Dipasarkan lewat Medsos, Pembeli dari Luar Daerah dan Luar Negeri
Bingkai kacamatan hasil karya Ketut Ngurah Eri Suanda ini limited edition, bisa dipesan sesuai keinginan pembeli. Perlu waktu 3 – 4 hari untuk menghasilkan satu bingkai kacamata.
Ketut Ngurah Eri Suanda, Kreator Bingkai Kacamata dari Papan Skateboard Bekas
SINGARAJA, NusaBali
Bagi kolektor kacamata, jangan mengaku paling keren kalau belum punya kacamata yang satu ini. Kacamata dengan bingkai papan skateboard bekas hasil karya pemuda asal Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, ini belakangan terkenal dan menjadi ‘barang wajib’ dimiliki oleh kolektor kacamata. Bingkai kacamata unik dan kreatif itu selain limited edition, juga ramah lingkungan karena terbuat dari kayu.
Adalah Ketut Ngurah Eri Suanda, 30, sang kreator bingkai kacamata berbahan baku papan skateboard bekas yang kini sedang ngehit. Ditemui di rumah sekaligus tempat kerjanya di Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Jumat (6/4), anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan suami istri Ketut Suryawan dan Upik Haznah, ini mengaku memulai bisnis yang tercipta dari ide kreatifnya sejak dua tahun terakhir. Eri yang juga pemain skateboard merasa sayang dengan papan skateboard-nya yang sudah usang. Dia pun mencari ide bagaimana bisa membuka bisnis dengan menggunakan barang kesayangannya, tetapi tidak lepas dari dunia skateboard. Ide membuat bingkai kaca dengan skateboard itu pun diakuinya muncul saat melihat sejumlah karya seni dan kerajinan berbahan dasar kayu.
“Saya dapat inspirasinya saat melihat woodcraft, saat itu pikiran saya langsung mengarah pada papan skateboard,” kata pemuda kelahiran Singaraja, 26 Desember 1988, ini. Dengan satu papan skateboard bekas yang didapatnya dari teman dan skater, dapat dihasilkan maksimal lima bingkai kacamata.
Keunggulan bingkai kacamata berbahan papan skateboard, selain lebih kuat, frame buatannya dapat dipilih atau dipesan sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Spesialnya, bingkai kacamata yang dihasilkan Eri adalah limited edition (edisi terbatas) alias tidak ada yang sama. Untuk mendapatkan satu bingkai kacamata, Eri yang lulusan SMA Bhaktiyasa Singaraja, ini harus mengerjakan dan bergulat dengan papan skateboard bekas selama 3 – 4 hari. Mulai dari pemotongan pola sesuai dengan bentuk gagang yang diinginkan pembeli, menghaluskannya hingga tahap pengecatan dengan cat bening.
Industri rumahan yang baru dilakoninya itu disebutnya belum memiliki toko resmi. Dia pun baru memasarkan hasil karyanya lewat instagram dan promosi dari mulut ke mulut. Dua tahun ditekuninya, bingkai kacamata berbahan barang bekas itu sudah terkenal tidak hanya di Bali, tetapi sudah ada pembeli dari Lombok, Sumatera, Jakarta bahkan Jerman dan Australia. Satu buah bingkai kacamata hasil karya Eri, dijual dengan harga Rp 650 ribu – Rp 750 ribu.
Sementara itu seorang pembeli, Putu Agus Adwi Saputra mengaku memesan kacamata utuk hadiah ulang tahun. Dia memilih kacamata bergagang papan skateboard bekas, karena sangat simpel, model bagus, bahan tidak mengecewakan, dan yang paling penting harga dibanding kwalitas sepadan. “Ya seimbang lah antara kwalitas dan harganya cukup terjangkau,” ungkap dia. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Bagi kolektor kacamata, jangan mengaku paling keren kalau belum punya kacamata yang satu ini. Kacamata dengan bingkai papan skateboard bekas hasil karya pemuda asal Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, ini belakangan terkenal dan menjadi ‘barang wajib’ dimiliki oleh kolektor kacamata. Bingkai kacamata unik dan kreatif itu selain limited edition, juga ramah lingkungan karena terbuat dari kayu.
Adalah Ketut Ngurah Eri Suanda, 30, sang kreator bingkai kacamata berbahan baku papan skateboard bekas yang kini sedang ngehit. Ditemui di rumah sekaligus tempat kerjanya di Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Jumat (6/4), anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan suami istri Ketut Suryawan dan Upik Haznah, ini mengaku memulai bisnis yang tercipta dari ide kreatifnya sejak dua tahun terakhir. Eri yang juga pemain skateboard merasa sayang dengan papan skateboard-nya yang sudah usang. Dia pun mencari ide bagaimana bisa membuka bisnis dengan menggunakan barang kesayangannya, tetapi tidak lepas dari dunia skateboard. Ide membuat bingkai kaca dengan skateboard itu pun diakuinya muncul saat melihat sejumlah karya seni dan kerajinan berbahan dasar kayu.
“Saya dapat inspirasinya saat melihat woodcraft, saat itu pikiran saya langsung mengarah pada papan skateboard,” kata pemuda kelahiran Singaraja, 26 Desember 1988, ini. Dengan satu papan skateboard bekas yang didapatnya dari teman dan skater, dapat dihasilkan maksimal lima bingkai kacamata.
Keunggulan bingkai kacamata berbahan papan skateboard, selain lebih kuat, frame buatannya dapat dipilih atau dipesan sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Spesialnya, bingkai kacamata yang dihasilkan Eri adalah limited edition (edisi terbatas) alias tidak ada yang sama. Untuk mendapatkan satu bingkai kacamata, Eri yang lulusan SMA Bhaktiyasa Singaraja, ini harus mengerjakan dan bergulat dengan papan skateboard bekas selama 3 – 4 hari. Mulai dari pemotongan pola sesuai dengan bentuk gagang yang diinginkan pembeli, menghaluskannya hingga tahap pengecatan dengan cat bening.
Industri rumahan yang baru dilakoninya itu disebutnya belum memiliki toko resmi. Dia pun baru memasarkan hasil karyanya lewat instagram dan promosi dari mulut ke mulut. Dua tahun ditekuninya, bingkai kacamata berbahan barang bekas itu sudah terkenal tidak hanya di Bali, tetapi sudah ada pembeli dari Lombok, Sumatera, Jakarta bahkan Jerman dan Australia. Satu buah bingkai kacamata hasil karya Eri, dijual dengan harga Rp 650 ribu – Rp 750 ribu.
Sementara itu seorang pembeli, Putu Agus Adwi Saputra mengaku memesan kacamata utuk hadiah ulang tahun. Dia memilih kacamata bergagang papan skateboard bekas, karena sangat simpel, model bagus, bahan tidak mengecewakan, dan yang paling penting harga dibanding kwalitas sepadan. “Ya seimbang lah antara kwalitas dan harganya cukup terjangkau,” ungkap dia. *k23
1
Komentar