Siswa SMPN 3 Singaraja Dilatih Siaga Bencana
Teriakan histeris melengking dari seribuan siswa SMPN 3 Singaraja, Rabu (4/4) pagi kemarin.
Masuk Zona Rawan Bencana
SINGARAJA, NusaBali
Mereka meminta tolong dan beberapa ada berlindung di bawah meja. Ada yang keluar menyelamatkan diri dari dalam kelas dan ada pula yang dievakuasi oleh tim Basarnas Buleleng. Mereka sedang dilatih kesiapsiagaannya menghadapi bencana. Hal tersebut menyusul SMPN 3 Singaraja yang berlokasi wilayah Kota Singaraja dan dekat laut, masuk daerah rawan bencana.
Dipandu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, yang menggandeng Pos SAR Buleleng, PMI dan Dinas Pemadam Kebakaran, 1.250 orang siswa dan 75 guru dan pegawai di SMPN 3 Singaraja dilatih menyelamatkan diri dari bencana. Terutama dari bencana gempa dan ancaman Tsunami sesuai dengan pemetaan BPBD Buleleng.
Sekretaris BPBD Buleleng Ketut Susila, ditemui usai simulasi mengatakan sejauh ini SMPN 3 Singaraja, masuk dalam zona daerah rawan bencana. Terutama gempa dan tsunami. Sesuai dengan data pemetaan kebencanaan di Buleleng memiliki tiga lempeng patahan yang dapat menyebabkan gempa bumi dari 250 titik gempa di Indonesia. Yakni lempeng Tejakula, Seririt dan Gerokgak.
Susila menerangkan lebih rinci, dari ketiga lempeng itu yang berpotensi besar terjadi gempa berskala besar adalah lempeng Tejakula dengan kekuatan 8 skala richter. “SMP 3 ini dekat dengan laut masuk zona rawan bencana. Sehingga mereka diberikan pemahaman bagaimana menyelamatkan diri dan mengetahui jalur evakuasi jika terjadi bencana,” katanya.
Latihan siaga bencana ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa. Sehingga terjadi bencana dapat meminimalisir korban jiwa. Sejauh ini BPBD Buleleng juga sudah memetakan daerah-daerah rawan bencana lainnya seperti SMAN 3 Singaraja dan sejumlah SD yang berlokasi di dekat lain.
Selain itu pihaknya juga akan memberikan simulasi kebencanaan yang sama ke instansi kepemerintahan. Pihaknya mengatakan yang menjadi perhatian penting selama ini dalam evakuasi bencana adalah struktur bangunan yang minim jalur evakuasi. Seperti gedung BKPSDM dan Dinas Pendidikan hingga Puskesmas. Gedung perkantoran berlantai itu disebut sangat rawan karena pintu keluardan jalur evakuasi hanya satu dan sangat sempit.
Sementara itu Kepala SMPN 3 Singaraja, Gede Sumatrajaya mengapresiasi pemerintah dalam langkah antisipasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana yang diberikan kepada siswanya. Pihaknya pun mengakui selain lokasi dekat laut, ada tiga lokal gedung sekolah berlantai dua yang sangat tua. Gedung itu sejak dibangun tahun 1977 hingga kini belum pernah direnovasi dan hanya memiliki satu jalur evakuasi dan satu pintu keluar.
“Kami sangat berterimakasih siswa kami dilatih siaga bencana, termasuk memahami bagaimana menyelamatkan diri. Hal ini nanti kami akan sebarkan dan latih terus kepada anak-anak kami,” ungkapnya.*k23
SINGARAJA, NusaBali
Mereka meminta tolong dan beberapa ada berlindung di bawah meja. Ada yang keluar menyelamatkan diri dari dalam kelas dan ada pula yang dievakuasi oleh tim Basarnas Buleleng. Mereka sedang dilatih kesiapsiagaannya menghadapi bencana. Hal tersebut menyusul SMPN 3 Singaraja yang berlokasi wilayah Kota Singaraja dan dekat laut, masuk daerah rawan bencana.
Dipandu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, yang menggandeng Pos SAR Buleleng, PMI dan Dinas Pemadam Kebakaran, 1.250 orang siswa dan 75 guru dan pegawai di SMPN 3 Singaraja dilatih menyelamatkan diri dari bencana. Terutama dari bencana gempa dan ancaman Tsunami sesuai dengan pemetaan BPBD Buleleng.
Sekretaris BPBD Buleleng Ketut Susila, ditemui usai simulasi mengatakan sejauh ini SMPN 3 Singaraja, masuk dalam zona daerah rawan bencana. Terutama gempa dan tsunami. Sesuai dengan data pemetaan kebencanaan di Buleleng memiliki tiga lempeng patahan yang dapat menyebabkan gempa bumi dari 250 titik gempa di Indonesia. Yakni lempeng Tejakula, Seririt dan Gerokgak.
Susila menerangkan lebih rinci, dari ketiga lempeng itu yang berpotensi besar terjadi gempa berskala besar adalah lempeng Tejakula dengan kekuatan 8 skala richter. “SMP 3 ini dekat dengan laut masuk zona rawan bencana. Sehingga mereka diberikan pemahaman bagaimana menyelamatkan diri dan mengetahui jalur evakuasi jika terjadi bencana,” katanya.
Latihan siaga bencana ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa. Sehingga terjadi bencana dapat meminimalisir korban jiwa. Sejauh ini BPBD Buleleng juga sudah memetakan daerah-daerah rawan bencana lainnya seperti SMAN 3 Singaraja dan sejumlah SD yang berlokasi di dekat lain.
Selain itu pihaknya juga akan memberikan simulasi kebencanaan yang sama ke instansi kepemerintahan. Pihaknya mengatakan yang menjadi perhatian penting selama ini dalam evakuasi bencana adalah struktur bangunan yang minim jalur evakuasi. Seperti gedung BKPSDM dan Dinas Pendidikan hingga Puskesmas. Gedung perkantoran berlantai itu disebut sangat rawan karena pintu keluardan jalur evakuasi hanya satu dan sangat sempit.
Sementara itu Kepala SMPN 3 Singaraja, Gede Sumatrajaya mengapresiasi pemerintah dalam langkah antisipasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana yang diberikan kepada siswanya. Pihaknya pun mengakui selain lokasi dekat laut, ada tiga lokal gedung sekolah berlantai dua yang sangat tua. Gedung itu sejak dibangun tahun 1977 hingga kini belum pernah direnovasi dan hanya memiliki satu jalur evakuasi dan satu pintu keluar.
“Kami sangat berterimakasih siswa kami dilatih siaga bencana, termasuk memahami bagaimana menyelamatkan diri. Hal ini nanti kami akan sebarkan dan latih terus kepada anak-anak kami,” ungkapnya.*k23
1
Komentar