Inkubator Bisnis Unhi Siap Cetak Wirausaha Muda
Inkubator Bisnis Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar menyatakan siap untuk mencetak dan memfasilitasi wirausaha muda yang mandiri dan berdaya saing dari kalangan civitas akademika setempat maupun masyarakat umum di Pulau Dewata."
DENPASAR, NusaBali
Apalagi kami mempunyai kekhasan dan keunikan, yakni berbasis kearifan lokal. Jadi, mari kita dukung wirausaha-wirausaha muda Bali, demi mewujudkan 'entrepreneur' yang tangguh dan berdaya saing," kata Ketua Inkubator Bisnis Unhi Denpasar Ida I Dewa Ayu Yayati Wilyadewi SE Ak, MM, saat talkshow ‘Dare To Be Balinese Entrepreneur (Berani Menjadi Wirausaha Bali)’ di kampus setempat, Selasa (27/3).
Menurut Yayati, ada hubungan yang signifikan antara inkubator bisnis dan wirausaha, karena entrepreneur (wirausaha) adalah sebuah kebutuhan dan keberadaan inkubator bisnis di perguruan tinggi adalah keharusan.
"Dengan adanya inkubator bisnis sesuai dengan fungsinya yaitu mendampingi, membimbing, bahkan memfasilitasi dan memediasi entrepreneur (wirausaha) maka kemungkinan untuk memperjuangkan menjadi wirausaha yang mandiri memiliki daya saing akan lebih cepat untuk tercipta," ucapnya.
Kendati tergolong baru, lanjut Yayati, Inkubator Bisnis (Inbis) Unhi Denpasar sangat siap untuk bisa memfasilitasi startup-startup (pengusaha bisnis baru) yang muncul. Baik itu dari mahasiswa, alumni, dan dosen Unhi, maupun dari masyarakat umum.
Saat ini, Inbis Unhi tengah membina 2-3 tenant (pengguna jasa) inwall dan 8 tenant outwall. Itupun masih banyak yang mengantri untuk bisa menjadi bagian dari Inbis Unhi. Minimal tenant sudah berjalan selama satu tahun.
“Ada proses seleksi tenant (pengguna jasa) untuk bisa diberikan pelatihan, pendampingan, sampai bisa lulus sebagai 'startup' dari inkubator bisnis. Ada berbagai kriteria, salah satunya untuk di Unhi kami punya kekhasan atau keunikan, yaitu tenant berbasis kearifan lokal,” jelasnya.
Menurut Yayati, produk-produk yang dihasilkan antara lain berupa produk herbal Ayurweda, tabuh berbasis seni dan adat budaya Bali, tata rias pengantin yang spesifik berpegang pada sastra, serta bebantenan (sesajen) yang mengacu pada sastra dan tetap mengutamakan kebutuhan masyarakat.
Pihaknya sangat berharap mendapatkan dukungan dari semua pihak. Termasuk organisasi entrepreneur seperti JCI, Java, Hipmi, OMD dan lainnya dalam bentuk MoU dengan inbis Unhi. "Ke depan kami juga berharap untuk bisa mengembangkan bisnis dari tenant kami yang tidak hanya berbasis kearifan lokal, tetapi juga dibantu dengan teknologi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor II Unhi Denpasar Dr I Gede Putu Kawiana SE, MM, saat membuka acara ini mengatakan bibit-bibit wirausaha sejatinya sudah ada sejak dulu di Unhi. Apalagi sudah ada dalam kurikulum, khususnya di Fakultas Ekonomi, sudah diajarkan mengenai hal itu. Beberapa mahasiswa bahkan ada yang sampai mendapatkan hibah-hibah dari Kementerian atau lembaga terkait. Oleh karena itu, keberadaan inkubator bisnis mendapat dukungan penuh dari kampus. "Sekarang tidak hanya Fakultas Ekonomi saja. Nanti, semua fakultas dan prodi dapat mata kuliah kewirausahaan karena semua orang memang harus memiliki jiwa entrepreneur. Intinya keberanian, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab," katanya.
Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow ini menghadirkan tiga pembicara. Yakni, Founder STIMIK Primakara I Made Artana, Alumni Unhi sekaligus penekun Bangli Bali Usada, I Dewa Agung Made Suryawan, dan artis selebgram yang sedang hits Puja Astawa. *ant, ind
Menurut Yayati, ada hubungan yang signifikan antara inkubator bisnis dan wirausaha, karena entrepreneur (wirausaha) adalah sebuah kebutuhan dan keberadaan inkubator bisnis di perguruan tinggi adalah keharusan.
"Dengan adanya inkubator bisnis sesuai dengan fungsinya yaitu mendampingi, membimbing, bahkan memfasilitasi dan memediasi entrepreneur (wirausaha) maka kemungkinan untuk memperjuangkan menjadi wirausaha yang mandiri memiliki daya saing akan lebih cepat untuk tercipta," ucapnya.
Kendati tergolong baru, lanjut Yayati, Inkubator Bisnis (Inbis) Unhi Denpasar sangat siap untuk bisa memfasilitasi startup-startup (pengusaha bisnis baru) yang muncul. Baik itu dari mahasiswa, alumni, dan dosen Unhi, maupun dari masyarakat umum.
Saat ini, Inbis Unhi tengah membina 2-3 tenant (pengguna jasa) inwall dan 8 tenant outwall. Itupun masih banyak yang mengantri untuk bisa menjadi bagian dari Inbis Unhi. Minimal tenant sudah berjalan selama satu tahun.
“Ada proses seleksi tenant (pengguna jasa) untuk bisa diberikan pelatihan, pendampingan, sampai bisa lulus sebagai 'startup' dari inkubator bisnis. Ada berbagai kriteria, salah satunya untuk di Unhi kami punya kekhasan atau keunikan, yaitu tenant berbasis kearifan lokal,” jelasnya.
Menurut Yayati, produk-produk yang dihasilkan antara lain berupa produk herbal Ayurweda, tabuh berbasis seni dan adat budaya Bali, tata rias pengantin yang spesifik berpegang pada sastra, serta bebantenan (sesajen) yang mengacu pada sastra dan tetap mengutamakan kebutuhan masyarakat.
Pihaknya sangat berharap mendapatkan dukungan dari semua pihak. Termasuk organisasi entrepreneur seperti JCI, Java, Hipmi, OMD dan lainnya dalam bentuk MoU dengan inbis Unhi. "Ke depan kami juga berharap untuk bisa mengembangkan bisnis dari tenant kami yang tidak hanya berbasis kearifan lokal, tetapi juga dibantu dengan teknologi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor II Unhi Denpasar Dr I Gede Putu Kawiana SE, MM, saat membuka acara ini mengatakan bibit-bibit wirausaha sejatinya sudah ada sejak dulu di Unhi. Apalagi sudah ada dalam kurikulum, khususnya di Fakultas Ekonomi, sudah diajarkan mengenai hal itu. Beberapa mahasiswa bahkan ada yang sampai mendapatkan hibah-hibah dari Kementerian atau lembaga terkait. Oleh karena itu, keberadaan inkubator bisnis mendapat dukungan penuh dari kampus. "Sekarang tidak hanya Fakultas Ekonomi saja. Nanti, semua fakultas dan prodi dapat mata kuliah kewirausahaan karena semua orang memang harus memiliki jiwa entrepreneur. Intinya keberanian, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab," katanya.
Acara yang dikemas dalam bentuk talkshow ini menghadirkan tiga pembicara. Yakni, Founder STIMIK Primakara I Made Artana, Alumni Unhi sekaligus penekun Bangli Bali Usada, I Dewa Agung Made Suryawan, dan artis selebgram yang sedang hits Puja Astawa. *ant, ind
Komentar