokasi,” tegasnya. *ind
1
Komentar