Kemenag Usulkan Perbaikan Beji Pura Besakih Rp 1,2 M
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karangasem usulkan perbaikan mata Air Yehsah untuk Beji Ida Bhatara Pura Besakih di Banjar Susut, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem ke Dirjen Bimas Hindu.
AMLAPURA, NusaBali
Besaran dana perbaikan yang diusulkan untuk tahap awal sebesar Rp 1,2 miliar. Usulan berikutnya tergantung situasi Gunung Agung. Sebab, Gunung Agung belum sepenuhnya normal, masih berpotensi erupsi.
Kepala Kantor Kemenag Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, mengungkapkan usulan tahap I untuk menormalisasi Mata Air Yehsah itu, agar terealisasi tahun 2019. Sementara rencana usulan tahap II menyangkut perbaikan akses jalan dan penunjang lainnya. “Usulan tahap II kami tunda karena Gunung Agung masih berpotensi erupsi,” katanya, Senin (16/4).
Kebetulan saja, Karya Agung Panca Balikrama di Pura Besakih tahun 2019 melasti ke Pantai Watu Klotok, Klungkung, sehingga masih ada waktu untuk mengusulkan biaya normalisasi mata air itu. Sesuai perhitungan, di setiap tahun ganjil Ida Bhatara Pura Besakih melasti ke Mata Air Toyasah atau ke Pantai Watu Klotok. Khusus untuk melasti ke Pantai Watu Klotok di setiap 10 tahun sekali, di mana tahun masehi berakhir angka sembilan.
Sedangkan tahun genap Ida Bhatara melasti di Mata Air Tegal Suci, Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang. Sehingga untuk yang akan datang Ida Bhatara Pura Besakih melasti ke Mata Air Toya Sah, tahun 2021. Mata Air Toyasah hanyut pada Kamis (1/2) pukul 05.00 Wita akibat banjir di Sungai Yehsah, airnya meluap hingga menggerus beji. Sebab, Mata Air Toyasah berlokasi di tepi sungai bagian timur.
Sebelumnya, Mata Air Toyasah sempat jebol bagian bawah kolam,12 Desember 2017, selanjutnya dilaksanakan upacara magpag toya pada Anggara Kliwon Tambir, Selasa (26 Desember 2017) dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Gria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Tujuan ritual agar debit air kembali normal memenuhi kolam ternyata terjadi bencana susulan seluruh areal hanyut.
Sekretaris Majelis Madya Desa Pakraman Karangasem, I Gede Krisna Adi Widana, mengapresiasi perjuangan Kantor Kementerian Agama untuk mengembalikan mata air itu. “Itu mata air yang disucikan umat Hindu, kami dukung untuk dikembalikan, Apalagi untuk melasti Ida Bhatara Pura Besakih,” jelas Krisna. *k16
Kepala Kantor Kemenag Karangasem, Dr Ni Nengah Rustini MSi, mengungkapkan usulan tahap I untuk menormalisasi Mata Air Yehsah itu, agar terealisasi tahun 2019. Sementara rencana usulan tahap II menyangkut perbaikan akses jalan dan penunjang lainnya. “Usulan tahap II kami tunda karena Gunung Agung masih berpotensi erupsi,” katanya, Senin (16/4).
Kebetulan saja, Karya Agung Panca Balikrama di Pura Besakih tahun 2019 melasti ke Pantai Watu Klotok, Klungkung, sehingga masih ada waktu untuk mengusulkan biaya normalisasi mata air itu. Sesuai perhitungan, di setiap tahun ganjil Ida Bhatara Pura Besakih melasti ke Mata Air Toyasah atau ke Pantai Watu Klotok. Khusus untuk melasti ke Pantai Watu Klotok di setiap 10 tahun sekali, di mana tahun masehi berakhir angka sembilan.
Sedangkan tahun genap Ida Bhatara melasti di Mata Air Tegal Suci, Banjar Tegenan, Desa Menanga, Kecamatan Rendang. Sehingga untuk yang akan datang Ida Bhatara Pura Besakih melasti ke Mata Air Toya Sah, tahun 2021. Mata Air Toyasah hanyut pada Kamis (1/2) pukul 05.00 Wita akibat banjir di Sungai Yehsah, airnya meluap hingga menggerus beji. Sebab, Mata Air Toyasah berlokasi di tepi sungai bagian timur.
Sebelumnya, Mata Air Toyasah sempat jebol bagian bawah kolam,12 Desember 2017, selanjutnya dilaksanakan upacara magpag toya pada Anggara Kliwon Tambir, Selasa (26 Desember 2017) dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Gria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Tujuan ritual agar debit air kembali normal memenuhi kolam ternyata terjadi bencana susulan seluruh areal hanyut.
Sekretaris Majelis Madya Desa Pakraman Karangasem, I Gede Krisna Adi Widana, mengapresiasi perjuangan Kantor Kementerian Agama untuk mengembalikan mata air itu. “Itu mata air yang disucikan umat Hindu, kami dukung untuk dikembalikan, Apalagi untuk melasti Ida Bhatara Pura Besakih,” jelas Krisna. *k16
1
Komentar