PLN Prediksi Pemakaian Listrik Saat Nyepi Turun 27 Persen
PLN Distribusi Bali memprediksi efesiensi pemakaian listrik di Bali pada saat perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940 turun hingga 27 persen.
DENPASAR, NusaBali
Penurunan tersebut dikarenakan pelaksanaan Amati Gni (tidak menyalakan api). Sehingga dalam satu hari sebagian besar penerangan di Bali dimatikan termasuk alat perkantoran kecuali rumah sakit.
Hal itu diungkapkan Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali, I Gusti Ketut Putra, Minggu (11/3) kemarim. Putra mengatakan, beban puncak yang terjadi pada perayaan Nyepi 2018 diprediksi 565,3 Mega Watt (MW) untuk malam hari dan 520,6 MW pada siang hari. Prediksi ini berdasarkan atas perhitungan beban puncak perayaan Nyepi 3 tahun terakhir.
Untuk beban puncak yang terjadi pada perayaan Nyepi 2017 yaitu 490,5 MW pada siang hari dan 506,9 MW pada malam hari. Dibandingkan hari-hari biasa, beban puncak tertinggi untuk Bali yaitu mencapai 860 MW yang terjadi pada tahun 2017, dan beban puncak tertinggi pada tahun 2018 yakni 840,8 MW. “Per 7 Maret 2018, beban puncak mencapai 770 MW,” ungkapnya.
Pemanfaatan pembangkit listrik di Bali, kata Putra, pada saat Nyepi diprioritaskan beban dari PLTU Celukan Bawang serta memanfaatkan daya kabel laut untuk menopang keandalan listrik. Sementara PLTDG yang ada di Pesanggaran hanya dimanfaatkan sebagian kecil daya yang tersedia, karena jika tidak terjadi kekurangan daya, PLTDG Pesanggaran tidak akan dihidupkan. "Kami ambil dari PLTU Celukan bawang dulu, jika itu mencukupi yang dipesanggaran kita tidak hidupkan," jelasnya.
Selain persiapan daya lanjutnya, dalam upaya mengantisipasi permasalahan kelistrikan saat hari raya Nyepi, PLN Distribusi Bali juga akan menyiagakan personil mulai dari 16-18 Maret. Personil yang terlibat kurang lebih sebanyak 750 orang, baik dari karyawan PLN, tenaga pelayanan teknis hingga mitra kerja. "Kami siagakan keseluruhannya untuk mengantisipasi terjadi permasalahan kelistrikan. Jika ada korsleting dan permasalahan lainnya mereka akan langsung bergerak," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga menempatkan Posko Siaga sebanyak 51 lokasi yang tersebar dari Gilimanuk hingga Karangasem. “Dan untuk pelayanan PLN yang dilakukan dalam kondisi darurat, kami juga bekerjasama dengan Majelis Desa Pakraman atau Bendesa Adat setempat,” tandasnya. *m
Penurunan tersebut dikarenakan pelaksanaan Amati Gni (tidak menyalakan api). Sehingga dalam satu hari sebagian besar penerangan di Bali dimatikan termasuk alat perkantoran kecuali rumah sakit.
Hal itu diungkapkan Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali, I Gusti Ketut Putra, Minggu (11/3) kemarim. Putra mengatakan, beban puncak yang terjadi pada perayaan Nyepi 2018 diprediksi 565,3 Mega Watt (MW) untuk malam hari dan 520,6 MW pada siang hari. Prediksi ini berdasarkan atas perhitungan beban puncak perayaan Nyepi 3 tahun terakhir.
Untuk beban puncak yang terjadi pada perayaan Nyepi 2017 yaitu 490,5 MW pada siang hari dan 506,9 MW pada malam hari. Dibandingkan hari-hari biasa, beban puncak tertinggi untuk Bali yaitu mencapai 860 MW yang terjadi pada tahun 2017, dan beban puncak tertinggi pada tahun 2018 yakni 840,8 MW. “Per 7 Maret 2018, beban puncak mencapai 770 MW,” ungkapnya.
Pemanfaatan pembangkit listrik di Bali, kata Putra, pada saat Nyepi diprioritaskan beban dari PLTU Celukan Bawang serta memanfaatkan daya kabel laut untuk menopang keandalan listrik. Sementara PLTDG yang ada di Pesanggaran hanya dimanfaatkan sebagian kecil daya yang tersedia, karena jika tidak terjadi kekurangan daya, PLTDG Pesanggaran tidak akan dihidupkan. "Kami ambil dari PLTU Celukan bawang dulu, jika itu mencukupi yang dipesanggaran kita tidak hidupkan," jelasnya.
Selain persiapan daya lanjutnya, dalam upaya mengantisipasi permasalahan kelistrikan saat hari raya Nyepi, PLN Distribusi Bali juga akan menyiagakan personil mulai dari 16-18 Maret. Personil yang terlibat kurang lebih sebanyak 750 orang, baik dari karyawan PLN, tenaga pelayanan teknis hingga mitra kerja. "Kami siagakan keseluruhannya untuk mengantisipasi terjadi permasalahan kelistrikan. Jika ada korsleting dan permasalahan lainnya mereka akan langsung bergerak," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga menempatkan Posko Siaga sebanyak 51 lokasi yang tersebar dari Gilimanuk hingga Karangasem. “Dan untuk pelayanan PLN yang dilakukan dalam kondisi darurat, kami juga bekerjasama dengan Majelis Desa Pakraman atau Bendesa Adat setempat,” tandasnya. *m
Komentar