Ruang Kelas Malah Dibongkar
Dengan pembongkaran tiga ruang kelas ini pihak sekolah SDN 8 Padangsambian terpaksa memindahkan jam belajar ketiga kelas tersebut menjadi dua shif dan memanfaatkan ruang guru.
Rencana Dilakukan Perbaikan
DENPASAR, NusaBali
Tiga ruang kelas milik SD Negeri 8 Padangsambian, Dusun Batukandik, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat yang sudah rapuh dilakukan pembongkaran rata dengan tanah. Pihak sekolah mengaku pembongkaran yang sudah dilakukan pada Desember 2017 ini tanpa ada koordinasi. Dengan kondisi ini, para siswa pun harus belajar berdesak-desakan di ruang guru.
Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SDN 8 Padangsambian AA Rai Mianawati saat ditemui di ruangannya, Selasa (17/4). Menurutnya, gedung sekolah dengan luas 52,26 meter persegi yang dibangun tahun 1970 silam sudah sejak lama dalam kondisi rapuh dan membahayakan siswa. Terkait kondisi ini, pihaknya sudah mengajukan pembangunan kembali gedung yang ditempati siswa kelas I, kelas II dan kelas IV sejak tahun 2015 lalu.
Namun, dalam pengajuannya ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar baru mendapat tanggapan pada tahun 2017 lalu. “Ya baru ditanggapi karena sempat viral di medsos,” imbuhnya.Diungkapkan, yang terealisasi bukannya anggaran yang diajukan untuk pembangunan kembali gedung baru, melainkan hanya perbaikan pada atap dan tembok tanpa perbaikan pondasi.
“Dulu kami sudah sempat ajukan untuk pembangunan gedung baru, bahkan sampai DED kami yang buatkan untuk bertingkat. Tidak diterima, katanya kami harus mengikuti sesuai aturan yang ada. Saat dilakukan sosialisasi pada tanggal 6 Desember 2017 lalu, baru kami tahu bahwa disetujui hanya perbaikan yang dianggarkan sebesar Rp 200 juta,” ungkapnya.
Dengan anggaran tersebut lanjut Agung Rai, pihaknya menyetujui gedung akan dilakukan perbaikan untuk meminimalisir kecelakaan pada siswa. Namun, ternyata pihak pelaksana proyek malah melakukan pembongkaran atau meratakan gedung ini tanpa koordinasi. “Mungkin mis komunikasi, karena waktu mulai rencana perbaikan itu pada tanggal 17 Desember 2017 bertepatan dengan hari libur. Ternyata sudah dilakukan pembongkaran, akhirnya dana yang sudah ada hangus,” imbuhnya.
Dengan pembongkaran tersebut lanjut Agung Rai, pihaknya terpaksa memindahkan jam belajar ketiga kelas tersebut menjadi dua shif dan memanfaatkan ruang guru.
“Kami pindahkan anak-anak ke ruang guru dan mengubah jam belajar pagi dan siang hari sejak tahun 2017 lalu. Guru-guru yang jumlahnya 25 orang kami berikan di ruang saya (kepala sekolah, red) untuk tempat sementara. Bahkan guru memilih duduk di sakepat (tempat istirahat) untuk beristirahat sambil mengawasi siswa agar tidak bermain di bekas bongkaran. Tapi kami sudah dijanjikan di tahun 2018 ini diberikan anggaran pembangunan kembali tapi tidak bertingkat,” ujarnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah Kadisdikpora Kota Denpasar I Wayan Gunawan, menyangkal dengan adanya mis komunikasi antara pihaknya dan pelaksana rehab bangunan. Menurutnya, perencanaan pembongkaran sudah sesuai dengan kesepakatan dan kondisi bangunan yang kerusakannya sudah lebih dari 60 persen. “Tidak ada mis komunikasi, memang rencananya rehab tahun 2017 lalu yang dianggarkan Rp 200 juta. Karena kerusakan diatas angka 60 persen sehingga perehaban itu ditunda, jika dilakukan rehab sangat beresiko bagi keselamatan siswa,” jelasnya.
Kata Gunawan, saat ini pihaknya sudah menganggarkan di tahun 2018 ini sebanyak Rp 850 juta untuk pembangunan kembali gedung itu sesuai bentuk sebelumnya. Pmbangunan kembali tidak dilakukan bertingkat karena kondisi dan kebutuhan sekolah masih mencukupi untuk tiga ruang kelas tersebut. Selain itu kata dia, anggaran juga tidak mencukupi untuk pembangunan di tahun 2018.
“Pembangunan kami lakukan dengan mengambil skala prioritas. Selain itu juga kami sengaja tidak lakukan bersamaan agar kerusakan yang dialami juga tidak bersamaan, jadi anggaran bisa disisihkan kembali dengan perbaikan secara bergilir. Jika memang nantinya diperlukan akan kami bangun yang bertingkat,” terang Gunawan.
Kata Gunawan, saat ini khusus untuk pembangunan SDN 8 Padangsambian pihaknya sudah melakukan pembuatan DED. Pembangunan fisik ditarget akan dilakukan pada Juni 2018. “Kalau tidak ada kendala akan selesai pada bulan September 2018. Ya bersabar dulu, karena ini bukan hanya di SDN 8 Padangsambian saja namun sekarang saja ada 80 pengajuan baik itu perehaban perpustakaan, gedung, ruang kelas dan yang lainnya. Kembali lagi kita melakukan seleksi sesuai skala prioritas,” tandasnya. *m
DENPASAR, NusaBali
Tiga ruang kelas milik SD Negeri 8 Padangsambian, Dusun Batukandik, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat yang sudah rapuh dilakukan pembongkaran rata dengan tanah. Pihak sekolah mengaku pembongkaran yang sudah dilakukan pada Desember 2017 ini tanpa ada koordinasi. Dengan kondisi ini, para siswa pun harus belajar berdesak-desakan di ruang guru.
Hal itu diungkapkan Kepala Sekolah SDN 8 Padangsambian AA Rai Mianawati saat ditemui di ruangannya, Selasa (17/4). Menurutnya, gedung sekolah dengan luas 52,26 meter persegi yang dibangun tahun 1970 silam sudah sejak lama dalam kondisi rapuh dan membahayakan siswa. Terkait kondisi ini, pihaknya sudah mengajukan pembangunan kembali gedung yang ditempati siswa kelas I, kelas II dan kelas IV sejak tahun 2015 lalu.
Namun, dalam pengajuannya ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar baru mendapat tanggapan pada tahun 2017 lalu. “Ya baru ditanggapi karena sempat viral di medsos,” imbuhnya.Diungkapkan, yang terealisasi bukannya anggaran yang diajukan untuk pembangunan kembali gedung baru, melainkan hanya perbaikan pada atap dan tembok tanpa perbaikan pondasi.
“Dulu kami sudah sempat ajukan untuk pembangunan gedung baru, bahkan sampai DED kami yang buatkan untuk bertingkat. Tidak diterima, katanya kami harus mengikuti sesuai aturan yang ada. Saat dilakukan sosialisasi pada tanggal 6 Desember 2017 lalu, baru kami tahu bahwa disetujui hanya perbaikan yang dianggarkan sebesar Rp 200 juta,” ungkapnya.
Dengan anggaran tersebut lanjut Agung Rai, pihaknya menyetujui gedung akan dilakukan perbaikan untuk meminimalisir kecelakaan pada siswa. Namun, ternyata pihak pelaksana proyek malah melakukan pembongkaran atau meratakan gedung ini tanpa koordinasi. “Mungkin mis komunikasi, karena waktu mulai rencana perbaikan itu pada tanggal 17 Desember 2017 bertepatan dengan hari libur. Ternyata sudah dilakukan pembongkaran, akhirnya dana yang sudah ada hangus,” imbuhnya.
Dengan pembongkaran tersebut lanjut Agung Rai, pihaknya terpaksa memindahkan jam belajar ketiga kelas tersebut menjadi dua shif dan memanfaatkan ruang guru.
“Kami pindahkan anak-anak ke ruang guru dan mengubah jam belajar pagi dan siang hari sejak tahun 2017 lalu. Guru-guru yang jumlahnya 25 orang kami berikan di ruang saya (kepala sekolah, red) untuk tempat sementara. Bahkan guru memilih duduk di sakepat (tempat istirahat) untuk beristirahat sambil mengawasi siswa agar tidak bermain di bekas bongkaran. Tapi kami sudah dijanjikan di tahun 2018 ini diberikan anggaran pembangunan kembali tapi tidak bertingkat,” ujarnya.
Sementara dikonfirmasi terpisah Kadisdikpora Kota Denpasar I Wayan Gunawan, menyangkal dengan adanya mis komunikasi antara pihaknya dan pelaksana rehab bangunan. Menurutnya, perencanaan pembongkaran sudah sesuai dengan kesepakatan dan kondisi bangunan yang kerusakannya sudah lebih dari 60 persen. “Tidak ada mis komunikasi, memang rencananya rehab tahun 2017 lalu yang dianggarkan Rp 200 juta. Karena kerusakan diatas angka 60 persen sehingga perehaban itu ditunda, jika dilakukan rehab sangat beresiko bagi keselamatan siswa,” jelasnya.
Kata Gunawan, saat ini pihaknya sudah menganggarkan di tahun 2018 ini sebanyak Rp 850 juta untuk pembangunan kembali gedung itu sesuai bentuk sebelumnya. Pmbangunan kembali tidak dilakukan bertingkat karena kondisi dan kebutuhan sekolah masih mencukupi untuk tiga ruang kelas tersebut. Selain itu kata dia, anggaran juga tidak mencukupi untuk pembangunan di tahun 2018.
“Pembangunan kami lakukan dengan mengambil skala prioritas. Selain itu juga kami sengaja tidak lakukan bersamaan agar kerusakan yang dialami juga tidak bersamaan, jadi anggaran bisa disisihkan kembali dengan perbaikan secara bergilir. Jika memang nantinya diperlukan akan kami bangun yang bertingkat,” terang Gunawan.
Kata Gunawan, saat ini khusus untuk pembangunan SDN 8 Padangsambian pihaknya sudah melakukan pembuatan DED. Pembangunan fisik ditarget akan dilakukan pada Juni 2018. “Kalau tidak ada kendala akan selesai pada bulan September 2018. Ya bersabar dulu, karena ini bukan hanya di SDN 8 Padangsambian saja namun sekarang saja ada 80 pengajuan baik itu perehaban perpustakaan, gedung, ruang kelas dan yang lainnya. Kembali lagi kita melakukan seleksi sesuai skala prioritas,” tandasnya. *m
1
Komentar