Pimpinan Dewan Tekankan Toleransi Demi Situasi Kondusif
Pimpinan beserta anggota DPRD Buleleng mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi, tahun Saka 1940 yang jatuh bertepatan dengan perayaan Hari Raya Saraswati, pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (17/3).
SINGARAJA,NusaBali
Dikatakan, perayaan Nyepi identik dengan 4 (empat) hal penting yang harus dijalani oleh setiap umat hindu yakni, Amati Gni yang artinya yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. Kemudian, Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani, Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri, dan yang terakhir adalah Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan/hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
Terlebih lagi, Nyepi tahun ini berdekatan dengan agenda politik sejagat Bali. Provinsi Bali akan melaksanakan pesta demokrasi yakni pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk periode 5 (lima) tahun ke depan.
Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna SH, Rabu (14/3) mengatakan, tetap menekankan kepada seluruh masyarakat Bali, dan Buleleng pada khususnya untuk tetap menjaga harmonisasi antar masyarakat, karena disadari bahwa perhelatan politik akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, Gede Supriatna juga mengimbau agar nantinya dalam perayaan Hari Raya Nyepi masyarakat di Bali mampu mengesampingkan urusan politik agar tidak sampai terjadi hal-hal yang berpotensi mengganggu kenyamanan saat perayaan hari suci Nyepi. “Kami Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Buleleng akan selalu mengajak masyarakat Buleleng dan Bali pada umumnya untuk tetap mensucikan serta menjaga kondusivitas perayaan Hari Raya Nyepi“ tegasnya.
Gede Supriatna mengharapkan, perayaan Nyepi tahun ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat Bali untuk senantiasa menjaga keselarasan serta melaksanakan srada bakti brata penyepian dengan melaksanakan tapa brata penyepian sebagai tonggak agar nantinya masyarakat Bali bisa berfikir serta berprilaku lebih baik untuk memajukan Bali secara menyeluruh dan terarah. *k19
Dikatakan, perayaan Nyepi identik dengan 4 (empat) hal penting yang harus dijalani oleh setiap umat hindu yakni, Amati Gni yang artinya yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. Kemudian, Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani, Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri, dan yang terakhir adalah Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan/hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
Terlebih lagi, Nyepi tahun ini berdekatan dengan agenda politik sejagat Bali. Provinsi Bali akan melaksanakan pesta demokrasi yakni pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk periode 5 (lima) tahun ke depan.
Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna SH, Rabu (14/3) mengatakan, tetap menekankan kepada seluruh masyarakat Bali, dan Buleleng pada khususnya untuk tetap menjaga harmonisasi antar masyarakat, karena disadari bahwa perhelatan politik akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, Gede Supriatna juga mengimbau agar nantinya dalam perayaan Hari Raya Nyepi masyarakat di Bali mampu mengesampingkan urusan politik agar tidak sampai terjadi hal-hal yang berpotensi mengganggu kenyamanan saat perayaan hari suci Nyepi. “Kami Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Buleleng akan selalu mengajak masyarakat Buleleng dan Bali pada umumnya untuk tetap mensucikan serta menjaga kondusivitas perayaan Hari Raya Nyepi“ tegasnya.
Gede Supriatna mengharapkan, perayaan Nyepi tahun ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat Bali untuk senantiasa menjaga keselarasan serta melaksanakan srada bakti brata penyepian dengan melaksanakan tapa brata penyepian sebagai tonggak agar nantinya masyarakat Bali bisa berfikir serta berprilaku lebih baik untuk memajukan Bali secara menyeluruh dan terarah. *k19
1
Komentar