Pensiunan Kasek SD di Bangli Dilaporkan Hilang
Seorang pensiunan kepala sekolah, Nengah Payu, 75, dilaporkan hilang dari rumah sejak Selasa (12/4) sekitar pukul 09.00 Wita.
BANGLI, NusaBali
Warga Banjar Blungbang, Kelurahan Kawan, Kecamatan/Kabupaten Bangli, ini terakhir dilihat meninggalkan rumah dengan mengenakan baju kaos putih. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian, termasuk minta petunjuk ke orang pintar, karena belum ada hasil maka diputuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Bangli, Jumat (13/4).
Informasi yang terhimpun, Nengah Payu yang pensiunan kepala sekolah SDN 1 Tamanbali, Bangli, ini meninggalkan rumah mengenakan baju kaos putih serta celana training warna hitam. Sebelum meninggalkan rumah, anak keenam dari 10 bersaudara ini tidak meninggalkan pesan hendak pergi ke mana.
Salah seorang keponakan yakni Kadek Suwitrayasa, menuturkan saat kejadian Nengah Payu meninggalkan rumah, tidak ada sesuatu yang aneh. Pasalnya Nengah Payu memang setiap hari biasa keluar untuk membeli koran. “Tidak ada yang aneh, karena paman saya ini biasa jalan kaki untuk membeli koran. Juga masih biasa makemit di Pura Dalem Tengah,” ungkapnya, Sabtu (14/4).
Lantaran tidak ada sesuatu yang berbeda, pihak keluarga tidak ada kecurigaan. Tetapi hingga malam hari, Nengah Payu yang tetap melajang di usianya yang 75 tahun ini tidak kunjung pulang ke rumah. Pihak keluarga yang khawatir lantas melakukan pencarian di jalan, di pura, di rumah-rumah kerabat, tetapi hingga Sabtu sore kemarin belum diketahui keberadaannya. Upaya pencarian dilakukan dengan menyebar informasi melalui media sosial seperti Facebook, dan pihak keluarga juga mendatangi orang pintar, untuk meminta petunjuk. “Ke orang pintar sudah, memang belum ada hasil,” ujarnya Kadek Suwitrayasa yang juga guru di salah satu SMA di Bangli.
Dikatakan pula, awalnya Nengah Payu berniat pergi ke rumah keluarga yang ada di Desa Apuan, Kecamatan Susut, Bangli, karena ada keponakan yang akan menikah. Namun Nengah Payu tidak bisa mengendarai sepeda, maka Nengah Payu mengurungkan niat pergi ke sana. Selain itu, ada salah seorang sanak keluarga yang meninggal dan jenazah masih dititipkan di RSU Bangli. “Ada keluarga yang tinggal di Denpasar meninggal, jenazahnya masih dititip di rumah sakit. Kami kira paman saya pergi ke sana, ternyata tidak,” imbuh Kadek Suwitrayasa.
Sementara itu, Nengah Payu selama hidup membujang, dan selama ini dia tinggal bersama saudaranya. Nengah Payu merupakan pensiunan kepala sekolah di SDN 1 Tamanbali, Bangli. Nengah Payu pensiun 15 tahun yang lalu, yakni tahun 2003.
Nengah Payu adalah anak keenam dari 10 bersaudara. Namun yang hidup hingga dewasa hanya tujuah orang. Kini yang masih hidup tinggal empat orang termasuk Nengah Payu. *e
Warga Banjar Blungbang, Kelurahan Kawan, Kecamatan/Kabupaten Bangli, ini terakhir dilihat meninggalkan rumah dengan mengenakan baju kaos putih. Pihak keluarga sudah berupaya melakukan pencarian, termasuk minta petunjuk ke orang pintar, karena belum ada hasil maka diputuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Bangli, Jumat (13/4).
Informasi yang terhimpun, Nengah Payu yang pensiunan kepala sekolah SDN 1 Tamanbali, Bangli, ini meninggalkan rumah mengenakan baju kaos putih serta celana training warna hitam. Sebelum meninggalkan rumah, anak keenam dari 10 bersaudara ini tidak meninggalkan pesan hendak pergi ke mana.
Salah seorang keponakan yakni Kadek Suwitrayasa, menuturkan saat kejadian Nengah Payu meninggalkan rumah, tidak ada sesuatu yang aneh. Pasalnya Nengah Payu memang setiap hari biasa keluar untuk membeli koran. “Tidak ada yang aneh, karena paman saya ini biasa jalan kaki untuk membeli koran. Juga masih biasa makemit di Pura Dalem Tengah,” ungkapnya, Sabtu (14/4).
Lantaran tidak ada sesuatu yang berbeda, pihak keluarga tidak ada kecurigaan. Tetapi hingga malam hari, Nengah Payu yang tetap melajang di usianya yang 75 tahun ini tidak kunjung pulang ke rumah. Pihak keluarga yang khawatir lantas melakukan pencarian di jalan, di pura, di rumah-rumah kerabat, tetapi hingga Sabtu sore kemarin belum diketahui keberadaannya. Upaya pencarian dilakukan dengan menyebar informasi melalui media sosial seperti Facebook, dan pihak keluarga juga mendatangi orang pintar, untuk meminta petunjuk. “Ke orang pintar sudah, memang belum ada hasil,” ujarnya Kadek Suwitrayasa yang juga guru di salah satu SMA di Bangli.
Dikatakan pula, awalnya Nengah Payu berniat pergi ke rumah keluarga yang ada di Desa Apuan, Kecamatan Susut, Bangli, karena ada keponakan yang akan menikah. Namun Nengah Payu tidak bisa mengendarai sepeda, maka Nengah Payu mengurungkan niat pergi ke sana. Selain itu, ada salah seorang sanak keluarga yang meninggal dan jenazah masih dititipkan di RSU Bangli. “Ada keluarga yang tinggal di Denpasar meninggal, jenazahnya masih dititip di rumah sakit. Kami kira paman saya pergi ke sana, ternyata tidak,” imbuh Kadek Suwitrayasa.
Sementara itu, Nengah Payu selama hidup membujang, dan selama ini dia tinggal bersama saudaranya. Nengah Payu merupakan pensiunan kepala sekolah di SDN 1 Tamanbali, Bangli. Nengah Payu pensiun 15 tahun yang lalu, yakni tahun 2003.
Nengah Payu adalah anak keenam dari 10 bersaudara. Namun yang hidup hingga dewasa hanya tujuah orang. Kini yang masih hidup tinggal empat orang termasuk Nengah Payu. *e
Komentar