Polda Bali Intenskan Pertemuan dengan Tokoh Agama
Kapolda Bali, Irjen Pol Reinhard Petrus Golose menjalin silahturami bersama tokoh agama di l Puri Santrian, Jalan Cemara, Sanur, Denpasar Selatan, Kamis (12/4) siang.
Antisipasi Isu SARA Jelang Pilkada Mendatang
DENPASAR, NusaBali
Silaturahmi ini bagian dari upaya pendekatan terhadap tokoh agama untuk mengantisipasi berbagai isu-isu SARA (suku, ras, agama dan antargolongan) menjelang perhelatan politik mendatang.Kapolda Bali, Irjen Pol Reinhard Petrus Golose ditemui usai acara mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan dengan tokoh-tokoh agama di Bali, bahkan, kegiatan ini sering dilakukan meski hanya sekedar sharing pendapat prihal Pilkada damai. Diakuinya, Pilkada tinggal menghitung bulan saja, sehingga, sebagai aparat penegak hukum, bisa memastikan perkembangan setiap saat. Terutama, isu-isu yang sengaja digelintirkan untuk memanaskan situasi politik. “Kegiatan ini sejatinya hanya makan siang bersama tokoh agama dibarengi dengan sharing pendapat Pilkada mendatang. Tentunya banyak pembahasan yang didiskusikan untuk mensukseskan Pilkada damai,” katanya.
Menurut jendral bintang dua ini, hasil sharing dalam suasana santai ini, menyimpulkan bahwa masalah yang akan timbul sekecil apapun tidak akan besar jika diselesaikan selesai bersama. Jadi, figur tokoh agama itu sangat penting di tengah masyarakat dalam menyikapi persoalan itu. “Sharing ini membuahkan hasil bahwa tokoh agama mendukung kepolisian dalam mensukseskan pengamanan, sehingga Pilkada mendatang damai,” tuturnya.
Sementara, Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kepolisian. Menurut dia, hasil diskusi dan sharing pendapat, bahwa di Indonesia khususnya di Bali memang sedikit riak, tapi, kerukunan masih baik dan sangat terjaga antara umat beragama.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, akan selalu ditingkatkan silaturahmi antar umat beragama dengan pemerintah termasuk TNI-Polri, intern umat beragama dengan masyarakat luas dengan mengintenskan silaturahmi. “Dengan silaturahmi seperti ini, tanpa berdiskusi saja sudah menunjukkan kerukunan yang sudah ada. Apalagi duduk bersama membahas suatu yang meningkatkan kerukunan,” katanya.
Dengan duduk bersama dan sharing ini, pesan-pesan kerukunan melalui majelis-majelis agama yang ada, MUI, PHDI, Keuskupan, FPAG, Walubi dan Matakin mensosialisasikan sampai ke dasar umat beragamanya.
Ia pun mengharapkan, dalam pilkada serentak ini, tidak ada figur atau calon kepala daerah maupun masyarakat yang memanfaatkan isu agama sebagai alat politik. Pasalnya, Pilkada adalah sarana mencari pemimpin yang baik dan bertujuannya membangun Bali dan Indonesia demi tercapainya kesejahteraan. “Tujuan kita mulia, cara-caranya juga elegan, supaya berpolitik yang santun dan elegan. Oleh karena itu, jangan memakai isu agama dalam berpolitik, kampanye negatif, kampanye hitam. Supaya rukun, aman dan kesejahteraan,” tuturnya seraya mengakui sampai saat ini, pihaknya belum melihat adanya isu SARA. *dar
DENPASAR, NusaBali
Silaturahmi ini bagian dari upaya pendekatan terhadap tokoh agama untuk mengantisipasi berbagai isu-isu SARA (suku, ras, agama dan antargolongan) menjelang perhelatan politik mendatang.Kapolda Bali, Irjen Pol Reinhard Petrus Golose ditemui usai acara mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan dengan tokoh-tokoh agama di Bali, bahkan, kegiatan ini sering dilakukan meski hanya sekedar sharing pendapat prihal Pilkada damai. Diakuinya, Pilkada tinggal menghitung bulan saja, sehingga, sebagai aparat penegak hukum, bisa memastikan perkembangan setiap saat. Terutama, isu-isu yang sengaja digelintirkan untuk memanaskan situasi politik. “Kegiatan ini sejatinya hanya makan siang bersama tokoh agama dibarengi dengan sharing pendapat Pilkada mendatang. Tentunya banyak pembahasan yang didiskusikan untuk mensukseskan Pilkada damai,” katanya.
Menurut jendral bintang dua ini, hasil sharing dalam suasana santai ini, menyimpulkan bahwa masalah yang akan timbul sekecil apapun tidak akan besar jika diselesaikan selesai bersama. Jadi, figur tokoh agama itu sangat penting di tengah masyarakat dalam menyikapi persoalan itu. “Sharing ini membuahkan hasil bahwa tokoh agama mendukung kepolisian dalam mensukseskan pengamanan, sehingga Pilkada mendatang damai,” tuturnya.
Sementara, Ketua FKUB Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kepolisian. Menurut dia, hasil diskusi dan sharing pendapat, bahwa di Indonesia khususnya di Bali memang sedikit riak, tapi, kerukunan masih baik dan sangat terjaga antara umat beragama.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, akan selalu ditingkatkan silaturahmi antar umat beragama dengan pemerintah termasuk TNI-Polri, intern umat beragama dengan masyarakat luas dengan mengintenskan silaturahmi. “Dengan silaturahmi seperti ini, tanpa berdiskusi saja sudah menunjukkan kerukunan yang sudah ada. Apalagi duduk bersama membahas suatu yang meningkatkan kerukunan,” katanya.
Dengan duduk bersama dan sharing ini, pesan-pesan kerukunan melalui majelis-majelis agama yang ada, MUI, PHDI, Keuskupan, FPAG, Walubi dan Matakin mensosialisasikan sampai ke dasar umat beragamanya.
Ia pun mengharapkan, dalam pilkada serentak ini, tidak ada figur atau calon kepala daerah maupun masyarakat yang memanfaatkan isu agama sebagai alat politik. Pasalnya, Pilkada adalah sarana mencari pemimpin yang baik dan bertujuannya membangun Bali dan Indonesia demi tercapainya kesejahteraan. “Tujuan kita mulia, cara-caranya juga elegan, supaya berpolitik yang santun dan elegan. Oleh karena itu, jangan memakai isu agama dalam berpolitik, kampanye negatif, kampanye hitam. Supaya rukun, aman dan kesejahteraan,” tuturnya seraya mengakui sampai saat ini, pihaknya belum melihat adanya isu SARA. *dar
1
Komentar