Terkendala Utilitas PDAM, Pengerjaan Dipindah
Untuk sementara, pihak pelaksana proyek pelebaran jalan mengerjakan di sisi Jalan Nakula ke arah utara.
Proyek Pelebaran Jalan di Atas Tukad Teba
MANGUPURA, NusaBali
Proyek pelebaran jalan di atas Tukad Teba di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Denpasar Barat, terkendala pemindahan utulitas PDAM dan PLN. Agar tak mengganggu progress pengerjaan proyek, pihak pelaksana proyek terpaksa meloncat (pindah) ke tempat lain.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Simpang Dewa Ruci, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII, Ida Bagus Made Artamana dikonfirmasi, Rabu (21/3), menyatakan hingga kini pengerjaan proyek sepanjang 2.250 meter itu telah mencapai 18,2697 persen. Progres ini mengalami peningkatan sebesar 0,5726 persen dari target awal 17,697 persen.
Proyek yang dibangun di atas Tukad Teba dengan sistem box culvert itu sebenarnya progresnya bisa lebih besar lagi, namun karena ada berbagai kendala maka perlu disesuaikan. Kendala terbesar adalah pemindahan utilitas PDAM dan PLN. Pemindahan ini sedikit menyita waktu karena pemindahan utilitas diusahakan tidak mengganggu layanan air bersih maupun listrik kepada pelanggan.
Diakuinya, pihak PLN telah menunjukkan respons cepat dan luar biasa karena proses pemindahannya cukup mudah dibanding PDAM. Dikatakannya kabel PLN dalam pemindahamnya bisa ditekuk, sementara PDAM tak bisa. Namun demikian pemindahan kabel PLN tetap memerhatikan standar agar tak terjadi musibah di kemudiam hari.
“Saat ini PLN telah menyiapkan kabel untuk proses pemindahan utilitas. Kami terus melakukan koordinasi agar layanan listrik kepada pelanggan tetap berjalan dengan baik. Selain itu untuk keselamatan kerja juga. Makanya kami terus melakukan koordinasi intens dengan PLN,” tuturnya.
Sementara untuk pemindahan pipa PDAM, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PDAM Kota Denpasar. Bahkan koordinasi dilakukan enam bulan sebelum penggarapan proyek. Pemindahan ini merupakan tanggung jawab pemilik utilitas. Setelah memulai penggarapan proyek, pihaknya kembali mengundang PDAM, untuk bersama-sama melakukan uji di lapangan per 200 meter. Waktu itu hasil uji-nya tak kelihatan pada galian proyek terdapat pipa PDAM. Waktu itu yang terkena berdasarkan hasil pengecekan hanya di Gunung Soputan (pipa melintang jalan).
“Setelah mulai dilakukan pekerjaan dan berjalan 3 bulan dan sudah open 700 meter, ternyata ada pipa yang terkena. Padahal sebelumnya saat dites tak kena, ternyata kena galian proyek. Yang terkena itu sepanjang 528 meter, dari Simpang Nakula hingga di depan BLK. Pada tempat itu ada dua jenis pipa yakni pipa APV dan pipa galvanis. Pipa APV yang rentan sekali terhadap kebocoran karena berbahan dasar asbes. Tak ada galian pun bisa remuk sendiri. Tak terkena langsung galian pun pipanya bisa bocor. Seperti saat ini galian jaraknya dengan pipa sekitar 1,5 meter namun pipanya bisa bocor,” ungkap Gus Artamana.
Akhirnya sambil berkoordinasi dengan PDAM pihaknya memindahkan pekerjaan ke Jalan Nakula ke arah utara (perbatasan Kuta, Badung — Kota Denpasar, Red) . Hal ini dilakukan agar tak mengganggu progress pengerjaan proyek secara keseluruhan. “Di sana kami sudah mulai memasang pagar. Selain itu pohon perindang juga sudah mulai ditebang,” tukasnya.
Sementara Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Ida Bagus Gede Arsana, mengemukakan terkait pemindahan utilitas PDAM Kota Denpasar, pihaknya sudah pernah melakukan rapat, namun belum ada keputusan untuk pemindahan pipa. Permasalahan yang utama adalah anggaran yang akan dipakai untuk memindahkan.
Jika biaya pemindahan utilitas dibebankan ke PDAM Denpasar, menurut Arsana, pihaknya tidak setuju karena keterbatasan dana. “Sudah pernah dibahas tapi belum ada keputusan. Karena kami tidak ada biaya untuk pemindahan utilitas. Jika pihak pelaksana proyek memiliki anggaran untuk pemindahan utilitas, kami persilakan,” ujarnya. *p, m
MANGUPURA, NusaBali
Proyek pelebaran jalan di atas Tukad Teba di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Denpasar Barat, terkendala pemindahan utulitas PDAM dan PLN. Agar tak mengganggu progress pengerjaan proyek, pihak pelaksana proyek terpaksa meloncat (pindah) ke tempat lain.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Simpang Dewa Ruci, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII, Ida Bagus Made Artamana dikonfirmasi, Rabu (21/3), menyatakan hingga kini pengerjaan proyek sepanjang 2.250 meter itu telah mencapai 18,2697 persen. Progres ini mengalami peningkatan sebesar 0,5726 persen dari target awal 17,697 persen.
Proyek yang dibangun di atas Tukad Teba dengan sistem box culvert itu sebenarnya progresnya bisa lebih besar lagi, namun karena ada berbagai kendala maka perlu disesuaikan. Kendala terbesar adalah pemindahan utilitas PDAM dan PLN. Pemindahan ini sedikit menyita waktu karena pemindahan utilitas diusahakan tidak mengganggu layanan air bersih maupun listrik kepada pelanggan.
Diakuinya, pihak PLN telah menunjukkan respons cepat dan luar biasa karena proses pemindahannya cukup mudah dibanding PDAM. Dikatakannya kabel PLN dalam pemindahamnya bisa ditekuk, sementara PDAM tak bisa. Namun demikian pemindahan kabel PLN tetap memerhatikan standar agar tak terjadi musibah di kemudiam hari.
“Saat ini PLN telah menyiapkan kabel untuk proses pemindahan utilitas. Kami terus melakukan koordinasi agar layanan listrik kepada pelanggan tetap berjalan dengan baik. Selain itu untuk keselamatan kerja juga. Makanya kami terus melakukan koordinasi intens dengan PLN,” tuturnya.
Sementara untuk pemindahan pipa PDAM, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PDAM Kota Denpasar. Bahkan koordinasi dilakukan enam bulan sebelum penggarapan proyek. Pemindahan ini merupakan tanggung jawab pemilik utilitas. Setelah memulai penggarapan proyek, pihaknya kembali mengundang PDAM, untuk bersama-sama melakukan uji di lapangan per 200 meter. Waktu itu hasil uji-nya tak kelihatan pada galian proyek terdapat pipa PDAM. Waktu itu yang terkena berdasarkan hasil pengecekan hanya di Gunung Soputan (pipa melintang jalan).
“Setelah mulai dilakukan pekerjaan dan berjalan 3 bulan dan sudah open 700 meter, ternyata ada pipa yang terkena. Padahal sebelumnya saat dites tak kena, ternyata kena galian proyek. Yang terkena itu sepanjang 528 meter, dari Simpang Nakula hingga di depan BLK. Pada tempat itu ada dua jenis pipa yakni pipa APV dan pipa galvanis. Pipa APV yang rentan sekali terhadap kebocoran karena berbahan dasar asbes. Tak ada galian pun bisa remuk sendiri. Tak terkena langsung galian pun pipanya bisa bocor. Seperti saat ini galian jaraknya dengan pipa sekitar 1,5 meter namun pipanya bisa bocor,” ungkap Gus Artamana.
Akhirnya sambil berkoordinasi dengan PDAM pihaknya memindahkan pekerjaan ke Jalan Nakula ke arah utara (perbatasan Kuta, Badung — Kota Denpasar, Red) . Hal ini dilakukan agar tak mengganggu progress pengerjaan proyek secara keseluruhan. “Di sana kami sudah mulai memasang pagar. Selain itu pohon perindang juga sudah mulai ditebang,” tukasnya.
Sementara Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Ida Bagus Gede Arsana, mengemukakan terkait pemindahan utilitas PDAM Kota Denpasar, pihaknya sudah pernah melakukan rapat, namun belum ada keputusan untuk pemindahan pipa. Permasalahan yang utama adalah anggaran yang akan dipakai untuk memindahkan.
Jika biaya pemindahan utilitas dibebankan ke PDAM Denpasar, menurut Arsana, pihaknya tidak setuju karena keterbatasan dana. “Sudah pernah dibahas tapi belum ada keputusan. Karena kami tidak ada biaya untuk pemindahan utilitas. Jika pihak pelaksana proyek memiliki anggaran untuk pemindahan utilitas, kami persilakan,” ujarnya. *p, m
Komentar