Lahan Terbatas, Investasi Asing Tak Mulus
Ketersediaan lahan serta ketidakjelasan peruntukan kawasan dirasakan sebagai salah satu faktor pengganjal penanaman modal asing di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Karenanya, tidak sedikit investor asing yang angkat kaki dari Bali lantaran terganjal keterbatasan lahan.
Kabid Promosi Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bali I Ketut Sudibya mengatakan Kamis (5/4). “Kita di Bali mana cari lahan yang luas-luas,” kata Sudibya. Menurutnya itulah menjadi salah satu kendala yang mengganjal investasi asing di Bali.
Sudibya mencontohkan pengalamannya pada pertemuan Komisi Perencanaan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional dan Regional Investment Forum 3 Maret lalu di Jogjakarta pekan lalu. Di sela-sela even promosi investasi, mencuat keinginan salah satu partner dari Australia berinvestasi di Bali.
Investasi tersebut digadang-gadang di sektor pariwisata. “Ingin membuat semacam kawasan wisata khusus yang natural, lebih hening. Seperti di Kalibukbuk (Buleleng),” ungkap Sudibya.
Namun investasi tersebut sulit terwujud. Papar Sudibya, investor asal Australia menyatakan untuk mewujudkan investasi tersebut butuh lahan sekitar 100 hektare. ”Inilah salah satu kendala investasi asing, padahal animo orang luar investasi di Bali tinggi,” lanjutnya.
Karena setelah dijajaki, sangat muskil dapatkan lahan dengan luas yang fantastis. “Kami alihkan ke Pemkab Buleleng, juga tidak tersedia,” lanjutnya.
Pemrov Bali sejatinya punya lahan perkebunan di Pulukan Pekutatan Jembrana yang cukup luas, lebih dari 1.000 hektare . “ Namun peruntukkannya bukan untuk pariwisata,” kata Sudibya.
Karena itulah, meski pun banyak investor asing ingin investasi di Bali, namun tidak gampang direalisasikan, khususnya untuk investasi yang butuh lahan atau ruang luas. *K17 .
Karenanya, tidak sedikit investor asing yang angkat kaki dari Bali lantaran terganjal keterbatasan lahan.
Kabid Promosi Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bali I Ketut Sudibya mengatakan Kamis (5/4). “Kita di Bali mana cari lahan yang luas-luas,” kata Sudibya. Menurutnya itulah menjadi salah satu kendala yang mengganjal investasi asing di Bali.
Sudibya mencontohkan pengalamannya pada pertemuan Komisi Perencanaan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional dan Regional Investment Forum 3 Maret lalu di Jogjakarta pekan lalu. Di sela-sela even promosi investasi, mencuat keinginan salah satu partner dari Australia berinvestasi di Bali.
Investasi tersebut digadang-gadang di sektor pariwisata. “Ingin membuat semacam kawasan wisata khusus yang natural, lebih hening. Seperti di Kalibukbuk (Buleleng),” ungkap Sudibya.
Namun investasi tersebut sulit terwujud. Papar Sudibya, investor asal Australia menyatakan untuk mewujudkan investasi tersebut butuh lahan sekitar 100 hektare. ”Inilah salah satu kendala investasi asing, padahal animo orang luar investasi di Bali tinggi,” lanjutnya.
Karena setelah dijajaki, sangat muskil dapatkan lahan dengan luas yang fantastis. “Kami alihkan ke Pemkab Buleleng, juga tidak tersedia,” lanjutnya.
Pemrov Bali sejatinya punya lahan perkebunan di Pulukan Pekutatan Jembrana yang cukup luas, lebih dari 1.000 hektare . “ Namun peruntukkannya bukan untuk pariwisata,” kata Sudibya.
Karena itulah, meski pun banyak investor asing ingin investasi di Bali, namun tidak gampang direalisasikan, khususnya untuk investasi yang butuh lahan atau ruang luas. *K17 .
1
Komentar