Diserang Hama Kera, Petani Nanas Madu Menderita
Bendesa pernah mendatangkan pemburu dan pasang perangkap, namun berbagai usaha yang dicoba untuk mengurangi serangan hama kera selalu gagal.
AMLAPURA, NusaBali
Petani di Desa Pakraman Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, menderita akibat serangan hama kera. Sebab tanaman nanas madu yang jadi andalan petani setempat dirusak. Dampaknya, sejak 10 tahun terakhir nanas madu jadi langka. Tanaman lainnya, pisang dan mangga juga tidak bisa tumbuh karena dirusak kawanan kera.
Bendesa Kepasekan Desa Pakraman Pesedahan, I Nyoman Wage, mengaku telah beberapa kali melakukan terobosan untuk mengusir kawanan kera, namun tidak mempan. “Rencananya bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk membangun penangkaran tanaman agar petani bisa bercocok tanam, terbebas dari hama kera,” ungkap Nyoman Wage, Selasa (10/4). Jika penangkaran tanaman terwujud, petani kembali menanam nanas madu. “Nanti kami berkoordinasi dengan Dinas Pertanian agar ada program penangkaran tanaman dari besi agar kembali bisa mengembangkan nanas madu,” tambahnya.
Dikatakan, lahan bukit milik Desa Pakraman Pesedahan seluas 10 hektare digarap 20 petani, selama ini sulit dapat penghasilan. Sebab, tanaman hortikultura tidak bisa hidup akibat dirusak kawanan kera. Bahkan buah kelapa juga dirusak. “Petani hanya menghasilkan kayu bakar dan janur. Sebelum ada kera, rata-rata petani per tahun mampu dapat penghasilan Rp 50 juta,” jelas Nyoman Wage. Diakui, pernah mendatangkan tukang tembak kera, setelah tim memburu ke puncak Bukit Pesedahan, kera menjauh. Namun tak berselang lama, kawanan kera datang lagi. Upaya pasang perangkap juga gagal.
Petani setempat, I Nyoman Sunarmia, I Ketut Jengki, I Nyoman Surita, I Ketut Sukama, dan Mangku Suwitra mengaku tak bisa bercocok tanam akibat serangan hama kera. “Makanya jarang ke kebun, karena tidak bisa tanam hortikultura,” kata Ketut Jengki. Menurut Ketut Jengki, kawanan kera liar yang mengganggu tanaman petani datangnya dari Banjar Gumung, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis. Juga dari bukit di Banjar Gumung, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, yang merupakan satu jalur dengan Bukit Tenganan dan Bukit Pesedahan.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Karangasem, I Wayan Supandi, merespons keinginan Desa Pakraman Pesedahan, Kecamatan Manggis, yang menginginkan adanya penangkaran tanaman. Apalagi yang diselamatkan tanaman nanas madu yang telah punah. “Kami nanti mengecek dulu di lokasi Bukit Pesedahan seperti apa lahannya terkait keinginan masyarakat membangun penangkaran,” jelas Wayan Supandi. Pihaknya juga akan mengecek seberapa banyak kera yang hidup di Bukit Pesedahan, sebelum merealisasikan kegiatan membangun penangkaran. * k16
Petani di Desa Pakraman Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, menderita akibat serangan hama kera. Sebab tanaman nanas madu yang jadi andalan petani setempat dirusak. Dampaknya, sejak 10 tahun terakhir nanas madu jadi langka. Tanaman lainnya, pisang dan mangga juga tidak bisa tumbuh karena dirusak kawanan kera.
Bendesa Kepasekan Desa Pakraman Pesedahan, I Nyoman Wage, mengaku telah beberapa kali melakukan terobosan untuk mengusir kawanan kera, namun tidak mempan. “Rencananya bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk membangun penangkaran tanaman agar petani bisa bercocok tanam, terbebas dari hama kera,” ungkap Nyoman Wage, Selasa (10/4). Jika penangkaran tanaman terwujud, petani kembali menanam nanas madu. “Nanti kami berkoordinasi dengan Dinas Pertanian agar ada program penangkaran tanaman dari besi agar kembali bisa mengembangkan nanas madu,” tambahnya.
Dikatakan, lahan bukit milik Desa Pakraman Pesedahan seluas 10 hektare digarap 20 petani, selama ini sulit dapat penghasilan. Sebab, tanaman hortikultura tidak bisa hidup akibat dirusak kawanan kera. Bahkan buah kelapa juga dirusak. “Petani hanya menghasilkan kayu bakar dan janur. Sebelum ada kera, rata-rata petani per tahun mampu dapat penghasilan Rp 50 juta,” jelas Nyoman Wage. Diakui, pernah mendatangkan tukang tembak kera, setelah tim memburu ke puncak Bukit Pesedahan, kera menjauh. Namun tak berselang lama, kawanan kera datang lagi. Upaya pasang perangkap juga gagal.
Petani setempat, I Nyoman Sunarmia, I Ketut Jengki, I Nyoman Surita, I Ketut Sukama, dan Mangku Suwitra mengaku tak bisa bercocok tanam akibat serangan hama kera. “Makanya jarang ke kebun, karena tidak bisa tanam hortikultura,” kata Ketut Jengki. Menurut Ketut Jengki, kawanan kera liar yang mengganggu tanaman petani datangnya dari Banjar Gumung, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis. Juga dari bukit di Banjar Gumung, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, yang merupakan satu jalur dengan Bukit Tenganan dan Bukit Pesedahan.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Karangasem, I Wayan Supandi, merespons keinginan Desa Pakraman Pesedahan, Kecamatan Manggis, yang menginginkan adanya penangkaran tanaman. Apalagi yang diselamatkan tanaman nanas madu yang telah punah. “Kami nanti mengecek dulu di lokasi Bukit Pesedahan seperti apa lahannya terkait keinginan masyarakat membangun penangkaran,” jelas Wayan Supandi. Pihaknya juga akan mengecek seberapa banyak kera yang hidup di Bukit Pesedahan, sebelum merealisasikan kegiatan membangun penangkaran. * k16
Komentar