Ibu-ibu PKK Ngarap Ogoh-ogoh
Malam Pangrupukan, Jumat (16/3), di Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, Gianyar, dipastikan akan agak beda dibandingkan desa lain yang juga melaksanakan pengarakan Ogoh-ogoh.
GIANYAR, NusaBali
Karena pertama kalinya, kaum ibu-ibu PKK di Banjar Tengah ini, akan ikut ngarap (mengarak,Red) Ogoh-ogoh. Pengarakan akan disertai pementasan Sendratari ‘Kala Ludra Somia’.Rabu (14/3), Kelian Banjar Tengah Ketut Ambara menjelaskan sejak beberapa tahun lalu ogoh-ogoh di Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, diarak oleh para pemudi atau para teruni. Namun untuk Pangrupukan kali ini, pengarakan Ogoh-ogoh oleh PKK. "Sedangkan pemudanya mengiringi pengarakan dengan tabuh," katanya.
Karena pengaraknya kalangan ibu-ibu PKK, lanjut Ambara, maka berat Ogoh-ogoh ini pun sudah diatur. Sehingga benda seni ini dipastikan bisa diangkat dengan tenaga ibu-ibu. "Untuk bobot sudah kami perhitungkan, sehingga dibuatkan sanan (penyunggi) Ogoh-ogoh untuk 32 orang," jelasnya.
Kata Ambara, pelibatan ini-ibu selain sebagai bentuk emansipasi, juga meminimalisir gesekan yang memicu gangguan Kamtibmas saat malam Pangerupukan. "Kalau perempuan yang mengarak kan pastinya terkontrol, disampingi itu juga perempuan kan lambang kesejukan, jadi nanti setiap melihat pawai ogoh-ogoh pasti senang," ujarnya.
Pengarakan Ogoh ogoh di perempatan Desa Blahbatuh, akan dilanjutkan pementasan sendra tari di pertigaan Banjar Tengah. "Dari 12 banjar di Desa Blahbatuh, kami dapat urutan nomor 2," katanya.
Diungkapkan, sendra tari ini akan melibatkan 100 lebih ibu-ibu PKK. Sendra tari ini diselenggarakan pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 Wita. Kisahnya, tentang Dewi Uma setelah berubah menjadi Durga diikuti dengan perubahan Dewa Siwa menjadi Kala Rudra. Percintaan keduanya ini lah memicu terjadi bencana di dunia, sehingga para dewa meminta Kala Rudra kembali ke wujud Dewa Siwa.
Pembuatan Ogoh-ogoh di Banjar Tengah, dikomando Ketua STT Bhina Karya I Nyoman Kurniawan Saputra, sudah rampung. Pengerjaannya selama 1,5 bulan lebih. Ogoh-ogoh ini dipastikan ramah lingkungan karena tidak menggunakan styrofoam.*nvi
Karena pengaraknya kalangan ibu-ibu PKK, lanjut Ambara, maka berat Ogoh-ogoh ini pun sudah diatur. Sehingga benda seni ini dipastikan bisa diangkat dengan tenaga ibu-ibu. "Untuk bobot sudah kami perhitungkan, sehingga dibuatkan sanan (penyunggi) Ogoh-ogoh untuk 32 orang," jelasnya.
Kata Ambara, pelibatan ini-ibu selain sebagai bentuk emansipasi, juga meminimalisir gesekan yang memicu gangguan Kamtibmas saat malam Pangerupukan. "Kalau perempuan yang mengarak kan pastinya terkontrol, disampingi itu juga perempuan kan lambang kesejukan, jadi nanti setiap melihat pawai ogoh-ogoh pasti senang," ujarnya.
Pengarakan Ogoh ogoh di perempatan Desa Blahbatuh, akan dilanjutkan pementasan sendra tari di pertigaan Banjar Tengah. "Dari 12 banjar di Desa Blahbatuh, kami dapat urutan nomor 2," katanya.
Diungkapkan, sendra tari ini akan melibatkan 100 lebih ibu-ibu PKK. Sendra tari ini diselenggarakan pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 Wita. Kisahnya, tentang Dewi Uma setelah berubah menjadi Durga diikuti dengan perubahan Dewa Siwa menjadi Kala Rudra. Percintaan keduanya ini lah memicu terjadi bencana di dunia, sehingga para dewa meminta Kala Rudra kembali ke wujud Dewa Siwa.
Pembuatan Ogoh-ogoh di Banjar Tengah, dikomando Ketua STT Bhina Karya I Nyoman Kurniawan Saputra, sudah rampung. Pengerjaannya selama 1,5 bulan lebih. Ogoh-ogoh ini dipastikan ramah lingkungan karena tidak menggunakan styrofoam.*nvi
1
Komentar