Depak Barca, Roma Siap Terobos Final
Lolos ke semifinal Liga Champions menjadi pencapaian luar biasa klub Italia AS Roma.
ROMA, NusaBali
Giallorossi pun siap menerobos dan melaju lebih jauh lagi, yakni tampil di final. Roma melumat Barca 3-0, lewat gol-gol Edin Dzeko, Daniele De Rossi, dan Kostas Manolas di Olimpico, Rabu (11/4) dinihari Wita. Kemenangan di leg kedua perempatfinal itu membuat Roma lolos ke empat besar atau semifinal. Skor agregat antara Roma dan Barca memang sama kuat 4-4. Namun Roma berhak lolos karena mencetak satu gol tandang.
Tak diungggulkan, Roma untuk kedua kali lolos ke semifinal Piala Champions/Liga Champions. Tim besutan Eusebio Di Francesco itu mengulangi prestasi di musim 1983/1984. Roma tinggal menunggu lawan di semifinal. Satu tim lain yang lolos adalah Liverpool.
"Saya membuat pilihan ini agar bermain lebih melebar, memungkinkan lebih banyak serangan balik, dan menghadirkan kecepatan. Tapi, yang benar-benar berubah adalah filosofi tim dan kami harus terus seperti ini," jelas Di Francesco, di Mediaset Premium.
Pada laga melawan Barca, Di Francesco menerapkan formasi 3-4-1-2 dan menduetkan Edin Dzeko-Patrik Schick di lini depan. Pilihan ini terbukti jitu karena Roma sukses membuat Barca tak berkutik nyaris di sepanjang laga.
"Kami harus yakin ke final. Kami sudah melangkah sejauh ini dan tak ada yang menyangka kami melakukannya. Jadi, kami harus berjuang dan mengejar sesuatu yang lebih, selalu menaikkan standar setiap saat," kata Di Francesco.
Sementara Kostas Manolas., yang menjebol gawang Barca di menit-menit akhir, menyebut Roma sejak awal tak pernah kehilangan keyakinan untuk lolos."Kami yakin sejak leg pertama, ketika kami kalah 1-4 dan tak diberi dua penalti, tapi kami melihat tim memberi perlawanan. Kami menampilkan performa yang baik. Kami tahu bisa melakukannya dan kami menunjukkan kekuatan kami," kata Manolas di Mediaset Premium.
Sementara itu, pelatih Barca Ernesto Valverde tak berbelit-belit mengungkapkan pandangannya usai timnya disingkirkan AS Roma. Ia mengakui Roma tampil superior. Efektif dan efisiennya permainan Roma membuat Valverde mengakui mereka tampil jauh lebih baik.
"Mereka menerapkan pressing tinggi sepanjang laga dan itu membuat kami sulit menampilkan permainan kami. Mereka memenangi bola-bola kedua, gol mereka juga tercipta di momen-momen yang tepat," ungkap Valverde. *
Giallorossi pun siap menerobos dan melaju lebih jauh lagi, yakni tampil di final. Roma melumat Barca 3-0, lewat gol-gol Edin Dzeko, Daniele De Rossi, dan Kostas Manolas di Olimpico, Rabu (11/4) dinihari Wita. Kemenangan di leg kedua perempatfinal itu membuat Roma lolos ke empat besar atau semifinal. Skor agregat antara Roma dan Barca memang sama kuat 4-4. Namun Roma berhak lolos karena mencetak satu gol tandang.
Tak diungggulkan, Roma untuk kedua kali lolos ke semifinal Piala Champions/Liga Champions. Tim besutan Eusebio Di Francesco itu mengulangi prestasi di musim 1983/1984. Roma tinggal menunggu lawan di semifinal. Satu tim lain yang lolos adalah Liverpool.
"Saya membuat pilihan ini agar bermain lebih melebar, memungkinkan lebih banyak serangan balik, dan menghadirkan kecepatan. Tapi, yang benar-benar berubah adalah filosofi tim dan kami harus terus seperti ini," jelas Di Francesco, di Mediaset Premium.
Pada laga melawan Barca, Di Francesco menerapkan formasi 3-4-1-2 dan menduetkan Edin Dzeko-Patrik Schick di lini depan. Pilihan ini terbukti jitu karena Roma sukses membuat Barca tak berkutik nyaris di sepanjang laga.
"Kami harus yakin ke final. Kami sudah melangkah sejauh ini dan tak ada yang menyangka kami melakukannya. Jadi, kami harus berjuang dan mengejar sesuatu yang lebih, selalu menaikkan standar setiap saat," kata Di Francesco.
Sementara Kostas Manolas., yang menjebol gawang Barca di menit-menit akhir, menyebut Roma sejak awal tak pernah kehilangan keyakinan untuk lolos."Kami yakin sejak leg pertama, ketika kami kalah 1-4 dan tak diberi dua penalti, tapi kami melihat tim memberi perlawanan. Kami menampilkan performa yang baik. Kami tahu bisa melakukannya dan kami menunjukkan kekuatan kami," kata Manolas di Mediaset Premium.
Sementara itu, pelatih Barca Ernesto Valverde tak berbelit-belit mengungkapkan pandangannya usai timnya disingkirkan AS Roma. Ia mengakui Roma tampil superior. Efektif dan efisiennya permainan Roma membuat Valverde mengakui mereka tampil jauh lebih baik.
"Mereka menerapkan pressing tinggi sepanjang laga dan itu membuat kami sulit menampilkan permainan kami. Mereka memenangi bola-bola kedua, gol mereka juga tercipta di momen-momen yang tepat," ungkap Valverde. *
Komentar