Pembangunan Rumah Singgah Terkendala Anggaran
Pembangunan rumah singgah untuk tempat penampungan masalah sosial di Buleleng sampai saat ini belum bisa terwujud.
SINGARAJA, NusaBali
Hal itu masih terkendala masalah anggaran Pemerintah Kabupaten yang masih minim. Padahal rumah singgah sangat diperlukan untuk penanganan masalah sosial.Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang, sebelumnya mengaku sudah pernah mengusulkan pembangunan rumah singgah yang dapat digunakan saat ada penertiban gepeng, bencana sosial dan bencana alam termasuk orang telantar dari luar Buleleng. Hanya saja karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkab Buleleng sampai saat ini belum dapat terwujud.
“Sudah pernah diajukan tahun 2015 lalu, bahkan sudah hampir menyusun DED dengan anggaran Rp 4 miliar, tetapi karena anggaran terbatas saat itu masih mengutaman pembangunan monumen Jagaraga dan tahun lalu ada rasionalisasi jadi masih ditunda,” kata dia.
Padahal Dinas Sosial untuk pembangunan rumah singgah sudah menyediakan lahan yang berlokasi di belakang kantor Dinas Sosial.
Ia pun mengaku masih mempertimbangkan untuk mengajukan bantuan pembangunan ke pemerintah pusat. Karena proses yang akan dijalani akan lebih alot. Jika dapat dibantu pemerintah pusat, tanah yang disiapkan saat ini akan dipecah dulu dan dijadikan aset pemerintah pusat. Hal tersebut menurut Gede Komang kurang efektif.
Gede Komang mengatakan sejauh ini dengan masalah sosial yang kerap muncul di lapangan baik maslaah gepeng, persoalan sosial, bencana dan orang telantar sangat memerlukan rumah singgah. Mereka yang masih merupakan tanggung jawab negara tetap dilayani secara kemanusiaan. Rumah singgah pun disebut sangat penting dalam proses penyembuhan trauma psikis yang biasanya dialami korban dampak sosial.
Sementara itu selama ini Dinas Sosial masih memanfaatkan panti sosial untuk menampung orang telantar. “Mudah-mudahan ke depannya bisa diwujudkan sehingga Dinsos tidak kelabakatan, tidak repot lagi saat ada sweeping dan orang telantar serta permasalahan sosial lainnya yang memerlukan tempat penampungan,” harapnya.*k23
Hal itu masih terkendala masalah anggaran Pemerintah Kabupaten yang masih minim. Padahal rumah singgah sangat diperlukan untuk penanganan masalah sosial.Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng, Gede Komang, sebelumnya mengaku sudah pernah mengusulkan pembangunan rumah singgah yang dapat digunakan saat ada penertiban gepeng, bencana sosial dan bencana alam termasuk orang telantar dari luar Buleleng. Hanya saja karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkab Buleleng sampai saat ini belum dapat terwujud.
“Sudah pernah diajukan tahun 2015 lalu, bahkan sudah hampir menyusun DED dengan anggaran Rp 4 miliar, tetapi karena anggaran terbatas saat itu masih mengutaman pembangunan monumen Jagaraga dan tahun lalu ada rasionalisasi jadi masih ditunda,” kata dia.
Padahal Dinas Sosial untuk pembangunan rumah singgah sudah menyediakan lahan yang berlokasi di belakang kantor Dinas Sosial.
Ia pun mengaku masih mempertimbangkan untuk mengajukan bantuan pembangunan ke pemerintah pusat. Karena proses yang akan dijalani akan lebih alot. Jika dapat dibantu pemerintah pusat, tanah yang disiapkan saat ini akan dipecah dulu dan dijadikan aset pemerintah pusat. Hal tersebut menurut Gede Komang kurang efektif.
Gede Komang mengatakan sejauh ini dengan masalah sosial yang kerap muncul di lapangan baik maslaah gepeng, persoalan sosial, bencana dan orang telantar sangat memerlukan rumah singgah. Mereka yang masih merupakan tanggung jawab negara tetap dilayani secara kemanusiaan. Rumah singgah pun disebut sangat penting dalam proses penyembuhan trauma psikis yang biasanya dialami korban dampak sosial.
Sementara itu selama ini Dinas Sosial masih memanfaatkan panti sosial untuk menampung orang telantar. “Mudah-mudahan ke depannya bisa diwujudkan sehingga Dinsos tidak kelabakatan, tidak repot lagi saat ada sweeping dan orang telantar serta permasalahan sosial lainnya yang memerlukan tempat penampungan,” harapnya.*k23
1
Komentar