Sepuluh Gepeng Kabur Saat Diamankan
Tim gabungan Satpol PP, Dinas Sosial, Polres Buleleng kembali menertibkan gepeng (gelandangan dan pengemis) yang berkeliaran di wilayah perkotaan pada Minggu (11/3).
SINGARAJA, NusaBali
Sedikitnya 22 orang gepeng diamankan dari Pasar Anyar Buleleng. Namun setelah diserahkan ke Dinas Sosial, sepuluh orang di antaranya kabur dengan melompati tembok pagar.
Puluhan gepeng yang yang terjaring razia pukul 23.30 Wita itu berasal dari Desa Munti Gunung dan Pedahan, Kecamatan Kubu Karangasem. Setelah diserahkan ke Dinas Sosial dan sedang didata, sepuluh orang gepeng di antaranya berhasil kabur saat empat orang petugas piket di sana sedang ke tengah ruangan untuk mengetik data mereka.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang yang ditemui usia pemulangan gepeng pada Senin (12/3) pagi kemarin mengakui petugasnya saat itu sedang lengah. Sehingga sepuluh gepeng berhasil kabur dengan memanjat tembok pagar sebelah timur tepat di belakang padmasana. Bahkan dua orang gepeng yang masih anak-anak ditinggal kabur oleh ibunya.
“Kami sangat geram ketika mengetahui ada yang kabur, Kemungkinan mereka ketakutan karena diancam akan dipenjara, sebab sudah berulangkali dipulangkan tetapi akhirnya kembali lagi ke sini,” kata dia.
Dalam penertiban ketiga di bulan Maret pihaknya pun langsung melakukan pendataan terkait identitas gepeng lengkap dengan fotonya. Pihaknya pun mengaku belum mendapat jalan keluar yang pasti untuk menanganan gepeng di Buleleng. Karena selama ini setelah ditertibkan dan diantarkan pulang ke daerah asalnya mereka kembali lagi tidak lama saat dipulangkan. Bahkan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Karangasem untuk membina warganya pun belum membuahkan hasil yang maksimal.
Gede Komang pun menegaskan pihaknya mengaku akan menerapkan hukuman tipiring setelah tiga kali dipulangkan dan kembali lagi.
Sehingga ketika nanti tertangkap lagi jika sudah tiga kali berturut-turut akan diarahkan untuk menjalani sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Sementara itu salah satu gepeng asal Karangasem Luh Sutri, 44, warga munti Gunung itu mengaku terpaksa jadi gepeng mengikutsertakan anak-anaknya yang masih bayi dengan alasan tidak ada pekerjaan lain di desanya.
Ia pun rela mengajak anaknya tidur dijalanan untuk mendapatkan uang dengan meminta-minta. Saat ditanya alasan teman-temannya kabur ia tidak banyak berbicara, namun diduga ketakutan karena diancam akan dipenjara saat kembali berulangkali setelah dipulangkan pihak Dinas Sosial Buleleng.*k23
Puluhan gepeng yang yang terjaring razia pukul 23.30 Wita itu berasal dari Desa Munti Gunung dan Pedahan, Kecamatan Kubu Karangasem. Setelah diserahkan ke Dinas Sosial dan sedang didata, sepuluh orang gepeng di antaranya berhasil kabur saat empat orang petugas piket di sana sedang ke tengah ruangan untuk mengetik data mereka.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang yang ditemui usia pemulangan gepeng pada Senin (12/3) pagi kemarin mengakui petugasnya saat itu sedang lengah. Sehingga sepuluh gepeng berhasil kabur dengan memanjat tembok pagar sebelah timur tepat di belakang padmasana. Bahkan dua orang gepeng yang masih anak-anak ditinggal kabur oleh ibunya.
“Kami sangat geram ketika mengetahui ada yang kabur, Kemungkinan mereka ketakutan karena diancam akan dipenjara, sebab sudah berulangkali dipulangkan tetapi akhirnya kembali lagi ke sini,” kata dia.
Dalam penertiban ketiga di bulan Maret pihaknya pun langsung melakukan pendataan terkait identitas gepeng lengkap dengan fotonya. Pihaknya pun mengaku belum mendapat jalan keluar yang pasti untuk menanganan gepeng di Buleleng. Karena selama ini setelah ditertibkan dan diantarkan pulang ke daerah asalnya mereka kembali lagi tidak lama saat dipulangkan. Bahkan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Karangasem untuk membina warganya pun belum membuahkan hasil yang maksimal.
Gede Komang pun menegaskan pihaknya mengaku akan menerapkan hukuman tipiring setelah tiga kali dipulangkan dan kembali lagi.
Sehingga ketika nanti tertangkap lagi jika sudah tiga kali berturut-turut akan diarahkan untuk menjalani sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Sementara itu salah satu gepeng asal Karangasem Luh Sutri, 44, warga munti Gunung itu mengaku terpaksa jadi gepeng mengikutsertakan anak-anaknya yang masih bayi dengan alasan tidak ada pekerjaan lain di desanya.
Ia pun rela mengajak anaknya tidur dijalanan untuk mendapatkan uang dengan meminta-minta. Saat ditanya alasan teman-temannya kabur ia tidak banyak berbicara, namun diduga ketakutan karena diancam akan dipenjara saat kembali berulangkali setelah dipulangkan pihak Dinas Sosial Buleleng.*k23
Komentar