Kemenag Karangasem Asah Kemampuan 907 Guru Agama Hindu
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karangasem mengasah kemampuan 907 guru agama Hindu dalam workshop di aula Kampus STKIP Agama Hindu, Jalan Ngurah Rai Amlapura, Kamis (5/4).
AMLAPURA, NusaBali
Workshop yang digelar selama tiga hari, tanggal 5-8 April 2018 bertujuan mengevaluasi pembelajaran tahun lalu. Workshop ini mengambil tema mengasah jati diri guna meningkatkan pengembangan keprofesian berkelanjutan ang lebih optimal serta menanamkan pendidikan budi pekerti di setiap anak didik.
Kepala Kantor Kemenag Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, memberikan filsafat pendidikan, implementasi kurikulum tahun 2013, tujuan pendidikan nasional hingga menjadikan siswa semakin cakap, kreatif, mandiri, sesuai amanat UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Rustini juga mengingatkan pentingnya mengimplementasikan lima budaya kerja yakni integritas, profesional, inovatif, tanggungjawab, dan keteladanan. “Meski mampu bekerja profesional dan bertanggungjawab atas pekerjaannya, tetapi sikapnya kurang bisa diteladani di masyarakat, hal itu juga bukan sebagai pendidikan yang baik,” katanya.
Rustini menegaskan, pendidikan juga sebagai pengembang budaya, yakni budaya bertutur kata yang santun, yang mempengaruhi elektabilitas diri hingga jadi panutan di masyarakat. Sebab guru agama Hindu adalah sebagai penyebar ajaran dharma atau ajaran kebenaran. Atas dasar itulah guru agama Hindu menanggung beban atas predikat tersebut. Sebab, bukan saja menjadi sorotan anak didik di sekolah juga di masyarakat. Dalam workshop itu bertindak sebagai moderator Kasubag Tata Usaha Kantor Kemenag I Wayan Lipur dan Ketua Panitia Kasi Pendidikan Hindu I Wayan Serinada.
Guru mata pelajaran agama Hindu SDN 6 Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Ni Ketut Suratni, mengaku telah 8 tahun membina siswa, menyangkut budi pekerti, sopan santun, dan berperilaku yang baik sesuai ajaran agama. Begitu juga Kepala SDN 1 Tianyar Tengah Kecamatan Kubu Made Suardana, dan Kepala SDN 4 Baturinggit Kecamatan Kubu I Nengah Darti. “Selama ini tidak ada kendala mengarahkan siswa dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti,” kata Made Suardana.
Hal itu diakui Kepala Kantor Kemenag Rustini. “Justru mengimplementasikan pendidikan budi pekerti di sekolah yang ada di desa lebih mudah di bandingkan di kota. Sebab, di kota siswanya dari berbagai latar belakang,” kata Rustini. Workshop tersebut terlaksana setiap tahun untuk memberikan wawasan kepada guru agama Hindu terkait perkembangan dari implementasi Kurikulum 2013. *k16
Workshop yang digelar selama tiga hari, tanggal 5-8 April 2018 bertujuan mengevaluasi pembelajaran tahun lalu. Workshop ini mengambil tema mengasah jati diri guna meningkatkan pengembangan keprofesian berkelanjutan ang lebih optimal serta menanamkan pendidikan budi pekerti di setiap anak didik.
Kepala Kantor Kemenag Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, memberikan filsafat pendidikan, implementasi kurikulum tahun 2013, tujuan pendidikan nasional hingga menjadikan siswa semakin cakap, kreatif, mandiri, sesuai amanat UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Rustini juga mengingatkan pentingnya mengimplementasikan lima budaya kerja yakni integritas, profesional, inovatif, tanggungjawab, dan keteladanan. “Meski mampu bekerja profesional dan bertanggungjawab atas pekerjaannya, tetapi sikapnya kurang bisa diteladani di masyarakat, hal itu juga bukan sebagai pendidikan yang baik,” katanya.
Rustini menegaskan, pendidikan juga sebagai pengembang budaya, yakni budaya bertutur kata yang santun, yang mempengaruhi elektabilitas diri hingga jadi panutan di masyarakat. Sebab guru agama Hindu adalah sebagai penyebar ajaran dharma atau ajaran kebenaran. Atas dasar itulah guru agama Hindu menanggung beban atas predikat tersebut. Sebab, bukan saja menjadi sorotan anak didik di sekolah juga di masyarakat. Dalam workshop itu bertindak sebagai moderator Kasubag Tata Usaha Kantor Kemenag I Wayan Lipur dan Ketua Panitia Kasi Pendidikan Hindu I Wayan Serinada.
Guru mata pelajaran agama Hindu SDN 6 Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Ni Ketut Suratni, mengaku telah 8 tahun membina siswa, menyangkut budi pekerti, sopan santun, dan berperilaku yang baik sesuai ajaran agama. Begitu juga Kepala SDN 1 Tianyar Tengah Kecamatan Kubu Made Suardana, dan Kepala SDN 4 Baturinggit Kecamatan Kubu I Nengah Darti. “Selama ini tidak ada kendala mengarahkan siswa dalam mengimplementasikan pendidikan budi pekerti,” kata Made Suardana.
Hal itu diakui Kepala Kantor Kemenag Rustini. “Justru mengimplementasikan pendidikan budi pekerti di sekolah yang ada di desa lebih mudah di bandingkan di kota. Sebab, di kota siswanya dari berbagai latar belakang,” kata Rustini. Workshop tersebut terlaksana setiap tahun untuk memberikan wawasan kepada guru agama Hindu terkait perkembangan dari implementasi Kurikulum 2013. *k16
Komentar