Bali Andalkan Pejudo Senior
Pejudo senior dan berpeluang meraih medali pasti kami utamakan, karena ini pengumpulan poin dan kuota untuk PON Papua 2020.
Kejar Poin dan Kuota di Kejurnas
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Bali mengandalkan pejudo senior di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kartika Cup, di Palembang, awal Mei 2018. Mereka diturunkan dengan harapan meraih medali emas. Apalagi Kejurnas juga dijadikan ajang pengumpulan poin bagi pejudo yang diproyeksikan PON Papua XX/2020. "Pejudo senior pasti kami utamakan, karena ini pengumpulan poin untuk PON 2020," ungkap Wakil Ketua Umum Pengprov PJSI Bali, I Nengah Sudiartha, Kamis (15/3).
Meski demikian, kata Nenang Sudiartha, pejudo junior juga diberikan kesempatan bertanding di Kejurnas. Dengan catatan, mereka tetap ditarget meraih medali. Menurut Sudiartha, pihaknya sengaja menurunkan pejudo yang berpeluang meraih medali saja. “Karena ini mempengaruhi kuota kami di PON Papuan nantinya," tegas Sudiartha.
Pertimbangan lainnya, jika mengirimkan full tim akan membutuhkan anggaran cukup banyak. Jarak yang jauh juga menjadi pertimbangan dalam mengirimkan atletnya. Makanya, sebelum dikirim akan dilakukan seleksi lebih dulu di internal Pengprov PJSI Bali. Dengan harapan yang terbaik nanti dikirim.
"Meski mengandalkan senior, kami tetap melakukan seleksi. Baik senior maupun junior. Semuanya tetap kami seleksi, karena yang terbaiklah yang kami kirim nantinya," beber Sudiartha.Proses seleksi, kata Sudiartha, melalui beberapa kejuaraan seperti hasil Porprov Bali 2017, kejurnas dan kejurprov. Tapi, ada sebagian pejudo yang masuk dalam radar persiapan di Kartika Cup.
"Sedangkan proses latihannya kami pusatkan di asal pejudo itu sendiri. Hal itu juga untuk menguatkan pembinaan di pengkab/pengkot masing-masing, ," terang Sudiartha. Menurutnya, sejumlah nama sudah dikantongi pihaknya sebagai tim bayangan awal. Nama-nama yang dipantau itu diakui telah rutin melakukan latihan seminggu sekali secara bersama-sama.
Ditambahkan juga oleh Sudiartha, raihan poin di Kejurnas memang sangat penting. Sebab cabor judo tidak mengenal istilah Pra-PON. Sistem untuk ke PON itu adalah melalui pengumpulan poin lewat event kejurnas baik yang pratama atau utama, sehingga nanti dikalkulasi peringkatnya. Hanya saja dia menyayangkan PP PJSI Pusat, hingga saat ini belum merilis peringkat pejudo secara nasional.
"Kami harapkan poin judoka secara nasional semuanya dirilis. Karena itu akan mempengaruhi pejudo yang kami kirimkan nantinya di event-event Kejurnas," tandas Sudiartha.
Dia mengklaim, pejudo yang diturunkan PJSI Bali di berbagai event nasional langganan meraih juara. Itu artinya, poin pejudo Bali secara keseluruhan cukup tinggi dan diharapkan bisa banyak mengirimkan judokanya di event PON nantinya. *dek
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Bali mengandalkan pejudo senior di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kartika Cup, di Palembang, awal Mei 2018. Mereka diturunkan dengan harapan meraih medali emas. Apalagi Kejurnas juga dijadikan ajang pengumpulan poin bagi pejudo yang diproyeksikan PON Papua XX/2020. "Pejudo senior pasti kami utamakan, karena ini pengumpulan poin untuk PON 2020," ungkap Wakil Ketua Umum Pengprov PJSI Bali, I Nengah Sudiartha, Kamis (15/3).
Meski demikian, kata Nenang Sudiartha, pejudo junior juga diberikan kesempatan bertanding di Kejurnas. Dengan catatan, mereka tetap ditarget meraih medali. Menurut Sudiartha, pihaknya sengaja menurunkan pejudo yang berpeluang meraih medali saja. “Karena ini mempengaruhi kuota kami di PON Papuan nantinya," tegas Sudiartha.
Pertimbangan lainnya, jika mengirimkan full tim akan membutuhkan anggaran cukup banyak. Jarak yang jauh juga menjadi pertimbangan dalam mengirimkan atletnya. Makanya, sebelum dikirim akan dilakukan seleksi lebih dulu di internal Pengprov PJSI Bali. Dengan harapan yang terbaik nanti dikirim.
"Meski mengandalkan senior, kami tetap melakukan seleksi. Baik senior maupun junior. Semuanya tetap kami seleksi, karena yang terbaiklah yang kami kirim nantinya," beber Sudiartha.Proses seleksi, kata Sudiartha, melalui beberapa kejuaraan seperti hasil Porprov Bali 2017, kejurnas dan kejurprov. Tapi, ada sebagian pejudo yang masuk dalam radar persiapan di Kartika Cup.
"Sedangkan proses latihannya kami pusatkan di asal pejudo itu sendiri. Hal itu juga untuk menguatkan pembinaan di pengkab/pengkot masing-masing, ," terang Sudiartha. Menurutnya, sejumlah nama sudah dikantongi pihaknya sebagai tim bayangan awal. Nama-nama yang dipantau itu diakui telah rutin melakukan latihan seminggu sekali secara bersama-sama.
Ditambahkan juga oleh Sudiartha, raihan poin di Kejurnas memang sangat penting. Sebab cabor judo tidak mengenal istilah Pra-PON. Sistem untuk ke PON itu adalah melalui pengumpulan poin lewat event kejurnas baik yang pratama atau utama, sehingga nanti dikalkulasi peringkatnya. Hanya saja dia menyayangkan PP PJSI Pusat, hingga saat ini belum merilis peringkat pejudo secara nasional.
"Kami harapkan poin judoka secara nasional semuanya dirilis. Karena itu akan mempengaruhi pejudo yang kami kirimkan nantinya di event-event Kejurnas," tandas Sudiartha.
Dia mengklaim, pejudo yang diturunkan PJSI Bali di berbagai event nasional langganan meraih juara. Itu artinya, poin pejudo Bali secara keseluruhan cukup tinggi dan diharapkan bisa banyak mengirimkan judokanya di event PON nantinya. *dek
1
Komentar