Packaging Jadi Kendala Produk Hortikultura Bali
Produk tanaman hortikultura Bali, diantaranya aneka buah lokal punya pangsa pasar terbuka di luar negeri.
DENPASAR, NusaBali
Diantaranya negara- negara di kawasan Timur Tengah, seperti Qatar, Uni Emirat Arab bahkan juga Rusia. Hanya saja masih ada ganjalan yakni masalah kemasan atau packaging yang berstandar internasional.“Selama ini kita terpaksa kadang memanfaatkan packaging dari luar Bali, seperti dari Jawa Timur,” ujar Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hortikultura (Aspektura) I Wayan Natih.
Di Bali, kata Natih sudah ada pengusaha-pengusaha hortikultura yang memiliki packaging house sendiri. Namun untuk keragaman standar belum. “Karena itulah kami harapkan Bali, punya packaging house sendiri,” harap Natih.Diakui faktor packaging atau kemasan itulah, yang menjadi salah satu kendala pengiriman produk hortikultura Bali ke luar negeri. Padahal, untuk produksi sejauh ini tidak ada masalah.
“Kita juga khawatir lakukan kontrak, karena persoalan packaging,” kata Natih.Meski demikian sementara menunggu kehadiran packaging house para pengusaha hortikultura Bali terus melakukan penjajagan pasar ke luar negeri. “Selain manggis yang diekspor ke China, melon dan produk lainnya diminati di kawasan Timur Tengah,” ungkap Natih.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan I Wayan Sunarta, mengiyakan packaging atau kemasan yang kini sedang diupayakan. “Itu packaging yang terakreditasi,” kata Sunarta.
Menurutnya sudah ada dari pihak swasta yang siap membangun packaging house yang terakreditasi. Lokasinya menurut rencana di sekitar kawasan Jalan Ida Bagus Mantra. “ Informasinya di sekitar Kosambi (kawasan Banjar Kosambi, Denpasar Timur). Kalau memang swasta bisa membangun tentu lebih baik. Kita harapkan demikian,” kata Sunarta. *k17
Diantaranya negara- negara di kawasan Timur Tengah, seperti Qatar, Uni Emirat Arab bahkan juga Rusia. Hanya saja masih ada ganjalan yakni masalah kemasan atau packaging yang berstandar internasional.“Selama ini kita terpaksa kadang memanfaatkan packaging dari luar Bali, seperti dari Jawa Timur,” ujar Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Hortikultura (Aspektura) I Wayan Natih.
Di Bali, kata Natih sudah ada pengusaha-pengusaha hortikultura yang memiliki packaging house sendiri. Namun untuk keragaman standar belum. “Karena itulah kami harapkan Bali, punya packaging house sendiri,” harap Natih.Diakui faktor packaging atau kemasan itulah, yang menjadi salah satu kendala pengiriman produk hortikultura Bali ke luar negeri. Padahal, untuk produksi sejauh ini tidak ada masalah.
“Kita juga khawatir lakukan kontrak, karena persoalan packaging,” kata Natih.Meski demikian sementara menunggu kehadiran packaging house para pengusaha hortikultura Bali terus melakukan penjajagan pasar ke luar negeri. “Selain manggis yang diekspor ke China, melon dan produk lainnya diminati di kawasan Timur Tengah,” ungkap Natih.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan I Wayan Sunarta, mengiyakan packaging atau kemasan yang kini sedang diupayakan. “Itu packaging yang terakreditasi,” kata Sunarta.
Menurutnya sudah ada dari pihak swasta yang siap membangun packaging house yang terakreditasi. Lokasinya menurut rencana di sekitar kawasan Jalan Ida Bagus Mantra. “ Informasinya di sekitar Kosambi (kawasan Banjar Kosambi, Denpasar Timur). Kalau memang swasta bisa membangun tentu lebih baik. Kita harapkan demikian,” kata Sunarta. *k17
Komentar