Setahun, 1.790 Kasus Gigitan Anjing
Kasus gigitan anjing di wilayah Klungkung relatif tinggi, selama 2017 tercatat 1.790 gigitan.
SEMARAPURA, NusaBali
Sedangkan hingga Febaruari 2018 ini sudah terjadi 234 kasus gigitan anjing. Namun tidak semua pasien yang tergigit anjing langsung diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR). Dalam hal ini VAR diberikan bagi gigitan anjing yang berisiko di bagian tubuh, seperti pada bagian wajah, digigit anjing liar dan lainnya.
Apabila anjing yang menggigit merupakan anjing peliharaan pribadi dan sudah mendapatkan suntik vaksin dan benar-benar tarawat. Maka pasien yang bersangkutan tidak diberikan VAR namun tetap mendapatkan penanganan medis, sembari melihat kondisi anjing tersebut beberapa hari ke depan. Di satu sisi bagi gigitan oleh anjing berisiko bisa mendapatkan VAR dua sampai tiga kali dalam proses perawatan. “Pada 2017 kita sudah memberikan 1.308 VAR dari 1.790 gigitan hewan pembawa rabies (GHPR),” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni, kepada NusaBali, Selasa (13/3).
Adapun rincian kasus gigitan anjing pada 2017 ini, terbanyak ditangani wilayah Puskesmas Banjarangkan I dengan 337 GHPR, Puskesmas Nusa Penida I 250 GHPR, Puskemas Klungkung 1 menangani 232 GHPR, RSUD Klungkung menangani 209 GHPR dan seterusnya. Untuk tahun 2018, kasus gigitan pada Januari 159 GHPR dan Februari 84 GHPR.
Dari banyaknya gigitan tersebut, kata Kadiskes Swapatni, tidak ditemukan pasien yang positif mengalami rabies, begitupula pada anjingnya. Dari koordinasi dengan dinas terkait kasus gigitan anjing terjadi baik oleh anjing peliharaan sendiri maupuan anjing liar. Walau pun digigit anjing pribadi kalau pada bagian tubuh yang bersiko maka diberikan VAR. “Masyarakat sudah memahami makanisme pemberian VAR, jadi begitu digigit anjing tidak ujuk-ujuk yang bersangkutan minta VAR,” ujarnya.
Selain itu masyarakat yang memelihara anjing di rumahnya juga sudah memberikan vaksin terhadap anjing peliharaan. Mengenai persediaan VAR pada tahun 2018 mencapai 733 ampul, pihaknya masih proses pengadaan 2.000 ampul VAR dengan anggaran sekitar Rp 400 juta. “Tahun 2017 anggaran pengadaan VAR juga sama sekitar Rp 400 juta,” kata Swapatni.*wan
Sedangkan hingga Febaruari 2018 ini sudah terjadi 234 kasus gigitan anjing. Namun tidak semua pasien yang tergigit anjing langsung diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR). Dalam hal ini VAR diberikan bagi gigitan anjing yang berisiko di bagian tubuh, seperti pada bagian wajah, digigit anjing liar dan lainnya.
Apabila anjing yang menggigit merupakan anjing peliharaan pribadi dan sudah mendapatkan suntik vaksin dan benar-benar tarawat. Maka pasien yang bersangkutan tidak diberikan VAR namun tetap mendapatkan penanganan medis, sembari melihat kondisi anjing tersebut beberapa hari ke depan. Di satu sisi bagi gigitan oleh anjing berisiko bisa mendapatkan VAR dua sampai tiga kali dalam proses perawatan. “Pada 2017 kita sudah memberikan 1.308 VAR dari 1.790 gigitan hewan pembawa rabies (GHPR),” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni, kepada NusaBali, Selasa (13/3).
Adapun rincian kasus gigitan anjing pada 2017 ini, terbanyak ditangani wilayah Puskesmas Banjarangkan I dengan 337 GHPR, Puskesmas Nusa Penida I 250 GHPR, Puskemas Klungkung 1 menangani 232 GHPR, RSUD Klungkung menangani 209 GHPR dan seterusnya. Untuk tahun 2018, kasus gigitan pada Januari 159 GHPR dan Februari 84 GHPR.
Dari banyaknya gigitan tersebut, kata Kadiskes Swapatni, tidak ditemukan pasien yang positif mengalami rabies, begitupula pada anjingnya. Dari koordinasi dengan dinas terkait kasus gigitan anjing terjadi baik oleh anjing peliharaan sendiri maupuan anjing liar. Walau pun digigit anjing pribadi kalau pada bagian tubuh yang bersiko maka diberikan VAR. “Masyarakat sudah memahami makanisme pemberian VAR, jadi begitu digigit anjing tidak ujuk-ujuk yang bersangkutan minta VAR,” ujarnya.
Selain itu masyarakat yang memelihara anjing di rumahnya juga sudah memberikan vaksin terhadap anjing peliharaan. Mengenai persediaan VAR pada tahun 2018 mencapai 733 ampul, pihaknya masih proses pengadaan 2.000 ampul VAR dengan anggaran sekitar Rp 400 juta. “Tahun 2017 anggaran pengadaan VAR juga sama sekitar Rp 400 juta,” kata Swapatni.*wan
Komentar