Komunikasi Intensif dengan Voter
Mencari 18 voter untuk memilih Bali itu bukan perkara mudah. Itu susahnya minta ampun. Makanya, lihat saja nanti kepastiannya
KONI Bali dalam Bidding Host PON 2024
DENPASAR, NusaBali
Sikap optimisme senantiasa dibangun KONI Provinsi Bali dalam proses bidding tuan rumah PON 2024. Setelah diundur kedua kalinya, KONI Bali tetap menjalin komunikasi intensif dengan pihak voter. Hal itu dilakukan untuk menjaga asa Bali memenangi bidding host PON 2024. "Komunikasi tidak pernah terhenti, meskipun sekedar hello dan seterusnya. Komunikasi itu penting menjaga kepercayaan pihak voter, agar terus komitmen mendukung Bali di bidding nanti," ungkap Sekretaris Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan di Denpasar, Minggu (25/3).
Bidding Host PON XXI/2024 sempat dua kali tertunda. Awalnya diagendakan 6 April 2018 di Jakarta, diundur menjadi 26 April 2018. Sebelumnya pun juga demikian, mundur dari rencana awal Februari 2018. Menurut Oka Darmawan, komunikasi jarak jauh harus tetap dilakukan, baik melalui telepon, whatshaap maupun sms. Sebab, komunikasi berkelanjutan sebagai bukti serius jika Bali benar-benar ingin menjadi tuan rumah PON 2024.
Menurutnya, kepercayaan yang diberikan KONI provinsi lain selaku voter tetap harus dijaga. Sebab pada saat sowan ke daerahnya, mereka berharap besar kepada KONI Bali. Juga kesedian memilih Bali dalam bidding nanti. "Kalau pasti menang kami belum bisa janjikan. Minimal asa untuk menang harus tetap dijaga dengan baik," beber Oka Darmawan.
Namun begitu, Oka Darmawan mengakui dari kalkulasi matematis hanya membutuhkan 18 voter untuk menang dalam proses bidding. Sebab hitungan itu sudah mencapai 50 persen plus satu dari 34 voter.
"Mencari 18 voter untuk memilih Bali itu bukan perkara mudah. Itu susahnya minta ampun. Makanya, lihat saja nanti kepastiannya," tandas Oka Darmawan.Sebab, dari pengalaman yang ada tetap ada pergeseran dukungan. Dukungan voter diyakini berubah dalam akhir proses bidding. Mulai 24 dan 25 April nanti sangat krusial pergeserannya. Termasuk saat kondisi terakhir pada 26 April yang ditentukan sebagai jadwal pemilihan.
"Kami berharap jangan sampai Bali kalah untuk kedua kalinya pada bidding PON," jelas Oka Darmawan.Menurutnya, Aceh dan bersama Sumut ancaman bagi Bali. Sebab, dari perkembangan saat ini, Aceh disebut-sebut memiliki kans paling tinggi memenangkan proses bidding. Itu tidak lepas dari sikap ngotot Provinsi Nangro Aceh Darussalam. Aceh juga pernah kalah dalam bidding host PON XX yang dimenangkan Papua.
"Mudah-mudahan tahun ini Bali yang menang. Karena banyak keunggulan Bali jika terpilih selaku host PON. Baik dari sisi venue, SDM, akomodasi, dan penunjang lainnya kami lebih unggul," kata Oka Darmawan. *dek
DENPASAR, NusaBali
Sikap optimisme senantiasa dibangun KONI Provinsi Bali dalam proses bidding tuan rumah PON 2024. Setelah diundur kedua kalinya, KONI Bali tetap menjalin komunikasi intensif dengan pihak voter. Hal itu dilakukan untuk menjaga asa Bali memenangi bidding host PON 2024. "Komunikasi tidak pernah terhenti, meskipun sekedar hello dan seterusnya. Komunikasi itu penting menjaga kepercayaan pihak voter, agar terus komitmen mendukung Bali di bidding nanti," ungkap Sekretaris Umum KONI Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan di Denpasar, Minggu (25/3).
Bidding Host PON XXI/2024 sempat dua kali tertunda. Awalnya diagendakan 6 April 2018 di Jakarta, diundur menjadi 26 April 2018. Sebelumnya pun juga demikian, mundur dari rencana awal Februari 2018. Menurut Oka Darmawan, komunikasi jarak jauh harus tetap dilakukan, baik melalui telepon, whatshaap maupun sms. Sebab, komunikasi berkelanjutan sebagai bukti serius jika Bali benar-benar ingin menjadi tuan rumah PON 2024.
Menurutnya, kepercayaan yang diberikan KONI provinsi lain selaku voter tetap harus dijaga. Sebab pada saat sowan ke daerahnya, mereka berharap besar kepada KONI Bali. Juga kesedian memilih Bali dalam bidding nanti. "Kalau pasti menang kami belum bisa janjikan. Minimal asa untuk menang harus tetap dijaga dengan baik," beber Oka Darmawan.
Namun begitu, Oka Darmawan mengakui dari kalkulasi matematis hanya membutuhkan 18 voter untuk menang dalam proses bidding. Sebab hitungan itu sudah mencapai 50 persen plus satu dari 34 voter.
"Mencari 18 voter untuk memilih Bali itu bukan perkara mudah. Itu susahnya minta ampun. Makanya, lihat saja nanti kepastiannya," tandas Oka Darmawan.Sebab, dari pengalaman yang ada tetap ada pergeseran dukungan. Dukungan voter diyakini berubah dalam akhir proses bidding. Mulai 24 dan 25 April nanti sangat krusial pergeserannya. Termasuk saat kondisi terakhir pada 26 April yang ditentukan sebagai jadwal pemilihan.
"Kami berharap jangan sampai Bali kalah untuk kedua kalinya pada bidding PON," jelas Oka Darmawan.Menurutnya, Aceh dan bersama Sumut ancaman bagi Bali. Sebab, dari perkembangan saat ini, Aceh disebut-sebut memiliki kans paling tinggi memenangkan proses bidding. Itu tidak lepas dari sikap ngotot Provinsi Nangro Aceh Darussalam. Aceh juga pernah kalah dalam bidding host PON XX yang dimenangkan Papua.
"Mudah-mudahan tahun ini Bali yang menang. Karena banyak keunggulan Bali jika terpilih selaku host PON. Baik dari sisi venue, SDM, akomodasi, dan penunjang lainnya kami lebih unggul," kata Oka Darmawan. *dek
1
Komentar