'Senam Janger' Akan Diajukan ke Kemenpora RI
“Kami ingin senam dengan memadukan kearifan lokal ini nantinya bisa masuk ke sekolah-sekolah. Kami akan bawa ke Kemenpora, kami coba presentasikan agar senam kreasi kearifan lokal Janger ini menjadi produk unggulan dari Indonesia yang berasal dari Bali” (Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH)
Kolaborasi Garapan Perdiknas, IISB dan BKOW Provinsi Bali
DENPASAR, NusaBali
Kesenian Janger sebagai tarian mungkin sudah tidak asing sebagai identitas khas daerah Bali. Namun apa jadinya jika gerakan-gerakan Janger digunakan dalam sebuah senam? Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar bersama Ikatan Instruktur Senam Bali (IISB) dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali mewujudkan hal itu.
Minggu (1/4) pagi kemarin mereka resmi melaunching senam yang dinamakan dengan ‘Senam Janger’ di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, tepatnya di samping Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Ratusan pelajar dari SMP Nasional Denpasar, SMK Teknologi Nasional Denpasar, Undiknas Denpasar, serta anggota BKOW Provinsi Bali tampak antusias melakukan gerakan senam. Acara juga turut dihadiri Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra yang sekaligus melaunching senam tersebut. Pagi itu, seluruh peserta berbagi keceriaan.
Ketua Perdiknas Denpasar sekaligus Ketua BKOW Provinsi Bali, Dr AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda SH MH, mengatakan, awal mula dicetuskannya Senam Janger berawal dari pertemuan antara IISB dengan BKOW Provinsi Bali yang dipertemukan oleh Ny Selly Dharmawijaya Mantra. Saat itu, IISB hanya memiliki ide tentang Senam Janger ini, sedangkan fasilitas atau partner untuk mewujudkan senam itu belum ada.
“Dari situ BKOW akhirnya bekerjasama dengan IISB. Mengingat salah satu program BKOW adalah sisi kesehatan jasmani rohani, kami kemudian bekerjasama dengan Perdiknas membuat suatu produk senam yang mencirikan kearifan lokal. Salah satunya yang kita miliki adalah Janger,” ungkapnya usai launching.
Menurut Tini Gorda, Janger adalah tentang keriangan, serta kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, karena penari janger terdiri dari keduanya. Karena itu, BKOW Provinsi Bali ingin bagaimana bisa menyetarakan gender dan mereka mencoba mulai dari sisi senam. “Janger kan pesertanya dari laki-laki dan perempuan. Keriangan kebahagian, kita representasikan pada senam ini. Kebetulan Perdiknas dalam menuju usia ke-50. Kami dari SMP Nasional, SMK Teknologi Nasional, dan Undiknas Denpasar, mencoba juga agar bagaimana bisa berbuat dengan menfasilitasi Senam Janger ini,” katanya.
Garapan Senam Janger ini rupanya tidak main-main. Setelah dilaunching, pihaknya akan meminta kepada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengkaji secara akademik terkait Senam Janger ini. Nantinya, setelah kajian ada, senam ini akan diajukan ke Kemenpora RI. “Kami ingin senam dengan memadukan kearifan lokal ini nantinya bisa masuk ke sekolah-sekolah. Itu berarti, catatan secara medik harus ada. Setelah kajian lengkap, kami akan bawa ke Kemenpora, dan kami coba presentasikan agar senam kreasi kearifan lokal janger ini menjadi produk unggulan dari Indonesia yang berasal dari Bali,” tegasnya.
Proses latihan di SMP Nasional Denpasar dan SMK Teknologi Nasional Denpasar pun terbilang cukup padat. Hampir tiga bulan mereka berlatih. Untuk Senam Janger mulai dari gerakan dan musik merupakan hasil kolaborasi antara guru seni, guru olahraga dan instruktur senam dari IISB. Kepala SMP Nasional Denpasar, Ni Putu Supadmi SPd mengaku melibatkan siswanya sekitar 500 orang dari kelas VII dan VIII beserta guru-guru. Adapun latihan Senam Janger dilakukan selama satu bulan setiap hari Senin dan Kamis sore, serta setiap mata pelajaran olahraga diselipkan senam janger itu. Sementara Kepala SMK Teknologi Nasional Denpasar, Ni Nyoman Sulasmini SPd memboyong 140 siswanya untuk ikut launching Senam Janger. Persiapan mereka pun hampir sama. Mereka berlatih selama tiga minggu yang dipandu per unit guru seni dan guru olahraga.
Sementara Mulianingsih SE, Ketua Umum Ikatan Instruktur Senam Bali (IISB) mengatakan sangat tertarik menyinkronkan Janger dengan senam sebagai salah satu ciri khas Bali. Dengan adanya Senam Janger, akan menjadi berbeda dengan senam yang lainnya. “Bali adalah pusat budaya. Karena kami bergerak di bidang olahraga, kami sinkronkan dengan janger, dimana komposisinya adalah senam dan ada kreasi sedikit,” katanya.
Dikatakan, penciptaan mulai dari lagu sampai gerakan memerlukan waktu hingga tiga bulan. Senam dengan durasi delapan menit itu, komposisinya 80 persen gerakan senam, dan 20 persen kreasi dari tari janger berupa gerakan tangan. Senam ini, kata dia, cocok untuk segala usia. “Senam ini bisa digunakan dari anak-anak sampai dewasa, karena gerakan kita sudah dibuat sangat simpel. Mudah-mudahan setelah dimajukan ke Kemenpora, bisa diwajibkan ke sekolah-sekolah seluruh Bali,” harapnya. *ind
Komentar