PDIP-Demokrat Panas Lagi
Demokrat member pesan agar PDIP meniru Partai Demokrat yang tak melindungi kadernya ketika kader itu disangka terlibat korupsi.
Padahal Sempat Mesra, Gara-gara Ocehan Setnov
JAKARTA, NusaBali
Keterangan Setya Novanto di persidangan kasus korupsi e-KTP ternyata memanaskan suasana dua partai politik ini. Partai Demokrat dan Partai PDIP menjadi ribut soal masa lalu.Padahal panggung kemesraan Partai Demokrat dan 'Si Petugas Partai' PDIP (Joko Widodo) belum lama dipentaskan, yakni pada forum Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 10 Maret 2018. Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mempersilakan Presiden Jokowi memukul gong pembukaan rapimnas saat itu.
Kemesraan itu seolah cepat berlalu. Pada persidangan, Kamis (21/3), Novanto memang menyebut nama Puan Maharani dan Pramono Anung, dua tokoh PDIP, menerima duit masing-masing USD 500 ribu. Namun, dalam reaksinya, PDIP justru menyerempet Partai Demokrat.
Adalah Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyerempet Partai Demokrat dalam pernyataannya. Dia bermaksud menjelaskan PDIP pada era Presiden SBY bersikap sebagai oposisi. Maka PDIP merasa punya tanggung jawab moral menjelaskan duduk perkara PDIP dalam awal usulan e-KTP kala itu. PDIP menunjuk hidung pemerintah saat itu sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam kasus e-KTP. PDIP bahkan menyinggung slogan Partai Demokrat, partai penguasa saat proyek e-KTP bergulir.
"Itu bagian tanggung jawab moral politik kepada rakyat. Mengapa? Sebab, pemerintahan tersebut pada awal kampanyenya menjanjikan 'katakan tidak pada korupsi', dan hasilnya begitu banyak kasus korupsi yang terjadi, tentu rakyatlah yang akan menilai akar dari persoalan korupsi tersebut, termasuk e-KTP," kata Hasto dalam pernyataannya.
Mendengar ucapan Hasto, Partai Demokrat cepat bereaksi. Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik langsung balik menyerang PDIP. Serangan dilancarkan via lima poin pesan ke Hasto. Salah satunya pesan agar PDIP meniru Partai Demokrat yang tak melindungi kadernya ketika kader itu disangka terlibat korupsi.
"Tirulah teladan Partai Demokrat. Meski pahit, jangan lindungi kader yang nyata disangka terlibat kasus Korupsi," kata Rachland. Bahkan Rachland menasihati PDIP agar tak bikin bingung publik dengan pernyataan bodoh, tidak sombong, dan, "Kalau bisa, jangan musuhi partai lain. Belum tentu partaimu lebih baik atau lebih bagus. Jangan suatu hari saat kalian butuh dukungan, kalian ditinggalkan sendirian," tegasnya dilansir detik.com.
Hari berganti, ternyata reaksi Partai Demokrat makin menjadi-jadi. Kali ini sekretaris jenderal turun tangan menghadapi sekretaris jenderal juga. Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan adalah orang yang dimaksud. Dia menilai Hasto main politik cuci tangan dengan pernyataan yang menggelikan. "Pernyataan PDIP yang langsung menyalahkan pemerintahan Presiden SBY dan mendiskreditkan Partai Demokrat juga salah alamat. Bukan Partai Demokrat ataupun kadernya yang menyebut Puan Maharani dan Pramono Anung, tetapi Setya Novanto (mantan Ketum Partai Golkar). Kalau membantah dan mengatakan kadernya tidak terlibat, bantahannya harusnya kepada Setya Novanto dan KPK," kata Hinca, Jumat (23/3) kemarin. *
1
Komentar