Parade Ogoh-ogoh Anak Semarakkan Rangkaian Nyepi
Pemkab Jembrana menggelar parade ogoh-ogoh khusus untuk murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-kanak (TK), di Jalan Surapati depan Kantor Bupati Jembrana, Kamis (15/3) sore.
NEGARA, NusaBali
Parade ogoh-ogoh anak sebagai penyemarak rangkaian Hari Raya Nyepi mendapat perhatian ribuan warga.Parade ogoh-ogoh anak yang melintasi rute sepanjang 200 meter itu dilepas Bupati Jembrana I Putu Artha bersama Wabup I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, serta Wakapolres Jembrana Kompol Ni Nengah Wismawati. Hadir pula sejumlah pimpinan OPD Pemkab Jembrana termasuk sejumlah anggota DPRD Jembrana.
Ketua Panitia Putu Agus Setiawan, mengatakan parade ogoh-ogoh anak diikutik 33 peserta dari PAUD/TK se-Kabupaten Jembrana. Karena antusias yang begitu tinggi, ada beberapa PAUD/TK ingin mengeluarkan lebih dari 1 ogoh-ogoh. Untuk itu pihaknya sengaja membatasan maksimal 3 ogoh-ogoh dari masing-masing PAUD/TK. Yakni, diperbolehkan 1 ogoh-ogoh utama, dan 2 ogoh-ogoh pendamping. “Parade ini dilaksanakan untuk memperkenalkan tradisi Pangerupukan kepada anak-anak usia dini,” ujarnya.
Bupati Artha menyatakan gembira menyaksikan antusiasme anak-anak melaksanakan parade ogoh-ogoh. “Atas nama pribadi saya menyambut baik kegiatan ini. Event ini menjadi media untuk menanamkan kecintaan akan seni dan budaya, sekaligus membangun rasa kebersamaan sejak dini. Dan sebagaimana kita ketahui, bahwa kesenian adalah salah satu media yang diakui secara ilmiah untuk membangun kehalusan budi anak-anak. Di samping itu parade ini juga upaya kita dalam melestarikan seni budaya dan juga menjaga kelestarian budaya Bali,” ujarnya.
Aksi menggemaskan anak-anak itu berulangkali mengundang gelak tawa penonton, termasuk Bupati Artha dan para undangan yang ada di tribun kehormatan. *ode
Ketua Panitia Putu Agus Setiawan, mengatakan parade ogoh-ogoh anak diikutik 33 peserta dari PAUD/TK se-Kabupaten Jembrana. Karena antusias yang begitu tinggi, ada beberapa PAUD/TK ingin mengeluarkan lebih dari 1 ogoh-ogoh. Untuk itu pihaknya sengaja membatasan maksimal 3 ogoh-ogoh dari masing-masing PAUD/TK. Yakni, diperbolehkan 1 ogoh-ogoh utama, dan 2 ogoh-ogoh pendamping. “Parade ini dilaksanakan untuk memperkenalkan tradisi Pangerupukan kepada anak-anak usia dini,” ujarnya.
Bupati Artha menyatakan gembira menyaksikan antusiasme anak-anak melaksanakan parade ogoh-ogoh. “Atas nama pribadi saya menyambut baik kegiatan ini. Event ini menjadi media untuk menanamkan kecintaan akan seni dan budaya, sekaligus membangun rasa kebersamaan sejak dini. Dan sebagaimana kita ketahui, bahwa kesenian adalah salah satu media yang diakui secara ilmiah untuk membangun kehalusan budi anak-anak. Di samping itu parade ini juga upaya kita dalam melestarikan seni budaya dan juga menjaga kelestarian budaya Bali,” ujarnya.
Aksi menggemaskan anak-anak itu berulangkali mengundang gelak tawa penonton, termasuk Bupati Artha dan para undangan yang ada di tribun kehormatan. *ode
Komentar