AP I Siagakan 368 Personel Antisipasi Kondisi Darurat
Sebanyak 482 Penerbangan Tak Beroperasi Saat Nyepi
MANGUPURA, NusaBali
Pada saat Nyepi Tahun Baru Saka 1940, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, tidak beroperasi selama 24 jam terhitung mulai Sabtu (17/3) pukul 06.00 Wita hingga Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita. Untuk mengantisipasi adanya permohonan emergency landing, technical landing atau medical evacuation, pihak AP I menyiagakan sebanyak 368 personel.
General Manager Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi dikonfirmasi pada Rabu (14/3), mengungkapkan penghentian sementara operasional penerbangan ini mengacu pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Denpasar pada Hari Raya Nyepi.
Yanus mengaku pihaknya didukung oleh Airnav, Imigrasi, Bea Cukai, KKP, TNI AU Ngurah Rai, Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai, airline, dan ground handling. Dengan penutupan sementara ini artinya semua penerbangan berjadwal dan charter baik rute domestik maupun internasional akan ditiadakan. Berdasarkan data yang dihimpun sedikitnya 482 penerbangan tidak beroperasi pada saat Nyepi. Jumlah tersebut meliputi 244 penerbangan domestik dan 238 internasional. Rute terbanyak tujuan Surabaya, Cengkareng, Kuala Lumpur, Singapura, dan Perth.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat pelaksanaan Nyepi, Sabtu (17/3) mendatang, kami akan menghentikan semua aktivitas pelayanan di bandara. Penutupan berlangsung selama 24 jam dan bandara kembali beroperasi secara normal pada Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita,” tutur Yanus.
Untuk mengatur jadwal penerbangan yang akan datang dan berangkat dari Bali, pihak Angkasa Pura I bekerjasama dengan Airnav Indonesia Cabang Denpasar telah menerbitkan pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia melalui Notice to Airman (NOTAM) Nomor A0117/18 NOTAMN. Kendati mengalami penutupan, pihak bandara akan tetap melayani penerbangan yang bersifat darurat.
“Rencana penutupan bandara ini sudah diketahui semua pelaku penerbangan di dunia, kami juga sudah berkoordinasi secara intens dengan para airline. Mereka sudah menyesuaikan dan mengatur jadwalnya dengan periode penutupan bandara,” ungkapnya.
Yanus mengatakan dari data penerbangan berjadwal yang diperolehnya Garuda Indonesia (GA897) dari Guangzhou, China, dan GA7049 dari Lombok menjadi penerbangan pertama yang mendarat pasca-penutupan. Sedangkan Indonesia AirAsia (QZ550) tujuan Kuala Lumpur dan Garuda Indonesia (GA401) tujuan Cengkareng direncanakan menjadi penerbangan pertama yang bertolak dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Ini penting kami informasikan agar semua pihak tahu kalau saat Nyepi di Bali pengoperasian bandara dihentikan sementara. Karena tak semua orang tahu tentang itu. Terutama masyarakat luar Bali ataupun wisatawan luar negeri,” ujar Yanus. *p
Pada saat Nyepi Tahun Baru Saka 1940, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, tidak beroperasi selama 24 jam terhitung mulai Sabtu (17/3) pukul 06.00 Wita hingga Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita. Untuk mengantisipasi adanya permohonan emergency landing, technical landing atau medical evacuation, pihak AP I menyiagakan sebanyak 368 personel.
General Manager Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi dikonfirmasi pada Rabu (14/3), mengungkapkan penghentian sementara operasional penerbangan ini mengacu pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Denpasar pada Hari Raya Nyepi.
Yanus mengaku pihaknya didukung oleh Airnav, Imigrasi, Bea Cukai, KKP, TNI AU Ngurah Rai, Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai, airline, dan ground handling. Dengan penutupan sementara ini artinya semua penerbangan berjadwal dan charter baik rute domestik maupun internasional akan ditiadakan. Berdasarkan data yang dihimpun sedikitnya 482 penerbangan tidak beroperasi pada saat Nyepi. Jumlah tersebut meliputi 244 penerbangan domestik dan 238 internasional. Rute terbanyak tujuan Surabaya, Cengkareng, Kuala Lumpur, Singapura, dan Perth.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat pelaksanaan Nyepi, Sabtu (17/3) mendatang, kami akan menghentikan semua aktivitas pelayanan di bandara. Penutupan berlangsung selama 24 jam dan bandara kembali beroperasi secara normal pada Minggu (18/3) pukul 06.00 Wita,” tutur Yanus.
Untuk mengatur jadwal penerbangan yang akan datang dan berangkat dari Bali, pihak Angkasa Pura I bekerjasama dengan Airnav Indonesia Cabang Denpasar telah menerbitkan pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia melalui Notice to Airman (NOTAM) Nomor A0117/18 NOTAMN. Kendati mengalami penutupan, pihak bandara akan tetap melayani penerbangan yang bersifat darurat.
“Rencana penutupan bandara ini sudah diketahui semua pelaku penerbangan di dunia, kami juga sudah berkoordinasi secara intens dengan para airline. Mereka sudah menyesuaikan dan mengatur jadwalnya dengan periode penutupan bandara,” ungkapnya.
Yanus mengatakan dari data penerbangan berjadwal yang diperolehnya Garuda Indonesia (GA897) dari Guangzhou, China, dan GA7049 dari Lombok menjadi penerbangan pertama yang mendarat pasca-penutupan. Sedangkan Indonesia AirAsia (QZ550) tujuan Kuala Lumpur dan Garuda Indonesia (GA401) tujuan Cengkareng direncanakan menjadi penerbangan pertama yang bertolak dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Ini penting kami informasikan agar semua pihak tahu kalau saat Nyepi di Bali pengoperasian bandara dihentikan sementara. Karena tak semua orang tahu tentang itu. Terutama masyarakat luar Bali ataupun wisatawan luar negeri,” ujar Yanus. *p
Komentar