Tamu Hotel Keluhi Suara Bising
Hotel Alamanda akhirnya masadu ke Dinas Pariwisata. Hotel yang berlokasi di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini menyampaikan protes atas aksi sejumlah warga yang dinilai mengganggu kenyamanan wisatawan yang sedang berlibur.
SINGARAJA, NusaBali
Mediasi pun akhirnya digelar di Kantor Camat Tejakula, Rabu (11/4) pagi dihadiri Muspika dan Dinas Pariwisata.Di hadapan Ketua BPC PHRI Kabupaten Buleleng, Kapolsek Tejakula, Danramil Tejakula, Perbekel Sambirenteng, Kelian Banjar Dinas Gretek, staf bagian Public Relation Hotel Alamanda, Gede Budiasa menerangkan banyak tamu yang komplin karena merasa terganggu saat menginap.
Wisatawan lokal maupun wisatawan asing terganggu dengan suara bising dari dua rumah warga milik Nyoman Widiasa dan Gede Widiana. Dari rumah keduanya sering terdengar suara musik yang mendebarkan jantung dan suara bisik knalpot motor. Pihak hotel yang terus mendapat komplin dari wisatawannya pun akhirnya masadu kepada pihak terkait.
“Karena tidak sedikit tamu kami di hotel yang komplin dengan situasi tersebut, sedangkan mereka berlibur memerlukan ketenangan dan kenyamanan,” kata dia. Pihaknya pun berharap setelah ini masalah dapat selesai dan semua mendapatkan jalan keluar demi kebaikan bersama.
Sedangkan Nyoman Widiasa selaku pihak yang diadukan mengaku tidak bermaksud atau dengan sengaja mencoba mengganggu kenyamanan wisatawan yang menginap di hotel Alamanda. Ia pun menilai hal yang dilakukan merupakan sesuatu yang wajar karena dilakukan di rumahnya. Namun di akhir mediasi kedua warga yang diadukan bersedia untuk bekerjasama dan tidak mengulangi persoalan tersebut di kemudian hari.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna yang memediasi langsung menekankan kepada kedua belah pihak untuk menjunjung konsep manyama braya. “Bagaimanapun kita juga hidup karena pariwisata. Dengan persoalan kemarin mudah-mudahan tidak terjadi lagi dan bisa dimengerti oleh semua pihak. Kita juga harus mengerti kepada tamu yang menginap adalah tamu yang ingin menikmati kesunyian, ketenteraman, dan kenyamanan, jangan karena ini citra pariwisata kita jadi rusak,” kata dia.
Sementara itu Kelian Dinas Banjar Gretek, Desa Sambirenteng, Made Supama mengapresiasi langkah mediasi yang dilakukan Dinas Pariwisata Buleleng. Sehingga permasalahan yang ada selama ini dan belum dapat terselesaikan mendapat jalan keluar berupa kesepakatan kedua belah pihak. *k23
Mediasi pun akhirnya digelar di Kantor Camat Tejakula, Rabu (11/4) pagi dihadiri Muspika dan Dinas Pariwisata.Di hadapan Ketua BPC PHRI Kabupaten Buleleng, Kapolsek Tejakula, Danramil Tejakula, Perbekel Sambirenteng, Kelian Banjar Dinas Gretek, staf bagian Public Relation Hotel Alamanda, Gede Budiasa menerangkan banyak tamu yang komplin karena merasa terganggu saat menginap.
Wisatawan lokal maupun wisatawan asing terganggu dengan suara bising dari dua rumah warga milik Nyoman Widiasa dan Gede Widiana. Dari rumah keduanya sering terdengar suara musik yang mendebarkan jantung dan suara bisik knalpot motor. Pihak hotel yang terus mendapat komplin dari wisatawannya pun akhirnya masadu kepada pihak terkait.
“Karena tidak sedikit tamu kami di hotel yang komplin dengan situasi tersebut, sedangkan mereka berlibur memerlukan ketenangan dan kenyamanan,” kata dia. Pihaknya pun berharap setelah ini masalah dapat selesai dan semua mendapatkan jalan keluar demi kebaikan bersama.
Sedangkan Nyoman Widiasa selaku pihak yang diadukan mengaku tidak bermaksud atau dengan sengaja mencoba mengganggu kenyamanan wisatawan yang menginap di hotel Alamanda. Ia pun menilai hal yang dilakukan merupakan sesuatu yang wajar karena dilakukan di rumahnya. Namun di akhir mediasi kedua warga yang diadukan bersedia untuk bekerjasama dan tidak mengulangi persoalan tersebut di kemudian hari.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna yang memediasi langsung menekankan kepada kedua belah pihak untuk menjunjung konsep manyama braya. “Bagaimanapun kita juga hidup karena pariwisata. Dengan persoalan kemarin mudah-mudahan tidak terjadi lagi dan bisa dimengerti oleh semua pihak. Kita juga harus mengerti kepada tamu yang menginap adalah tamu yang ingin menikmati kesunyian, ketenteraman, dan kenyamanan, jangan karena ini citra pariwisata kita jadi rusak,” kata dia.
Sementara itu Kelian Dinas Banjar Gretek, Desa Sambirenteng, Made Supama mengapresiasi langkah mediasi yang dilakukan Dinas Pariwisata Buleleng. Sehingga permasalahan yang ada selama ini dan belum dapat terselesaikan mendapat jalan keluar berupa kesepakatan kedua belah pihak. *k23
Komentar