Bidding Host PON Diundur
Namun hal yang positif yang dapat dimanfaatkan KONI Bali, yakni ada waktu kembali konsolidasi internal bersama KONI NTB sebagai tuan rumah bersama.
DENPASAR, NusaBali
Bidding host PON XXI/2024 yang dijadwalkan pada 6 April 2018 di Jakarta, kembali diundur pada 26 April 2018. Pengunduran proses penentuan tuan rumah PON itu tercatat untuk kedua kalinya dilakukan KONI Pusat.
"Surat resminya dari Ketua KONI Pusat Tono Suratman memang belum kami terima. Tapi, informasinya memang benar jadwal bidding kembali diundur," ungkap Sekretaris Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan di Denpasar, Senin (19/3).
Menurut Oka Darmawan, dengan diundurnya jadwal bidding, saat ini tidak bicara soal untung rugi. Namun hal yang positif yang dapat dimanfaatkan yakni ada waktu kembali melakukan konsolidasi internal bersama tuan rumah KONI NTB.
Sebab Bali mengajukan tuan rumah PON 2024 bersama Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk itu, makalah pemaparannya harus dijadikan satu dan lengkap.
"Kita bisa matangkan di pemaparan makalah. Itu jauh lebih bermanfaat meyakinkan voter atau KONI daerah lain," terang Oka Darmawan.
Menanggapi mengapa sampai kembali diundur jadwal penentuan itu, Oka Darmawan menyebutkan, semua itu merupakan keputusan dan kewenangan KONI Pusat.
"Alasan kenapa sampai diundur lagi, kami belum tahu betul. Kita tunggu saja surat resminya," tandas Oka Darmawan.Dengan kembali diundur jadwal, KONI Bali belum memastikan kembali melakukan roadshow ke KONI di Indonesia. Menurut Oka Darmawan, memang ada sejumlah KONI daerah yang belum didatangi tim pemenangan tuan rumah PON 2024. Mulai dari Aceh, Sumut, termasuk KONI Provinsi Kalteng. Ha itu mengingat, mereka juga rival yang sama-sama mengajukan tuan rumah PON 2024.
"Voter lainnya tetap digarap maksimal untuk dapat dukungan. Bahkan, setelah didatangi tetap di full up dengan komunikasi via telpun. Itu untuk menjaga agar daerah bersangkutan tetap yakin untuk memilih Bali nantinya," beber Oka Darmawan.
Menurutnya, dari 34 voter untuk memenangkan proses bidding minimal membutuhkan 18 voter. Namun Oka menyebutkan dukungan voter diyakini akan berubah pada akhir-akhir proses bidding.
"Last minute biasanya ada pergeseran suara voter yang cukup signifikan. Mulai tanggal 24, dan 25 itu sangat krusial pergeserannya. Termasuk saat-saat genting pada 26 April yang ditentukan sebagai jadwal pemilihan," jelas Oka Darmawan.
Namun dengan komunikasi berlanjut dan telah sowan ke masing-masing Provinsi di Indonesia, Bali optimis memenangkan bidding host PON 2024.*dek
Bidding host PON XXI/2024 yang dijadwalkan pada 6 April 2018 di Jakarta, kembali diundur pada 26 April 2018. Pengunduran proses penentuan tuan rumah PON itu tercatat untuk kedua kalinya dilakukan KONI Pusat.
"Surat resminya dari Ketua KONI Pusat Tono Suratman memang belum kami terima. Tapi, informasinya memang benar jadwal bidding kembali diundur," ungkap Sekretaris Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan di Denpasar, Senin (19/3).
Menurut Oka Darmawan, dengan diundurnya jadwal bidding, saat ini tidak bicara soal untung rugi. Namun hal yang positif yang dapat dimanfaatkan yakni ada waktu kembali melakukan konsolidasi internal bersama tuan rumah KONI NTB.
Sebab Bali mengajukan tuan rumah PON 2024 bersama Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk itu, makalah pemaparannya harus dijadikan satu dan lengkap.
"Kita bisa matangkan di pemaparan makalah. Itu jauh lebih bermanfaat meyakinkan voter atau KONI daerah lain," terang Oka Darmawan.
Menanggapi mengapa sampai kembali diundur jadwal penentuan itu, Oka Darmawan menyebutkan, semua itu merupakan keputusan dan kewenangan KONI Pusat.
"Alasan kenapa sampai diundur lagi, kami belum tahu betul. Kita tunggu saja surat resminya," tandas Oka Darmawan.Dengan kembali diundur jadwal, KONI Bali belum memastikan kembali melakukan roadshow ke KONI di Indonesia. Menurut Oka Darmawan, memang ada sejumlah KONI daerah yang belum didatangi tim pemenangan tuan rumah PON 2024. Mulai dari Aceh, Sumut, termasuk KONI Provinsi Kalteng. Ha itu mengingat, mereka juga rival yang sama-sama mengajukan tuan rumah PON 2024.
"Voter lainnya tetap digarap maksimal untuk dapat dukungan. Bahkan, setelah didatangi tetap di full up dengan komunikasi via telpun. Itu untuk menjaga agar daerah bersangkutan tetap yakin untuk memilih Bali nantinya," beber Oka Darmawan.
Menurutnya, dari 34 voter untuk memenangkan proses bidding minimal membutuhkan 18 voter. Namun Oka menyebutkan dukungan voter diyakini akan berubah pada akhir-akhir proses bidding.
"Last minute biasanya ada pergeseran suara voter yang cukup signifikan. Mulai tanggal 24, dan 25 itu sangat krusial pergeserannya. Termasuk saat-saat genting pada 26 April yang ditentukan sebagai jadwal pemilihan," jelas Oka Darmawan.
Namun dengan komunikasi berlanjut dan telah sowan ke masing-masing Provinsi di Indonesia, Bali optimis memenangkan bidding host PON 2024.*dek
1
Komentar