Golkar Calonkan Lagi Incumbent DPRD Bali
Partai Golkar akan mencalonkan kembali para incumbent berjumlah 11 orang untuk incar kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019 mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Para kandidat calon legislatif (caleg) incumbent ini diyakini mampu mendongkrak suara partai, dengan pengalaman dan modal investasi politik selama 5 tahun sebelumnya.Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, mengatakan pihaknya sudah susun daftar calon sementara (DCS) untuk kursi DPRD Bali ke Pileg 2019. “Semua anggota DPRD Bali yang masih menjabat sekarang, istilahnya incumbent, kami pasang kembali sebagai bakal caleg,” ujar Ketut Sudikerta di Denpasar, Rabu (21/3).
Para incumbent dari Golkar yang akan ditarungkan kembali berebut kursi DPRD Bali 2019-2024 melalui Pileg 2019 mendatang, masing-masing Ni Putu Yuli Artini (Dapil Karangasem/raih 24.458 suara saat Pileg 2014), I Wayan Gunawan (Dapil Bangli/2.472 suara di Pileg 2014), Tjok Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Dapil Gianyar/raih 22.246 suara di Pileg 2014), I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar/raih 21.556 suara di Pileg 2014), Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung/raih 18.034 suara di Pileg 2014), IB Pada Kesuma (Dapil Badung/raih 17.931 suara di Pileg 2014), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan/raih 17.663 suara di Pileg 2014), IB Gede Udiyana (Dapil Denpasar/raih 12.476 suara di Pileg 2014), Ida Gede Komang Kresna Budi (Dapil Buleleng/raih 11.730 suara di Pileg 2014), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng/raih 10.886 suara di Pileg 2014), dan Made Suardana (Dapil Jembrana/raih 5.525 suara di Pileg 2014).
Dari 11 incumbent milik Golkar ini, hanya Cok Ibah yang dipastikan tidak maju tarung berebut kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019. Pasalnya, Cok Ibah segera di-PAW dari kursi DPRD Bali Dapil Gianyar, karena maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar ke Pilkada 2018. Posisi Cok Ibah di DPRD Bali akan digantikan Made Dauh Wijana. Nantinya, Dauh Wijana yang akan maju tarung lagi denga status incumbent ke Pileg 2019.
Menurut Sudikerta, dengan pencalonan para incumbent ke DPRD Bali dalam Pileg 2019, ada beberapa Dapil yang ditarget bisa naik perolehan kursinya. Misal, kursi DPRD Bali Dapil Denpasar dan Dapil Bulelen. “Ya, kita harapkan mampu tambah kursi DPRD Bali dari Dapil Denpasar dan Dapil Buleleng,” tandas Sudikerta.
Saat ini, Dapil Denpasar dan Dapil Buleleng sama-sama menyumbang 2 kursi DPRD Bali 20140-2019 berdasar hasil Pileg 2014. Menurut Sudikerta, dari Dapil Denpasar dan Dapil Buleleng nantinya ditarget dapat masing-0masing 3 kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019.
“Kalau kader yang berstatus sebagai incumbent mau kerja keras dan maksimal, target ini saya rasa bukan hal yang mustahil. Pasti bisa kalau gerakan di bawah gencar,” jelas Sudikerta yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali dan maju lagi sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018.
Sudikerta menegaskan, dalam Pileg 2019 nanti, 9 kabupaten/kota se-Bali ditarget punya wakil di DPRD Bali 2019-2024. Itu artinya, Klungkung harus bisa merebut kembali 1 kursi DPRD Bali yang lenyap saat Pileg 2014.
Sekadar dicatat, Klungkung merupakan satu-satunya daerah di Bali di mana Golkar gagal meluluskan wakilnya ke kursiu DPRD Bali hasil Pileg 2014. Sebelumnya, dari hasil Pileg 2009, Golkar mampu meloloskan satu wakil ke kursi DPRD Bali Dapil Klungkung, melalui Tjokorda Gede Ngurah. Namun, dalam Pileg 2014, Tjok Ngurah yang mantan Bupati Klungkung gagal lolos ke DPRD Bali. Justru kursi Golkar direbut new comer dari Gerindra, I Nengah Wijana.
“Klungkung kita target bisa kembalikan kursi DPRD Bali yang sempat kosong karena di Pileg 2014 kalah dari partai lain. Makanya, kita harus kerja keras,” tegas politisi Golkar asal Desa pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.
Sementara itu, kader senior Golkar yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali, I Ketut Suwandhi, mengatakan belum tahu apakah dirinya akan dipasang kembali atau tidak sebagai caleg dari Dapil Denpasar di Pileg 2019 mendatang. “Saya belum tahu apakah saya masuk daftar calon lagi atau tidak. Saya serahkan kepada partai saja,” ujar Suwandhi saat dikonfirmasi NusaBali ecara terpisah, Rabu kemarin.
Mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar ini menegaskan, kalau incumbent kembali dipasang, maka harus ada peningkatan jumlah kursi di DPRD Bali hasil Pileg 2019 mendatang. “Ini tantangan buat kita untuk dongkrak suara Golkar. Bahkan, kalau bisa tambah signifikan. Kalau dengan sistem pemilu terbaru di Pileg 2019 nanti, di mana tidak ada istilah suara sisa, peluang Golkar merebut 3 kursi dari Dapil Denpasar terbuka lebar. Dengan catatan, caleg yang dipasang adalah petarung terbaik dan punya basis suara. Jadi semuanya mendulang suara untuk memaksimalkan perolehan kursi,” ujar politisi berjuluk ‘Jenderal Kota’ ini. *nat
Para kandidat calon legislatif (caleg) incumbent ini diyakini mampu mendongkrak suara partai, dengan pengalaman dan modal investasi politik selama 5 tahun sebelumnya.Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, mengatakan pihaknya sudah susun daftar calon sementara (DCS) untuk kursi DPRD Bali ke Pileg 2019. “Semua anggota DPRD Bali yang masih menjabat sekarang, istilahnya incumbent, kami pasang kembali sebagai bakal caleg,” ujar Ketut Sudikerta di Denpasar, Rabu (21/3).
Para incumbent dari Golkar yang akan ditarungkan kembali berebut kursi DPRD Bali 2019-2024 melalui Pileg 2019 mendatang, masing-masing Ni Putu Yuli Artini (Dapil Karangasem/raih 24.458 suara saat Pileg 2014), I Wayan Gunawan (Dapil Bangli/2.472 suara di Pileg 2014), Tjok Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Dapil Gianyar/raih 22.246 suara di Pileg 2014), I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar/raih 21.556 suara di Pileg 2014), Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung/raih 18.034 suara di Pileg 2014), IB Pada Kesuma (Dapil Badung/raih 17.931 suara di Pileg 2014), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan/raih 17.663 suara di Pileg 2014), IB Gede Udiyana (Dapil Denpasar/raih 12.476 suara di Pileg 2014), Ida Gede Komang Kresna Budi (Dapil Buleleng/raih 11.730 suara di Pileg 2014), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng/raih 10.886 suara di Pileg 2014), dan Made Suardana (Dapil Jembrana/raih 5.525 suara di Pileg 2014).
Dari 11 incumbent milik Golkar ini, hanya Cok Ibah yang dipastikan tidak maju tarung berebut kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019. Pasalnya, Cok Ibah segera di-PAW dari kursi DPRD Bali Dapil Gianyar, karena maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) Gianyar ke Pilkada 2018. Posisi Cok Ibah di DPRD Bali akan digantikan Made Dauh Wijana. Nantinya, Dauh Wijana yang akan maju tarung lagi denga status incumbent ke Pileg 2019.
Menurut Sudikerta, dengan pencalonan para incumbent ke DPRD Bali dalam Pileg 2019, ada beberapa Dapil yang ditarget bisa naik perolehan kursinya. Misal, kursi DPRD Bali Dapil Denpasar dan Dapil Bulelen. “Ya, kita harapkan mampu tambah kursi DPRD Bali dari Dapil Denpasar dan Dapil Buleleng,” tandas Sudikerta.
Saat ini, Dapil Denpasar dan Dapil Buleleng sama-sama menyumbang 2 kursi DPRD Bali 20140-2019 berdasar hasil Pileg 2014. Menurut Sudikerta, dari Dapil Denpasar dan Dapil Buleleng nantinya ditarget dapat masing-0masing 3 kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019.
“Kalau kader yang berstatus sebagai incumbent mau kerja keras dan maksimal, target ini saya rasa bukan hal yang mustahil. Pasti bisa kalau gerakan di bawah gencar,” jelas Sudikerta yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali dan maju lagi sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018.
Sudikerta menegaskan, dalam Pileg 2019 nanti, 9 kabupaten/kota se-Bali ditarget punya wakil di DPRD Bali 2019-2024. Itu artinya, Klungkung harus bisa merebut kembali 1 kursi DPRD Bali yang lenyap saat Pileg 2014.
Sekadar dicatat, Klungkung merupakan satu-satunya daerah di Bali di mana Golkar gagal meluluskan wakilnya ke kursiu DPRD Bali hasil Pileg 2014. Sebelumnya, dari hasil Pileg 2009, Golkar mampu meloloskan satu wakil ke kursi DPRD Bali Dapil Klungkung, melalui Tjokorda Gede Ngurah. Namun, dalam Pileg 2014, Tjok Ngurah yang mantan Bupati Klungkung gagal lolos ke DPRD Bali. Justru kursi Golkar direbut new comer dari Gerindra, I Nengah Wijana.
“Klungkung kita target bisa kembalikan kursi DPRD Bali yang sempat kosong karena di Pileg 2014 kalah dari partai lain. Makanya, kita harus kerja keras,” tegas politisi Golkar asal Desa pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.
Sementara itu, kader senior Golkar yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali, I Ketut Suwandhi, mengatakan belum tahu apakah dirinya akan dipasang kembali atau tidak sebagai caleg dari Dapil Denpasar di Pileg 2019 mendatang. “Saya belum tahu apakah saya masuk daftar calon lagi atau tidak. Saya serahkan kepada partai saja,” ujar Suwandhi saat dikonfirmasi NusaBali ecara terpisah, Rabu kemarin.
Mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar ini menegaskan, kalau incumbent kembali dipasang, maka harus ada peningkatan jumlah kursi di DPRD Bali hasil Pileg 2019 mendatang. “Ini tantangan buat kita untuk dongkrak suara Golkar. Bahkan, kalau bisa tambah signifikan. Kalau dengan sistem pemilu terbaru di Pileg 2019 nanti, di mana tidak ada istilah suara sisa, peluang Golkar merebut 3 kursi dari Dapil Denpasar terbuka lebar. Dengan catatan, caleg yang dipasang adalah petarung terbaik dan punya basis suara. Jadi semuanya mendulang suara untuk memaksimalkan perolehan kursi,” ujar politisi berjuluk ‘Jenderal Kota’ ini. *nat
1
Komentar