Gerindra akan Sanksi Kader
Waketum Gerindra, Ferry Juliantono menyebut pertarungan Prabowo Subianto melawan Joko Widodo (Jokowi) seperti pertandingan El Clasico.
Jika Berani Menolak Pencapresan Prabowo
JAKARTA, NusaBali
Waketum Gerindra, Fadli Zon menampik adanya perbedaan pendapat soal pencapresan sang Ketum, Prabowo Subianto di tubuh partai. Fadli memastikan akan ada sanksi yang diberikan kepada kader yang tak setuju Prabowo maju jadi capres 2019.
"Kalau ada yang berbeda pendapat tentang pencalonan Pak Prabowo saya kira pada saatnya akan mendapatkan sanksi, dan itu tidak ada sampai saat ini (yang menolak pencapresan Prabowo)," kata Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/4).
Ia menegaskan seluruh kader Gerindra telah sepakat memberikan mendapat capres kepada Prabowo dalam rakornas yang digelar pada Rabu (11/4) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Prabowo pun secara resmi menyatakan menerima mandat tersebut. "Sudah selesai, suara di Gerindra bulat 100 persen. Tidak ada yang tidak bulat," ujar Fadli.
Fadli menyebut partainya siap bertarunh untuk perhelatan Pilpres 2019. Menurutnya, tak ada alasan bagi Gerindra urung maju di kontestasi tersebut. "Pasti (ikut pilpres), 100 persen. Tinggal maju. Malah Gerindra termasuk yang dianggap paling maju," sebutnya.
Soal pencapresan Prabowo ini sebelumnya menjadi teka-teki. Beberapa elite Partai Gerindra menyatakan Sang '08 siap maju nyapres, sementara ada pula yang menisyaratkan Prabowo tak akan maju di pilpres mendatang. Namun, dalam rakornas pekan lalu Prabowo menjawab pertanyaan itu. Meski belum ada deklarasi penuh dari Prabowo, ia menyatakan siap menerima mandat capres dari para kadernya.
Terpisah Waketum Gerindra, Ferry Juliantono menyebut pertarungan Prabowo Subianto melawan Joko Widodo (Jokowi) seperti pertandingan El Clasico. Pertandingan sepakbola legendaris antara Barcelona dan Real Madrid yang berjalan sengit.
"El Clasico, ya begitu saja. Tapi (dengan) taktik baru, bakal beda hasil," ucap Ferry kepada wartawan di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta Selatan, Senin kemarin. Untuk menghadapi Jokowi pada Pilpres 2019, Prabowo punya kriteria khusus mencari calon wakil presiden. Ferry mengatakan hal itulah yang tidak dimiliki Jokowi sehingga keduanya disebut tidak akan berkoalisi.
"Pasti harus sepemikiran, sepemahaman, ideologi yang sama. Dan itu penting. Kita nggak mau dengan Pak Jokowi karena ada perbedaan-perbedaan tentang itu," ucap Ferry dilansir detik.com. Menurut Ferry, calon untuk pendamping Prabowo akan ditentukan pertengahan tahun ini. Gerindra menunggu PKS dan PAN melakukan Rakernas. PKS dan PAN memang selama ini merupakan sekutu Gerindra, namun kedua partai itu belum mendeklarasikan secara resmi dukungannya kepada Prabowo pada Pilpres 2019. "Masih lama. Akhir bulan ini PKS, awal bulan depan PAN. Kita juga kan harus musyawarah dengan partai lain. Mungkin ideal bisa Juni. Kita ada pilkada juga, konsentrasi terpecah," ucap Ferry. *
Komentar