Optimalisasikan Nontunai !
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong perbankan dan pelaku usaha di Pulau Dewata untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan transaksi nontunai.
BI Bali kepada Bank dan Pelaku Usaha
DENPASAR, NusaBali
Hal ini karena secara nasional sebagian besar omzet masih dalam bentuk tunai."Dari sisi dunia usaha, 78 persen di antaranya belum ada memiliki `cash handling`, sebagian besar masih transaksi tunai," kata Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi BI Bali Teguh Setiadi, dalam sosialisasi gerakan nasional nontunai di Denpasar, Selasa (3/4).
Menurut Teguh Setiadi, hasil tersebut didapatkan dari survei yang dilakukan BI Pusat terhadap dunia usaha di seluruh Indonesia. Sedangkan di Bali, ia mengatakan, pemanfaatan uang elektronik untuk transaksi juga belum optimal.
Salah satunya disebabkan plafon atau saldo yang diberikan perbankan kepada merchant atau toko yang diajak bekerja sama dinilai terbatas sehingga penjualan dan isi ulang uang elektronik tidak optimal."Merchant juga kurang mendorong pemanfaatan uang elektronik untuk transaksi kepada konsumen padahal sudah ada mesin transaksinya," ucap Teguh Setiadi.
Untuk itu pihaknya terus menyosialisasikan transaksi nontunai khususnya menggunakan uang elektronik di toko-toko sehingga diharapkan menjadi budaya bagi masyarakat untuk terbiasa menggunakan transaksi nontunai.
Saat ini, lanjut Teguh, pemanfaatan transaksi nontunai dengan uang elektronik 100 persen baru diterapkan di tol Bali Mandara. Namun ada sebagian pengguna jasa tol yang belum memiliki uang elektronik, termasuk saldo yang kurang.
Untuk itu, perbankan dan pengelola tol mendirikan satu unit gerai isi ulang dan pembelian uang elektronik dengan layanan tanpa turun dari kendaraan atau drive thru di simpang susun tol tepatnya di jalan menuju Pelabuhan Benoa. *K17
DENPASAR, NusaBali
Hal ini karena secara nasional sebagian besar omzet masih dalam bentuk tunai."Dari sisi dunia usaha, 78 persen di antaranya belum ada memiliki `cash handling`, sebagian besar masih transaksi tunai," kata Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi BI Bali Teguh Setiadi, dalam sosialisasi gerakan nasional nontunai di Denpasar, Selasa (3/4).
Menurut Teguh Setiadi, hasil tersebut didapatkan dari survei yang dilakukan BI Pusat terhadap dunia usaha di seluruh Indonesia. Sedangkan di Bali, ia mengatakan, pemanfaatan uang elektronik untuk transaksi juga belum optimal.
Salah satunya disebabkan plafon atau saldo yang diberikan perbankan kepada merchant atau toko yang diajak bekerja sama dinilai terbatas sehingga penjualan dan isi ulang uang elektronik tidak optimal."Merchant juga kurang mendorong pemanfaatan uang elektronik untuk transaksi kepada konsumen padahal sudah ada mesin transaksinya," ucap Teguh Setiadi.
Untuk itu pihaknya terus menyosialisasikan transaksi nontunai khususnya menggunakan uang elektronik di toko-toko sehingga diharapkan menjadi budaya bagi masyarakat untuk terbiasa menggunakan transaksi nontunai.
Saat ini, lanjut Teguh, pemanfaatan transaksi nontunai dengan uang elektronik 100 persen baru diterapkan di tol Bali Mandara. Namun ada sebagian pengguna jasa tol yang belum memiliki uang elektronik, termasuk saldo yang kurang.
Untuk itu, perbankan dan pengelola tol mendirikan satu unit gerai isi ulang dan pembelian uang elektronik dengan layanan tanpa turun dari kendaraan atau drive thru di simpang susun tol tepatnya di jalan menuju Pelabuhan Benoa. *K17
1
Komentar