Ekspor Kerajinan Batok Kelapa Lesu
Pasaran kerajinan batok kelapa di luar negeri tengah melesu hingga perajin mencoba melirik pasar lokal.
SEMARAPURA, NusaBali
Seperti dialami I Gede Suryawan, pemilik usaha kerajinan batok kelapa di Dusun Sari Merta, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.Kata dia, sejak akhir 2017 lalu pasaran ekspor kerajinan batok kelapa sepi. Biasanya pesenan ramai dari Jepang dan Jerman. “Walau ekspor ke luar negeri lesu, tapi permintaan kerajinan batok kelapa di pasar lokal masih ramai, seperti pasar oleh-oleh sampai artshop,” ujarnya belum lama ini.
Saat ini, Suryawan dibantu oleh 15 orang karyawan. Dalam sehari memproduksi sedikitnya 200 buah berbagai bentuk kerajinan batok kelapa. Sejak harga buah kelapa lokal mahal beberapa bulan lalu, dia mulai memanfaatkan seluruh buah kelapa. “Daging buah kelapa saya pakai saur, minyak goreng, dan jual serabut,” katanya.
Dijelaskan, saat ini rata-rata permintaan kerajinan batok kepala mencapai ribuan buah per bulannya. Permintaan terbesar yaitu kerajinan batok kelapa berbentuk mangkok (bowl), sendok, celengan, boneka, topeng, asbak, dan sebagainya.
Kata dia, selain menciptakan ide kreatif, hal terpenting yakni menjaga kualitas dan harga barang. Dia pun intens memberikan pelatihan bagi 15 karyawannya, terutama mensortir jenis bahan baku dan proses penghalusannya. Harga kerajinan ini bervariasi. Jenis topeng kisaran Rp 80.000/pcs, wadah permen Rp 20.000/pcs, mangkok Rp 9.000/pcs. Dalam seharinya rata-rata bisa menghasilkan aneka jenis kerajinan sekitar 200-500 pcs, dengan persentase 50 persen jenis mangkok, 30 persen celengan dan 20 persen kerajinan lainnya. *wan
Seperti dialami I Gede Suryawan, pemilik usaha kerajinan batok kelapa di Dusun Sari Merta, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.Kata dia, sejak akhir 2017 lalu pasaran ekspor kerajinan batok kelapa sepi. Biasanya pesenan ramai dari Jepang dan Jerman. “Walau ekspor ke luar negeri lesu, tapi permintaan kerajinan batok kelapa di pasar lokal masih ramai, seperti pasar oleh-oleh sampai artshop,” ujarnya belum lama ini.
Saat ini, Suryawan dibantu oleh 15 orang karyawan. Dalam sehari memproduksi sedikitnya 200 buah berbagai bentuk kerajinan batok kelapa. Sejak harga buah kelapa lokal mahal beberapa bulan lalu, dia mulai memanfaatkan seluruh buah kelapa. “Daging buah kelapa saya pakai saur, minyak goreng, dan jual serabut,” katanya.
Dijelaskan, saat ini rata-rata permintaan kerajinan batok kepala mencapai ribuan buah per bulannya. Permintaan terbesar yaitu kerajinan batok kelapa berbentuk mangkok (bowl), sendok, celengan, boneka, topeng, asbak, dan sebagainya.
Kata dia, selain menciptakan ide kreatif, hal terpenting yakni menjaga kualitas dan harga barang. Dia pun intens memberikan pelatihan bagi 15 karyawannya, terutama mensortir jenis bahan baku dan proses penghalusannya. Harga kerajinan ini bervariasi. Jenis topeng kisaran Rp 80.000/pcs, wadah permen Rp 20.000/pcs, mangkok Rp 9.000/pcs. Dalam seharinya rata-rata bisa menghasilkan aneka jenis kerajinan sekitar 200-500 pcs, dengan persentase 50 persen jenis mangkok, 30 persen celengan dan 20 persen kerajinan lainnya. *wan
1
Komentar