Bumi Dipijak, Langit Pun Dijunjung
Bali United ‘Tangkil’ ke Batur dan Besakih
MANGUPURA, NusaBali
Keluarga besar Bali United tangkil (datang) ke Pura Batur dan Pura Besakih untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Kegiatan itu bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi. ‘Tradisi’ itu dilakukan menyambut dimulai Kompetisi Liga 1 Indonesia Tahun 2018, sekaligus melakoni laga perdana menjamu PSMS Medan, Sabtu (24/3) besok di Stadion Kapten Wayan Dipta.
Usai melaksanakan serangkaian kegiatan hari ini, pelatih kepala Bali United, Widodo Cahyono Putro mengatakan kegiatan itu salah satu program wajib yang rutin dilaksanakan keluarga besar Bali United. Ia pun berharap perjalanan Bali United di kompetisi 2018 ini mendapat kelancaran.
"Ketika kami akan melakukan sesuatu yang besar, maka sudah kewajiban kami memohon kepada yang Maha Kuasa agar segala sesuatunya dilancarkan," ujar Widodo, di laman resmi klub www.baliutd.com.
Terkait seluruh pemain dan tim pelatih Bali United yang menggunakan pakaian adat Bali, dirinya mengatakan hal itu adalah cara tim Bali United untuk saling menghargai perbedaan satu sama lain.
"Kami sadar bila kami di Bali dan sudah sewajarnya menghormati kebudayaan di Bali. Istilahnya, dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung," kata Widodo.
Pada tradisi rutin itu, seluruh pemain, tim pelatih dan jajaran manajemen kompak menggunakan pakaian khas umat Hindu di Bali tanpa melihat perbedaan keyakinan mereka. Para pemain seperti Irfan Bachdim, Ilija Spasojevic dan lainnya tampak gagah menggunakan kombinasi kamen (kain), saput, kemeja putih dan udeng.
Kegiatan diawali dengan melakukan persembahyangan di Pura Ulun Carik yang bertempat di area Stadion Kapten I Wayan Dipta. Rombongan di Pura yang wajib dikunjungi pemain yang beragama Hindu selama kurang lebih satu jam. Perjalanan dilanjutkan ke Pura Ulun Danu, Batur.
Di Pura Batur dengan langsung disambut beberapa semeton yang sudah menunggu. Beberapa pemain pun langsung mendapat permintaan untuk berfoto bersama para fans.
Saat proses persembahyangan berlangsung, para pemain, offical dan jajaran manajemen nampak sangat khusyuk. Bahkan beberapa pemain dan official yang beragama non-Hindu pun ikut serta dalam proses persembahyangan.
Dari kawasan di Gunung Batur, rombongan ke Pura Besakih di Kabupaten Karangasem. Rombongan pemain yang beragama Hindu langsung ke Pura Pedharman (leluhur) masing-masing. Rombongan lainnya menikmati suasana di Pura Besakih, dengan berfoto bersama.
Rombongan kembali berkumpul di Penataran Agung (pura umum) setelah rombongan yang beragama Hindu selesai melakukan persembahyangan di Pura Pedharman masing-masing. Persembahyangan bersama pun kembali dilaksanakan dengan khusyuk.*
Usai melaksanakan serangkaian kegiatan hari ini, pelatih kepala Bali United, Widodo Cahyono Putro mengatakan kegiatan itu salah satu program wajib yang rutin dilaksanakan keluarga besar Bali United. Ia pun berharap perjalanan Bali United di kompetisi 2018 ini mendapat kelancaran.
"Ketika kami akan melakukan sesuatu yang besar, maka sudah kewajiban kami memohon kepada yang Maha Kuasa agar segala sesuatunya dilancarkan," ujar Widodo, di laman resmi klub www.baliutd.com.
Terkait seluruh pemain dan tim pelatih Bali United yang menggunakan pakaian adat Bali, dirinya mengatakan hal itu adalah cara tim Bali United untuk saling menghargai perbedaan satu sama lain.
"Kami sadar bila kami di Bali dan sudah sewajarnya menghormati kebudayaan di Bali. Istilahnya, dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung," kata Widodo.
Pada tradisi rutin itu, seluruh pemain, tim pelatih dan jajaran manajemen kompak menggunakan pakaian khas umat Hindu di Bali tanpa melihat perbedaan keyakinan mereka. Para pemain seperti Irfan Bachdim, Ilija Spasojevic dan lainnya tampak gagah menggunakan kombinasi kamen (kain), saput, kemeja putih dan udeng.
Kegiatan diawali dengan melakukan persembahyangan di Pura Ulun Carik yang bertempat di area Stadion Kapten I Wayan Dipta. Rombongan di Pura yang wajib dikunjungi pemain yang beragama Hindu selama kurang lebih satu jam. Perjalanan dilanjutkan ke Pura Ulun Danu, Batur.
Di Pura Batur dengan langsung disambut beberapa semeton yang sudah menunggu. Beberapa pemain pun langsung mendapat permintaan untuk berfoto bersama para fans.
Saat proses persembahyangan berlangsung, para pemain, offical dan jajaran manajemen nampak sangat khusyuk. Bahkan beberapa pemain dan official yang beragama non-Hindu pun ikut serta dalam proses persembahyangan.
Dari kawasan di Gunung Batur, rombongan ke Pura Besakih di Kabupaten Karangasem. Rombongan pemain yang beragama Hindu langsung ke Pura Pedharman (leluhur) masing-masing. Rombongan lainnya menikmati suasana di Pura Besakih, dengan berfoto bersama.
Rombongan kembali berkumpul di Penataran Agung (pura umum) setelah rombongan yang beragama Hindu selesai melakukan persembahyangan di Pura Pedharman masing-masing. Persembahyangan bersama pun kembali dilaksanakan dengan khusyuk.*
Komentar