Pangerupukan, Desa Padangan Tampilkan Rejang Renteng 4 Generasi
Tepat di Hari Pangerupukan pada Jumat (16/3), Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, menampilkan kesenian berbeda.
TABANAN, NusaBali
Selain mengarak ogoh-ogoh yang dilakukan oleh sejumlah banjar se–Desa Padangan, mereka juga menampilkan Tari Rejang Renteng 4 generasi yang melibatkan 160 penari.Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita, mengatakan penampilan Rejang Renteng 4 generasi melibatkan 160 penari. Mulai dari umur 7 tahun hingga 75 tahun. Hal ini mengundang keseruan dalam pengarakan ogoh-ogoh karena mereka tampil sebelum sejumlah ogoh-ogoh diparadekan.
“Meskipun kemarin sempat dilanda hujan, para penari sangat semangat, apalagi yang sudah usia uzur mereka tetap enerjik,” ungkapnya, Minggu (18/3).Dikatakan tujuan menampilkan Tari Rejang Renteng 4 generasi, selain ingin menciptakan suasana baru, tujuan secara umum agar masyrakat di Desa Padangan mencintai budaya lokal. Dan secara khusus, masing-masing tingkatan berbeda tujuannya.
Untuk usia anak-anak mereka diharapkan memahami dasar seni tari, bagaimana penguatan agem. Sementara untuk usia remaja lebih berfungsi untuk memahami keindahan gerak dalam sebuah pertunjukan. Untuk ibu-ibu PKK berfungsi untuk mendapatkan olahraga yang sempurna, karena olahraga baik untuk kesehatan.
Dan terakhir untuk lansia, menari yang juga bisa disebut olahraga, agar mereka mendapat kesenangan, sehingga diharapkan di masa tua mereka mendapatkan kesehatan. “Penabuhnya anak-anak SD dan SMP dari Sanggar Seni Sundara Budaya, kebetulan saya juga yang terlibat melatih menabuh,” aku Wardita.
Kata Wardita, empat generasi ini sudah latihan setiap pekan sekali. Selain untuk ditampilkan pada saat Pangerupukan, juga ditampilkan pada saat hari-hari tertentu. Karena dari desa sudah ada anggaran melalui dana desa lewat pos anggaran di peningkatan seni, PKK, Posyandu, dan lansia.
Dikatakan parade ogoh-ogoh dan fragmentari yang menampilkan seluruh kesenian mulai rutin dilakukan tahun 2017. Dan untuk tahun 2018 ditambah lagi penampilan Rejang Renteng 4 generasi dengan tujuan semua segmen masyarakat terutama pemuda sibuk mempersiapkan seluruh rangkaian acara.
“Endingnya juga untuk mengurangi mabuk-mabukan seperti zaman dulu, dan program ini kami bersinergi dengan anggota DPRD Tabanan, I Gede Purnawan yang merekrut mantan ‘mabukers’ (tukang mabuk) diajak bikin sekaa tek-tekan dan ogoh-ogoh,” tandasnya. *d
Selain mengarak ogoh-ogoh yang dilakukan oleh sejumlah banjar se–Desa Padangan, mereka juga menampilkan Tari Rejang Renteng 4 generasi yang melibatkan 160 penari.Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita, mengatakan penampilan Rejang Renteng 4 generasi melibatkan 160 penari. Mulai dari umur 7 tahun hingga 75 tahun. Hal ini mengundang keseruan dalam pengarakan ogoh-ogoh karena mereka tampil sebelum sejumlah ogoh-ogoh diparadekan.
“Meskipun kemarin sempat dilanda hujan, para penari sangat semangat, apalagi yang sudah usia uzur mereka tetap enerjik,” ungkapnya, Minggu (18/3).Dikatakan tujuan menampilkan Tari Rejang Renteng 4 generasi, selain ingin menciptakan suasana baru, tujuan secara umum agar masyrakat di Desa Padangan mencintai budaya lokal. Dan secara khusus, masing-masing tingkatan berbeda tujuannya.
Untuk usia anak-anak mereka diharapkan memahami dasar seni tari, bagaimana penguatan agem. Sementara untuk usia remaja lebih berfungsi untuk memahami keindahan gerak dalam sebuah pertunjukan. Untuk ibu-ibu PKK berfungsi untuk mendapatkan olahraga yang sempurna, karena olahraga baik untuk kesehatan.
Dan terakhir untuk lansia, menari yang juga bisa disebut olahraga, agar mereka mendapat kesenangan, sehingga diharapkan di masa tua mereka mendapatkan kesehatan. “Penabuhnya anak-anak SD dan SMP dari Sanggar Seni Sundara Budaya, kebetulan saya juga yang terlibat melatih menabuh,” aku Wardita.
Kata Wardita, empat generasi ini sudah latihan setiap pekan sekali. Selain untuk ditampilkan pada saat Pangerupukan, juga ditampilkan pada saat hari-hari tertentu. Karena dari desa sudah ada anggaran melalui dana desa lewat pos anggaran di peningkatan seni, PKK, Posyandu, dan lansia.
Dikatakan parade ogoh-ogoh dan fragmentari yang menampilkan seluruh kesenian mulai rutin dilakukan tahun 2017. Dan untuk tahun 2018 ditambah lagi penampilan Rejang Renteng 4 generasi dengan tujuan semua segmen masyarakat terutama pemuda sibuk mempersiapkan seluruh rangkaian acara.
“Endingnya juga untuk mengurangi mabuk-mabukan seperti zaman dulu, dan program ini kami bersinergi dengan anggota DPRD Tabanan, I Gede Purnawan yang merekrut mantan ‘mabukers’ (tukang mabuk) diajak bikin sekaa tek-tekan dan ogoh-ogoh,” tandasnya. *d
Komentar