Klungkung Waspada DB dan Muntaber
Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung mengimbau warga agar mewaspadai serangan nyamuk poleng (bergelang hitam-putih, Red).
Baru 1,5 Bulan, Kasus DB Capai 22 Kasus
SEMARAPURA, NusaBali
Gigitan nyamuk ini rentan menimbulkan wabah muntaber dan demam berdarah dengue (DBD atau DB), terutama saat musim hujan.
Selain akibat faktor makanan yang kurang sehat dan heiginis, penyakit muntaber juga dipicu kualitas air minum. “Sebelum air itu diminum sebaiknya dimasak dulu, apalagi diperoleh dari air hujan yang ditampung dalam cubang,” ujar dr Ni Made Adi Swapatni, Jumat (19/2).
Penyakit muntaber jika tidak segera ditangani bisa memicu kasus kematian. Seperti yang dialami tiga warga dari Karangasem, beberapa waktu lalu. Untuk itu mengantisipasi hal itu, dr Swapatni mengaku sudah turun ke sejumlah desa memberikan sosialisasi dan melakukan kaporitasi bagi air yang berpotensi memicu bibit penyakit. “Jika ada gejala yang tidak beres pada tubuh, usai mengkonsumsi air minum segera periksaan kesehatan ke dokter,” pintanya.
Untuk mendeteksi dini penyakit muntaber, pihaknya sudah menambah dua unit water test (pengukur kadar air) 2015 lalu, dengan total anggaran Rp 340 juta. Sehingga Pemkab Klungkung kini sudah memiliki empat unit water test tersebar di tiap-tiap kecamatan.
Diantaranya Puskesmas Klungkung I, Puskemas Dawan I, Puskesmas Banjarangan II dan Puskesmas Nusa Penida II. “Jika ada pasien yang menderita muntaber, petugas akan turun ke lingkungan yang bersangkutan melakukan tes kadar air,” ujarnya.
Dengan upaya ini, langkah preventif bisa segera dilakukan untuk mencegah korban lainnya. Memang tahun lalu di Klungkung sudah mampu menekan angka kasus muntaber. Dimana pada tahun 2015 tercatat sebanyak 4.245 kasus, jumlah ini jauh lebih tinggi pada 2014 sebanyak 4.938. “Untuk pertengahan Februari 2016 ini, kami masih merekap datanya,” katanya.
Selain muntaber, wabah deman berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman warga. Bahkan Diskes sudah mengantongi sebanyak 22 kasus DBD di Klungkung pada Februari ini. Pihaknya juga sudah turun ke daerah yang muncul epidemi sarang nyamuk aides agepty, seperti di Desa Gelgel, Sampalan, Tangkas, Tegak, Akah dan sebagainya. “Kita sudah fogging sebanyak 11 kali,” pungkas dr Swapatni. 7 w
Komentar