Pulang dari Pengungsian, Krama Temukus Tanam Bawang
Seluruh warga Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem telah pulang kampung dari tempat mengungsi.
AMLAPURA, NusaBali
Mereka pulang secara bergelombang sejak awal Maret 2018. Warga Banjar Temukus berjumlah 910 jiwa. Setiba di kampung, mereka memulai kehidupan baru sebagai petani. Pilihannya budidaya bawang, pre, dan sawi. Bibit sayur mayur itu datang dari donator.
Bendesa Pakraman Temukus yang juga Ketua Kelompok Tani Sigerata, I Nengah Sindia, mengaku dapat bantuan bibit bawang dari donatur. Krama mulai tanam bawang sekitar tiga minggu lalu. Tanaman bawang, pre, dan sawi tumbuh subur dampak dari abu vulkanik. “Dampak positif dari erupsi Gunung Agung yang mengeluarkan hujan abu, lahan jadi subur. Justru kami harus mengungsi cukup lama sejak tanggal 22 September 2017 untuk menghindari hujan abu yang panas itu,” kata Nengah Sindia, Rabu (4/4).
Beberapa bulan sebelumnya, anggota Kelompok Tani Sigerata yang telah mendahului pulang telah tanam sereh wangi. Tanaman itu anti abu vulkanik dan telah pula tumbuh subur. “Warga kami memulai kehidupan baru, petani yang punya modal mulai beli bibit sapi, mengingat pakan ternak tumbuh sangat subur di sini,” katanya. Warga lainnya, Jro Mangku Istri Sari mengaku telah menanam bawang sejak tiga minggu lalu.
Agar tanaman bawang tidak terganggu rumput liar, maka lahan dilapisi plastik dan dilubangi untuk tumbuhnya bawang. “Ada donatur bantu bibit bawang,” katanya, tanpa menyebutkan identitas donatur tersebut. Jro Mangku Sari tanam bawang di lahan 10 are dari 60 are lahan miliknya. Diperkirakan tiga bulan lagi sudah panen. Selama ini di Banjar Temukus dikenal mengembangkan padang kasna. Tanaman itu seluruhnya telah mati terpapar abu vulkanik. *k16
Bendesa Pakraman Temukus yang juga Ketua Kelompok Tani Sigerata, I Nengah Sindia, mengaku dapat bantuan bibit bawang dari donatur. Krama mulai tanam bawang sekitar tiga minggu lalu. Tanaman bawang, pre, dan sawi tumbuh subur dampak dari abu vulkanik. “Dampak positif dari erupsi Gunung Agung yang mengeluarkan hujan abu, lahan jadi subur. Justru kami harus mengungsi cukup lama sejak tanggal 22 September 2017 untuk menghindari hujan abu yang panas itu,” kata Nengah Sindia, Rabu (4/4).
Beberapa bulan sebelumnya, anggota Kelompok Tani Sigerata yang telah mendahului pulang telah tanam sereh wangi. Tanaman itu anti abu vulkanik dan telah pula tumbuh subur. “Warga kami memulai kehidupan baru, petani yang punya modal mulai beli bibit sapi, mengingat pakan ternak tumbuh sangat subur di sini,” katanya. Warga lainnya, Jro Mangku Istri Sari mengaku telah menanam bawang sejak tiga minggu lalu.
Agar tanaman bawang tidak terganggu rumput liar, maka lahan dilapisi plastik dan dilubangi untuk tumbuhnya bawang. “Ada donatur bantu bibit bawang,” katanya, tanpa menyebutkan identitas donatur tersebut. Jro Mangku Sari tanam bawang di lahan 10 are dari 60 are lahan miliknya. Diperkirakan tiga bulan lagi sudah panen. Selama ini di Banjar Temukus dikenal mengembangkan padang kasna. Tanaman itu seluruhnya telah mati terpapar abu vulkanik. *k16
Komentar