Rai Budiasa Belum Putuskan Nyaleg
Dilirik Sejumlah Parpol Maju Pileg 2019
DENPASAR,NusaBali
Perburuan partai politik mencari figur caleg (calon anggota legislatif) untuk ditarungkan di Pileg 2019 mendatang terus bergulir. Salah satunya mantan Ketua Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali, Dewa Ngakan Rai Budiasa yang ditawari nyaleg di sejumlah partai politik. Namun, Rai Budiasa hingga kini belum memutuskan untuk maju di Pileg 2019 nanti.
Mantan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta ini mengatakan hingga saat ini masih tetap mengikuti perkembangan politik nasional dan daerah. Tidak berarti untuk terjun ke pertarungan Pileg 2019. “Tawaran nyaleg di musim pemilu jelas mengalir, termasuk kepada saya. Sudah beberapa parpol menawari,” ujar Rai Budiasa di Denpasar, Senin (19/3) siang.
Kata dia, saat ini semua parpol mencari figur. Baik rekrutmen kader, tokoh masyarakat, bahkan figur di parpol seberang. “Saya rasa semua partai politik sedang mencari figur. Bisa juga berburu di ‘kebun orang’ atau mendapatkan figur dari seberang yang bukan kader. Itu sudah hukum alam dalam dunia politik. Ini fenomena menarik. Saya belum putuskan maju nyaleg,” kata Rai Budiasa kepada NusaBali.
Rai Budiasa yang saat ini masih tetap bercokol di bawah naungan ‘beringin’ (Partai Golkar) mengatakan tidak menjadi anggota dewan tetap bisa berbuat untuk masyarakat. “Tidak menjadi anggota dewan pun tetap berkegiatan untuk masyarakat. Tidak hanya menjadi caleg saja kita berbuat untuk masyarakat. Nafas sebagai kader Golkar itu ya begitu. Nafas karya kekaryaan, bukan berbuat ketika punya jabatan. Berkarya tidak hanya ketika duduk di legislatif saja,” tandas politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar ini.
Rai Budiasa sekarang mengelola Yayasan Yasa Putra Sedana Kabupaten Gianyar yang bergerak di bidang seni dan budaya. Mantan Staf di Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Jerman ini eksis sebagai praktisi seni-budaya dan pariwisata. Di Yayasan Yasa Putra Sedana Gianyar bergabung anak-anak muda, seniman, tokoh masyarakat, dari mahasiswa sampai pensiunan purnawirawan polisi berpangkat perwira menengah. Mereka membentuk Tim Kesenian yang mementaskan Tarian Ramayana untuk tamu-tamu asing di Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Sehingga kesenian ini cukup dikenal di mancanegara.
Tim Kesenian yang sudah melanglang buana ke belahan Eropa ini binaan dari Rai Budiasa. “Kalau berbuat untuk adat dan budaya serta pariwisata sekaligus melestarikan seni di Bali, dengan Tim Kesenian ini saya rasa sudah lakukan sejak belasan tahun lalu,” pungkas Koordinator Artis Ibukota Tahun 1995-1998 ini. *nat
Mantan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta ini mengatakan hingga saat ini masih tetap mengikuti perkembangan politik nasional dan daerah. Tidak berarti untuk terjun ke pertarungan Pileg 2019. “Tawaran nyaleg di musim pemilu jelas mengalir, termasuk kepada saya. Sudah beberapa parpol menawari,” ujar Rai Budiasa di Denpasar, Senin (19/3) siang.
Kata dia, saat ini semua parpol mencari figur. Baik rekrutmen kader, tokoh masyarakat, bahkan figur di parpol seberang. “Saya rasa semua partai politik sedang mencari figur. Bisa juga berburu di ‘kebun orang’ atau mendapatkan figur dari seberang yang bukan kader. Itu sudah hukum alam dalam dunia politik. Ini fenomena menarik. Saya belum putuskan maju nyaleg,” kata Rai Budiasa kepada NusaBali.
Rai Budiasa yang saat ini masih tetap bercokol di bawah naungan ‘beringin’ (Partai Golkar) mengatakan tidak menjadi anggota dewan tetap bisa berbuat untuk masyarakat. “Tidak menjadi anggota dewan pun tetap berkegiatan untuk masyarakat. Tidak hanya menjadi caleg saja kita berbuat untuk masyarakat. Nafas sebagai kader Golkar itu ya begitu. Nafas karya kekaryaan, bukan berbuat ketika punya jabatan. Berkarya tidak hanya ketika duduk di legislatif saja,” tandas politisi asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar ini.
Rai Budiasa sekarang mengelola Yayasan Yasa Putra Sedana Kabupaten Gianyar yang bergerak di bidang seni dan budaya. Mantan Staf di Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Jerman ini eksis sebagai praktisi seni-budaya dan pariwisata. Di Yayasan Yasa Putra Sedana Gianyar bergabung anak-anak muda, seniman, tokoh masyarakat, dari mahasiswa sampai pensiunan purnawirawan polisi berpangkat perwira menengah. Mereka membentuk Tim Kesenian yang mementaskan Tarian Ramayana untuk tamu-tamu asing di Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Sehingga kesenian ini cukup dikenal di mancanegara.
Tim Kesenian yang sudah melanglang buana ke belahan Eropa ini binaan dari Rai Budiasa. “Kalau berbuat untuk adat dan budaya serta pariwisata sekaligus melestarikan seni di Bali, dengan Tim Kesenian ini saya rasa sudah lakukan sejak belasan tahun lalu,” pungkas Koordinator Artis Ibukota Tahun 1995-1998 ini. *nat
Komentar