Pengusaha Hotel dan Penginapan Diimbau Ikut Mengedukasi Tamu Saat Nyepi
Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940/2018, pihak Desa Adat Kuta, Kelurahan/Kecamatan Kuta, mengimbau pengelola hotel, vila, maupun rumah sewa untuk mengedukasi para tamunya turut menjaga ketertiban saat catur brata penyepian berlangsung pada Sabtu (17/3).
MANGUPURA, NusaBali
Bendesa Desa Adat Kuta I Wayan Swarsa menyampaikan persiapan Hari Raya Nyepi tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Rangkaian Nyepi dimulai dengan upacara melasti yang akan dilaksanakan pada Rabu (14/3). Dirinya telah mengedarkan surat imbauan terkait tata tertib pelaksanaan Nyepi.
“Kami sudah mengedarkan surat imbauan agar pihak hotel maupun penginapan memberikan pengetahuan kepada para tamunya, terutama tamu yang baru pertama kali mengikuti Nyepi di Bali. Bagi pelanggar tentu pihak hotelnya akan kami memberikan teguran. Jika pelanggarannya berat maka akan dikenakan sanksi hukuman adat,” tutur Swarsa, Senin (12/3).
Dikatakannya, akan ada Festival Seni Budaya (FSB) ke–8, yakni ajang kreativitas untuk memeriahkan Nyepi. Festival ini menjadi kegiatan tersendiri di luar prosesi Nyepi seperti melasti, pangerupukan, catur brata penyepian, maupun ngembak geni.
Pada malam pangerupukan, kata Swarsa, akan diadakan pagelaran sendratari, lomba ogoh-ogoh. Kegiatan itu direncanakan dilaksanakan di depan Pura Desa – Bale Agung Desa Adat Kuta. Sedangkan saat ngembak geni, Minggu (18/3), akan diadakan Grand Final Pemilihan Jegeg Bungan Desa (JBD), parade gong kebyar anak-anak, semarak Pasar Majelangu Desa Adat Kuta.
Bagaimana dengan pelaksanaan Hari Raya Saraswati yang bersamaan dengan Nyepi? Menurut Swarsa, Saraswati tetap dilaksanakan meskipun dengan cara sederhana.
“Untuk perayaan Saraswati tetap dilaksanakan. Sesuai keputusan desa adat, pelaksanaan Saraswati harus sudah selesai pukul 06.00 Wita, dilanjutkan pelaksanaan catur brata penyepian,” ujarnya.
Sementara Plt Camat Kuta Made Widiana menekankan pelaksanaan catur brata penyepian harus berjalan dengan baik. Untuk pengarakan ogoh-ogoh diharapkan dapat berjalan dengan tertib. Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol.
“Wisatawan perlu diedukasi. Mereka perlu memahami catur brata penyepian ini, sehingga kekhusyukan Nyepi bisa terjaga bersama-sama. Untuk anak muda yang terlibat pengarakan ogoh-ogoh diharapkan setelah usai pengarakan agar segera kembali ke masing-masing banjar dan tidak melakukan kegiatan di pinggir jalan,” tandas Widiana. *p
“Kami sudah mengedarkan surat imbauan agar pihak hotel maupun penginapan memberikan pengetahuan kepada para tamunya, terutama tamu yang baru pertama kali mengikuti Nyepi di Bali. Bagi pelanggar tentu pihak hotelnya akan kami memberikan teguran. Jika pelanggarannya berat maka akan dikenakan sanksi hukuman adat,” tutur Swarsa, Senin (12/3).
Dikatakannya, akan ada Festival Seni Budaya (FSB) ke–8, yakni ajang kreativitas untuk memeriahkan Nyepi. Festival ini menjadi kegiatan tersendiri di luar prosesi Nyepi seperti melasti, pangerupukan, catur brata penyepian, maupun ngembak geni.
Pada malam pangerupukan, kata Swarsa, akan diadakan pagelaran sendratari, lomba ogoh-ogoh. Kegiatan itu direncanakan dilaksanakan di depan Pura Desa – Bale Agung Desa Adat Kuta. Sedangkan saat ngembak geni, Minggu (18/3), akan diadakan Grand Final Pemilihan Jegeg Bungan Desa (JBD), parade gong kebyar anak-anak, semarak Pasar Majelangu Desa Adat Kuta.
Bagaimana dengan pelaksanaan Hari Raya Saraswati yang bersamaan dengan Nyepi? Menurut Swarsa, Saraswati tetap dilaksanakan meskipun dengan cara sederhana.
“Untuk perayaan Saraswati tetap dilaksanakan. Sesuai keputusan desa adat, pelaksanaan Saraswati harus sudah selesai pukul 06.00 Wita, dilanjutkan pelaksanaan catur brata penyepian,” ujarnya.
Sementara Plt Camat Kuta Made Widiana menekankan pelaksanaan catur brata penyepian harus berjalan dengan baik. Untuk pengarakan ogoh-ogoh diharapkan dapat berjalan dengan tertib. Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol.
“Wisatawan perlu diedukasi. Mereka perlu memahami catur brata penyepian ini, sehingga kekhusyukan Nyepi bisa terjaga bersama-sama. Untuk anak muda yang terlibat pengarakan ogoh-ogoh diharapkan setelah usai pengarakan agar segera kembali ke masing-masing banjar dan tidak melakukan kegiatan di pinggir jalan,” tandas Widiana. *p
1
Komentar