Rai Mantra Temu Kangen dengan Wartawan
Calon Gubernur Bali yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB), Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menggelar temu kangen dengan para wartawan di Warung Bendega, Kamis (15/3) siang.
Rayakan Nyepi, Doakan Masyarakat Dapat Pencerahan Lahir-Batin
DENPASAR, NusaBali
Pada kesempatan itu, Rai Mantra menyampaikan selamat hari raya Nyepi dan hari raya Saraswati, serta mendoakan masyarakat Bali mendapat pencerahan lahir dan batin.Acara dipandu Koordinator Media Centre Paslon Mantra-Kerta, Komang Suarsana. Menurut pria yang akrab dipanggil ‘Kos’ ini, pertemuan tersebut merupakan temu kangen dengan wartawan yang dalam beberapa minggu terakhir tidak berjumpa karena kesibukan Rai Mantra berkampanye keliling Bali.
Rai Mantra mengungkapkan, Nyepi merupakan momen mengisi jiwa dengan berbagai hal positif. Misalnya dengan membaca secara mendalam makna-makna yang terkandung dalam Bhagawadgita. Nyepi, kata dia, juga momen untuk mengoreksi diri atas kekurangan-kekurangan yang ada selama ini. “Dengan demikian, diri kita akan tercerahkan, baik secara batin maupun lahir,” paparnya.
Putra mantan Gubernur Bali Prof Ida Bagus Mantra ini mengatakan, kecerahan lahiriah dan batiniah akan menjadikan kita semakin bijak untuk menyongsong kemajuan pembangunan di Bali maupun di Indonesia. Menurutnya, pembangunan harus menyeluruh, harus menyentuh jiwa dan raga. Pelaksanaan Nyepi merupakan upaya untuk membangun jiwa. Karena itu, harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Terkait imbauan mematikan internet saat Nyepi, Rai Mantra memandang itu merupakan sesuatu yang baik. Karena hakikat dari Catur Brata Penyepian adalah belajar mengendalikan diri dari ketergantungan terhadap sesuatu. Kata dia, memang tidak mudah bagi orang yang punya ketergantungan yang tinggi kepada gadget. “Tapi ini sangat baik bagi umat untuk introspeksi diri dan memperbaiki diri terhadap ketergantungan kepada sesuatu,” katanya.
Rai Mantra juga menceritakan bagaimana dirinya biasanya menjalani hari raya Nyepi. Menurut Walikota Denpasar yang sedang cuti ini, ia biasanya melaksanakan Catur Brata Penyepian di rumah, tidak di tempat lain misalnya di pura. Waktunya biasanya diisi dengan membaca buku-buku keagamaan, termasuk membaca Bhagawadgita. Melaksanakan sembahyang tiga kali dalam sehari. Dan juga melaksanakan puasa.
Kata dia, kalau dalam kehidupan sehari-hari pikiran terus bekerja keras, saat Nyepi menjadi tenang. “Jadi saat Nyepi itu betul-betul untuk mengisi jiwa. Kadang-kadang saat-saat seperti itu muncul-muncul kata-kata indah, kata-kata puitis. Itulah sebenarnya suara nurani,” kisahnya.
Kadang-kadang, tutur Rai Mantra, dalam keadaan pikiran dan jiwa yang tenang saat Nyepi, muncul pikiran-pikiran kreatif. “Kita menjadi lebih nyaman mengeksplorasi diri. Ide kreatif apa yang ada dalam diri, itu bisa bermunculan,” jelasnya.
Rai Mantra mengajak masyarakat agar pelaksanaan Nyepi dijadikan momen menemukan diri sendiri, dan menemukan kreativitas di dalam diri. “Marilah kita menemukan diri sendiri, menemukan kreativitas dalam diri, yang pada akhirnya menjadi sumber kesejahteraan bagi kita,” tandasnya. *nat
Komentar