Iskcon Dorong Umat Hindu Belajar Bhagavad-gita
Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (Iskcon) bernaung di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), mendorong umat Hindu untuk belajar Bhagavad-gita sebagai upaya pengembangan karakter dan nilai hidup dalam mewujudkan kebahagiaan dan tercapainya kedamaian.
MANGUPURA, NusaBali
"Bhagavad-gita merupakan bagian dari kitab suci veda yang diterima lewat mendengarkan (sruti) dan sudah dalam bentuk sastra (smerti). Karya ini juga disebut 'pancama veda' atau veda kelima bagi umat Hindu di dunia," kata Ketua Umum Perkumpulan ISKCON, Nengah Wijana di Mangupura, Kamis (29/3).
Ia mengatakan, Bhagavad-gita menguraikan tentang lima topik yang sangat penting yakni isvara (Tuhan Yang Maha Esa), prakerti (tenaga Tuhan Yang Maha Esa), jiva (yang memiliki kesadaran), karma (hasil perbuatan) dan kala (waktu yang kekal).
Kelima topik tersebut dibahas secara panjang lebar dalam Bhagavad-gita yang terdiri dari 18 bab dan 700 sloka.
Nengah Wijana menambahkan selain Bhagavad-gita, umat Hindu juga memiliki kitab suci yakni Ramayana (bagian dari itihasa atau kisah cerita tentang perjalanan hidup Sri Ramacandra) yang terdiri dari tujuh 'kanda' atau bagian dan 24.000 ribu sloka.
Disamping itu juga, tepat pada tanggal 26 Maret 2018, juga ada perayaan hari kemunculan Sri Ramacandra yang dikenal dengan perayaan 'Hari Suci Ramanavami'.
"Kami juga mengupayakan saat itu agar masyarakat belajar Bhagavad-gita lewat 'Hari Suci Ramanavami' dengan tujuan tercipta kerendahan hati dan toleransi dari lingkungan keluarga dan sekitarnya," katanya.
Nengah Wijana menambahkan dengan membaca Bhagavad-gita, Sarasamuscaya, Purana diharapkan umat Hindu mampu melestarika seni dan budaya di Bali, sekaligus mampu mewujudkan persatuan dari berbagai perbedaan yang ada. "Dalam perkembangannya, umat Hindu memiliki keistimewaan sendiri yang kental dengan budaya dan keseniaan yang terkenal hingga ke mancanegara. Pelaksanaan agama yang menonjolkan seni dan budaya itu bukan menjadi sebuah persoalan, asalkan kita semua memahami hal tersebut sebagai karunia yang membahagiakan," katanya.
Oleh karena itu, ISKCON mendorong setiap kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan sastra Veda, khususnya Bhagavad-gita yang mengajarkan seseorang untuk sadar akan Tuhan, mengenalkan bahwa Tuhan penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan adalah penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua makhluk hidup, dengan begitu akan dapat menciptakan kedamaian di dunia, ujar Nengah Wijana. *ant
"Bhagavad-gita merupakan bagian dari kitab suci veda yang diterima lewat mendengarkan (sruti) dan sudah dalam bentuk sastra (smerti). Karya ini juga disebut 'pancama veda' atau veda kelima bagi umat Hindu di dunia," kata Ketua Umum Perkumpulan ISKCON, Nengah Wijana di Mangupura, Kamis (29/3).
Ia mengatakan, Bhagavad-gita menguraikan tentang lima topik yang sangat penting yakni isvara (Tuhan Yang Maha Esa), prakerti (tenaga Tuhan Yang Maha Esa), jiva (yang memiliki kesadaran), karma (hasil perbuatan) dan kala (waktu yang kekal).
Kelima topik tersebut dibahas secara panjang lebar dalam Bhagavad-gita yang terdiri dari 18 bab dan 700 sloka.
Nengah Wijana menambahkan selain Bhagavad-gita, umat Hindu juga memiliki kitab suci yakni Ramayana (bagian dari itihasa atau kisah cerita tentang perjalanan hidup Sri Ramacandra) yang terdiri dari tujuh 'kanda' atau bagian dan 24.000 ribu sloka.
Disamping itu juga, tepat pada tanggal 26 Maret 2018, juga ada perayaan hari kemunculan Sri Ramacandra yang dikenal dengan perayaan 'Hari Suci Ramanavami'.
"Kami juga mengupayakan saat itu agar masyarakat belajar Bhagavad-gita lewat 'Hari Suci Ramanavami' dengan tujuan tercipta kerendahan hati dan toleransi dari lingkungan keluarga dan sekitarnya," katanya.
Nengah Wijana menambahkan dengan membaca Bhagavad-gita, Sarasamuscaya, Purana diharapkan umat Hindu mampu melestarika seni dan budaya di Bali, sekaligus mampu mewujudkan persatuan dari berbagai perbedaan yang ada. "Dalam perkembangannya, umat Hindu memiliki keistimewaan sendiri yang kental dengan budaya dan keseniaan yang terkenal hingga ke mancanegara. Pelaksanaan agama yang menonjolkan seni dan budaya itu bukan menjadi sebuah persoalan, asalkan kita semua memahami hal tersebut sebagai karunia yang membahagiakan," katanya.
Oleh karena itu, ISKCON mendorong setiap kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan sastra Veda, khususnya Bhagavad-gita yang mengajarkan seseorang untuk sadar akan Tuhan, mengenalkan bahwa Tuhan penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan adalah penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua makhluk hidup, dengan begitu akan dapat menciptakan kedamaian di dunia, ujar Nengah Wijana. *ant
Komentar