Patung GWK Ditarget Rampung Sebelum Pertemuan IMF
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, dipastikan rampung sebelum gelaran International Monetary Fund (IMF) – World Bank Annual Meeting pada Oktober mendatang. Kini pembangunan patung terbesar dan tertinggi pertama di Indonesia itu sudah memasuki tahap penyelesaian.
MANGUPURA, NusaBali
Patung GWK ini merupakan salah satu objek yang akan dikunjungi oleh peserta pertemuan tahunan IMF - World Bank, Oktober 2018.
Ketua Serikat Pekerja (SP) GWK Nyoman Suka Artha dikonfirmasi pada Rabu (4/4) mengaku siap menyukseskan gelaran IMF mendatang. Pengerjaan proyek patung GWK kini memasuki tahap penyelesaian. Dirinya optimistis rampung sebelum IMF. Namun kalau secara umum menyangkut semua kawasan, menurut Suka, belum bisa dipastikan.
Apalagi terkait wacana pembangunan hotel yang sempat direncanakan di kawasan tersebut. Hingga kini wacana itu belum ada kejelasannya. Bahkan wacana ini sempat menjadi pertanyaan saat digelar pertemuan di banjarnya. Sebab hal ini memang menjadi harapan selaku pekerja agar dampak yang dirasakan dari kunjungan ke GWK bisa maksimal.
“Untuk menuntaskan ketinggiannya masih sekitar 10 persen. Sedangkan untuk di pedestrial bawahnya sekitar 5 persen. Kalau di kawasan ini dibangun hotel kan wisatawan tidak hanya numpang lewat, dan hasil yang didapat akan lebih optimal. Kalau seperti saat ini hanya berkunjung sebentar dan nginapnya di tempat lain. Kami berharap agar GWK ini menjadi milik Bali,” ungkapnya. *p
Patung GWK ini merupakan salah satu objek yang akan dikunjungi oleh peserta pertemuan tahunan IMF - World Bank, Oktober 2018.
Ketua Serikat Pekerja (SP) GWK Nyoman Suka Artha dikonfirmasi pada Rabu (4/4) mengaku siap menyukseskan gelaran IMF mendatang. Pengerjaan proyek patung GWK kini memasuki tahap penyelesaian. Dirinya optimistis rampung sebelum IMF. Namun kalau secara umum menyangkut semua kawasan, menurut Suka, belum bisa dipastikan.
Apalagi terkait wacana pembangunan hotel yang sempat direncanakan di kawasan tersebut. Hingga kini wacana itu belum ada kejelasannya. Bahkan wacana ini sempat menjadi pertanyaan saat digelar pertemuan di banjarnya. Sebab hal ini memang menjadi harapan selaku pekerja agar dampak yang dirasakan dari kunjungan ke GWK bisa maksimal.
“Untuk menuntaskan ketinggiannya masih sekitar 10 persen. Sedangkan untuk di pedestrial bawahnya sekitar 5 persen. Kalau di kawasan ini dibangun hotel kan wisatawan tidak hanya numpang lewat, dan hasil yang didapat akan lebih optimal. Kalau seperti saat ini hanya berkunjung sebentar dan nginapnya di tempat lain. Kami berharap agar GWK ini menjadi milik Bali,” ungkapnya. *p
Komentar